Selasa, 15 September 2015

catatan seorang pecinta.

Bercinta di ranjang Shopienmu

Dapatkah aku mengerti cinta pada titik kebosanan, aku begitu bosan dengan labirin kebenaran. Tapi besar cintaku menggebu membuka pintu satu-persatu. Aku tidak sombong atau berusaha untuk sombong. Sungguh diri MU tak dapat di sombongi apalagi di angkuhi. Karena hanya engkaulah yang maha Sombong pula maha Angkuh.
Tak selayaknya aku meminta. Hidupku sudah menjadi ciuman yang paling mesar darimu. Dengan hidup aku bisa mengenalmu sehingga aku dapat menyandarkan pelukanku di pundak-MU.
Dalam galaksi jantungku. Aku ingin selalu merasakan galaksi tandamu, bertunggal bersamamu, ber ika bersamamu. Tapi mereka berkata, untuk aku bisa tidur bersamamu. Aku mesti memahalkan diri dari dunia. Melepaskan semua keinginan duniawi. Menuju pada dirimu saja. yang ada pada metafisik. Sehingga aku harus melangkah dari fisik, melucuti fisik.
Bersama bulan aku bernyanyi pada kegelapan rindu. Secercah cahayamu kutunggu pada bait-bait pepohonan yang tertiup oleh udara-Mu. Rinduku begitu candu ingin bercinta di ranjang shopienmu.
Tidak ada yang kuinginkan kecuali diri-MU. Diri-Mu yang tanpa terkecuali. Kumuridkan diriku pada kehadirat shopienmu. Kugurui diriku pada qalam phileinmu. Merdu nyayian kata-katamu membuatku klimaks hegemoni. Panah cintamu menghancurkan duri-duri permusuhan.

Maka tidak lain. Sholatku, ibadahku, hidupku, matiku. Hanya untuk beribu dirimu pada ketunggaan yang alfa-omega. Yang A dan Z.

catatan seorang pecinta
sufi sedang bercinta.
sumber : kampoengsufi.wordpres.com

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon