Filsafat
adalah Tuhan dari Segala Pengetahuan (A-Filsafatisme), Begitulah kata yang
patut disandangkan dengan filsafat. Filsafat Adalah Induk Dari Pengetahuan
bukan berarti jika kita berfilsafat maka kita harus mempelajari segala
Pengetahuan dan Ilmu-ilmu. Secara sederhana mungkin bisa di istilahkan dari
filsafatlah muncul beragam pengetahuan dan ilmu yang kita kenal saat ini.
Banyak pendapat yang berbeda namun tentu pendapat yang paling dominan adalah Filsafat sebagai induk pengetahuan, Pendapat yang paling aneh menurut saya adalah bahwa bukan filsafat sebagai induk pengethauan melainkan Geografi. Wah.. Pikiran saya saat membaca artikel tersebut sedikit terharu. Terharunya kenapa? Karena pada artikel tersebut mungkin menggunakan doktrin-doktrin agama untuk memperkuat tulisannya, tidak sampai disitu ada juga pendapat yang mengatakan bukan filsafat induk segala pengetahuan melainkan Bahasa.
Sebenarnya
perbedaan pendapat di atas disebabkan dari pemaham kita tentang apa itu
filsafat. Seperti yang saya tekankan pada tulisan-tulisan saya di blog ini atau
di blog lainnya bahwa ‘Sebelum bertanya dimana ada baiknya bertanya Apa’.
Maksud penulis disini dalam konteks perbedaan pendapat di atas adalah sebelum
membandingkan Sesuatu dengan sesuatu lainnya terlebih dahulu pertanyakan apa
itu sesuatu, contoh kasus Geografi dan Filsafat, sebelum membandingkan, pertanyakan
dulu apa itu filsafat dan apa itu geografi. Nah itulah masalah sederhananya,
Perbedaan pemahaman tentang apa itu filsafat tentunya membuat pendapat itu
berbeda.
Untuk memahami Apa itu filsafat mungkin saya tidak akan menguraikannya panjang lebar, untuk referensi banyak bacaan tentang hakikat dari filsafat, berikut artikel-artikel yang harus anda pahami terlebih dahulu:
Ok sekiranya anda sudah punya sedikit pemahaman tentang filsafat.
Untuk memahami Apa itu filsafat mungkin saya tidak akan menguraikannya panjang lebar, untuk referensi banyak bacaan tentang hakikat dari filsafat, berikut artikel-artikel yang harus anda pahami terlebih dahulu:
Ok sekiranya anda sudah punya sedikit pemahaman tentang filsafat.
Di paragraph
ini saya akan mematahkan pendapat tentang Geografi adalah induk dari ilmu
pengetahauan yang mengkaitkan doktrin agama dimana cerita adam dan hawa di bumi
ini yang katanya diciptakan berpisah lalu kemudian bertemu setelah menjelajah,
dari pernyataan di ataslah ada yang berpendapat bahwa Geografi adalah Induk
ilmu pengetahuan karena tentu saja adam sebagai manusia pertama menjelajah di
atas bumi ini, dimana menjelajah adalah sifat dominan dari geografi, yang jadi
pertanyaannya, apakah saat menjelajah atau akan menjelajah Adam tidak berfikir
terlebih dahulu? Tentu saja Adam akan berfikir dan dalam konteks kecil secara
khusus saat adam berfikir maka dapat di katakan dia seorang filsuf walaupun
tidak secara universal. Dan lagi filsafat sebagai ilmu pengetahuan bukan
berarti filsafat adalah pengetahaun dan ilmu pertama di muka bumi, Bukan itu
maksud dari slogam tersebut. Tetapi secara hakikat arti Filsafat membutuhkan
waktu yang panjang, namun secara sederhana kita pahami filsafat adalah
berfikir. Itu saja dulu. Namun bukan berarti semua yang berfikir di katakan
seorang filsuf.
Ok diatas
sudah cukup jelas, nah bagaimana dengan pernyataan tentang bahasa adalah induk
ilmu pengetahuan? Wah mungkin pernyataan kedua ini lebih baik dari pada yang
pertama, hehe. Ok jadi menurut pendapat ini kita tidak akan bisa berfilsafat
tanpa bahasa, kata ataupun sejenisnya. Mungkin masuk akal karena kita tidak
dapat menyampaikan tesis-tesis filosof tanpa bahasa. Yah masuk akal jika kita
pahami filsafat hanya pada kulitnya, Filsafat bukan hanya kegiatan-kegitan
menuangkan alam mental ke alam duniawi. Bukan itu yang di katakan filsafat.
Yang harus di tekankan Filsafat tidak akan ada jika anda tidak punya Otak. Itu
saja. Kita lebih rinci sedikit. Bahasa adalah sarana penyampaian hidup dan
disisi lain filsafat bisa di katakana dalam pandangan yang berbeda sebagai
pemaknaan atas pengalaman dalam konteks yang ada dan mungkin ada. Bahasa
tersusun dari kalimat-kalimat, kalimat berasal dari susunan kata, kata terdiri
dari beberapa huruf dan huruf merupakan symbol-simbol pengantar makna, yang
jadi pertanyaan siapa yang membuat symbol-simbol tersebut? Mungkinkah ada
sesuatu yang tidak mempunyai kesadaran menciptakan symbol-simbol yang bermakna?
Tentu saja untuk berkesadaran kita perlu sarana kesadaran, apa sarananya? Otak
(Pikiran). Jadi untuk membuat symbol tentu saja kita akan memikirkan seluruh
kesatuan-kesatuannya agar membentuk makna. Apakah proses ini bukun proses
filsafat? Hehe filsafat itu mendasar.
Bagaiamana
sahabat? Jadi sudah jelas filsafat lah Kesadaran segala ilmu dan pengetahuan,
Filsafat adalah Tuhan dari segala pengetahuan, Segala bidan ilmu yang anda
ketahui itu hanya produksi Filsafat dalam proses yang sangat panjang. Bisa di
ibaratkan Adam adalah filsafat, dari filsafat muncul keturunan-keturunan sampai
saat ini, Namun kenapa filsafat tidak begitu eksis didunia bukan tidak eksis
namun sudah menjadi Background kehidupan makanya kita tak dapat
mendefinisakannya secara fisik. Contoh kecil jika anda tau susunan nama-nama
keluarga anda sampai ke Adam atau manusia pertama, atau mungkin terlalu jauh,
jika anda mengetahui nama kakeknya kakek anda, dan kakek tersebut punya kakek,
serta kakek-kaket tersebut punya kakek kakek terus menerus cukup 10 generasi
saja saya yakin anda tidak mengetahuan persis silsilah keturunan keluarga anda.
Itulah FILSAFAT. Jembatan dari segala Ilmu.
Ok mungkin
itu saja dari penulis, Berbeda pendapat sudah menjadi fitrah Kesadaran Alam
Semesta, ketika pertama kali Pencipta menciptakan ciptaannya sudah tentu ada
pembeda antara ciptaan dan pencipta, oleh karena perbedaan itu wajar, Jika
sekiranya adalah pendapat yang lain silakan tulis pendapat anda di kolom
komentar, jika ada ijin kesempatan penulis akan membalas didalam kesempatan
yang di ijinkan dimana kesempatan adanya ijin tersebut dan tersebut itulah
adalah ijin dari kesempatan. SALAM FILOSOFIS salam A-filsafatisme.