Rabu, 07 Februari 2018

Puisi Cinta: Cinta itu layu

puisi cinta dan rindu juga kenangan
Sumber gambar : Google.com
Cinta itu layu sebelum mekar. . .

Di awal jumpa yang  tak terencana
Bingkisan ilahi menjelma dalam paras apik dan sempurna
Menusuk-nusuk hati yang beku dari ujung lirik mata
Sontak, tandus jiwa berubah menjadi telaga

Seperti kisah kebanyakan pemuda dan cinta.
Mendadak, bak jiwa tersulut bara pujangga
mengurai kata-kata yang tersesat dalam labirin asmara. Membawanya pulang menuju rumah rindu.
Dan sibuk  menerka-nerka . . .
Siapakah namanya. . .?

Di pertengahan jumpa
Lebih seminggu rindu tertahan di saku baju. Tanpa tau siapakah nama si tuan baru
Di sembunyikannnya hasrat temu pada lipatan pintu, juga pada bisik jarum jam dinding di ruang waktu
Di hapus juga sayatan luka pada garis waktu yang lalu, tentang kisah diawal tunas yang tak tuntas
Tentang kelu yang selalu terseduh bersama kepedihan yang melingkar dalam cawan kalbu. Lalu pergi bersama kisah liyan yang baru merekah .

Sekarang langit kembali jingga, menanda bahwa bulan segera tiba bersama sekerat cahaya senja dipelupuk mata
Aku biarkan pesanku terbawa angin, bersama daun yang berguguran diatas rembulan yang masih mengambang diatas genangan

Akan ada saatnya, sua menjadi pelipur yang bara

Luruh fajar mengganti malam
. . .
-Disebutnya namanya dengan senyum yang setiap malam memacu rindu. Sembari tangan lembutnya menggenggam jemari yang kusut gegara menulis puisi semu-


#Halusinasi

Samata, 7 feb. 2017

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon