Berfilsafat, mungkin itu adalah kata yang tepat untuk
tulisan ini, kalau kita kategorikan tulisan ini lebih tepat berada di area
epistimologi atau filsafat ilmu. Lebih khusus lagi dalam area Sains dan lebih
dalam lagi adalah Genetika. Namun tentu bukan maksud penulis membuat sebuat
atribut untuk membedakan antara Sains dan Filsafat. Jika pandang secara
harafiah atau indrawi tentu sangat berbeda akan tetapi jika kita lebih dalam
lagi Filsafat adalah Background dari adanya Sains, lebih jelasnya penulis membahas
tentang hal ini di artikel berikut:
Ok, Langsung saja, pada artikel kali ini, mari kita
memikirkan tentang sebuah penciptaan, kita perkecil saja pada microkosmos atau
diri kita sendiri, kita manusia terkadang lupa akan berfikir mendasar, tahukah
anda? Bahwa kita semua terhubung, ibaratkan sebuah Hp dengan hp yang lain mampu
membuat sebuah koneksi untuk mengirim teks atau sebuah getaran frekuensi
membentuk suara., yang terlihat dari contoh kasus ini adalah Hp yang 1 dan yang
lainnya tidaklah satu kesatuan namun mempunyai koneksi, Real bahwa mereka
adalah sebuah perangkat yang berbeda. Mungkin jika kita mengetahui bahwa itu
hal yang biasa, kita dapat mengirim pesan dari hp yang satu ke hp yang lainnya
karena ada sebuah frequensi yang mengantarkan data-data lalu diterima oleh hp yang lainya kemudian di
transmisikan dalam sebuah bentuk-bentuk symbol agar manusia mengerti.
Dalam contoh kasus di atas, akan masuk akal jika kita
mengerti proses pengiriman data dan penerimaan data melalui sebuah gelombang
radio. Namun maksud penulis bukanlah hal itu, kita lebih dalam lagi, sebenarnya
apa itu frequensi radio? Pernahkah kita berfikir apa itu listrik? Mungkin yang
kita fikirkan adalah bagaimana cara memanfaatkan listrik ini, cara
menghantarkan listrik ini dari sumber yang lain ke sumber yang satu, yang jadi
masalah apa listrik itu? Apa gelombang radio itu?
Jadi, apa gelombang radio itu yang dapat mengantarkan data?
Sebenarnya sangat sederhana, KITA SEMUA
SATU, yang terlihat adalah Hp yang satu dengan yang lain itu tidaklah satu,
namun jauh lebih dalam, jika berfikir mendalam kita akan mendapatkan sebuah
hakiki bahwa sebenarnya Hp itu adalah satu kesatuan, Namun jika kita berfikir
demikian tentu akan muncul banyak pertanyaan diantaranya “Jika kedua hal itu
satu kenapa terlihat dua bagian?” Andai kata pembaca menanyakan hal ini secara
langsung kepada penulis, Penulis hanya akan menjawab “Begitulah Manusia, Kita terlalu nyaman untuk melihat sebuah perbedaan,
kita terlalu focus kepada sebuah perbedaan”(rhamly). Namun tentu dalam
artikel ini, penulis akan membahas hal ini lebih dalam lagi. Kita melihat Hp
yang satu dengan yang lain itu tidak satu, Tentu jika hal ini berbeda pasti ada
pembeda atau Atribut yang membuat mereka berbeda, ada pembeda antara Air laut
dengan Air Danau. Air laut atributnya adalah Asing dan kemungkinan Air danau
atributnya seperti ada rasa-rasa yang berbeda, atau mungkin airnya kurang
jernih, untuk lebih jelasnya silakan pertanyakan hal ini kepada ahlinya agar
lebih paham, namun bukan itu kesimpulan yang penulis maksudkan, bukan
atribut-atribut Danau dan lautan tak lain dan takbukan adalah sebuah PERBEDAAN.
Jadi intiya kenapa kita melihat sesuatu seperti sebuah bagian-bagian yang
berbeda, jawabannya adalah kita terlalu focus pada sebuah perbedaan, pada
sebuah atribut, pada sebuah eksistensi, Bukankah kita mencari kebenaran yang
sangat-sangat benar?
Mari kita sedikit merubah pandangan kita, sangat jauh
berbeda antara ilmu Jaringan Komunikasi dan Psikologi hingga Genetika. Kenapa
berbeda? Itu tadi “Kita ingin berbeda”,
Coba anda tanyakan kepada orang-orang yang mungkin sukses dalam bidang
tertentu, tanyakan ‘Apa alasan anda berkarir dan mendalami hal tersebut’
jawaban pasaran dan responsisasi otak bawah sadarnya adalah “aku ingin berbeda
dengan lainya”. Nah ini dia masalahnya . Coba anda perhatikan sebenarnya apa
hubungannya masalah Gelombang Radio ataupun listrik dengan Microkosmos atau diri kita? Coba perhatikan apa yang akan
Penulis bahas di artikel ini? penulis mengatakan kita akan membahas proses
penciptaan atau memikirkan diri kita seperti kata Penulis di paragraph kedua
“…,mari kita memikirkan tentang sebuah penciptaan, kita perkecil saja pada
microkosmos atau diri kita sendiri…”. Trus apa hubungannya dengan listrik
ataupun gelombang radio? Kembali lagi, sederhananya tentu berhubungan Cuma kita
manusia seperti kata penulis “Terlalu fokurs kepada sebuah perbedaan”. Coba
perhatikan ABG kita di Indonesia yang sedang menjaling hubungan yang katanya
slaing sayang. Khususnya daerah Sulawesi.
Cowok : Kamu sayang aku yah?
Cewek : Iye, saya sayangki
Cowok : Serius? Kenapa bisa?
Cewek : Karena kita (Kamu) itu BEDA daripada yang lain.
Nah, sampai disini mengerti maksud penulis? Jadi jika anda
mengambil kesimpulan bahwa maksud penulis adalah “Perbedaan, Kenapa ada
perbedaan, masalahnya ada pada perbedaan” sungguh anda belum mengerti maksud
penulis yang sesungguhnya. Lebih dalam
lagi sebenarnya ”Manusia suka membedakan perbedaanya, membandingkan
perbedaannya” itu saja, seandainya dari awal kita memandang bahwa PSIKOLOGI,
GENITAK, JARINGAN INFORMASI bahkan Bahasa Indonesia ataupun fisika itu satu,
maka kita akan mendapatkan sebuah kenyataan “KITA SEMUA SATU”.
Semua berawal dari Satu
sel membelah menjadi dua sel hingga beribu-ribu sel (Biologi), Semua berawal
dari Satu ledakan dahsyat akhirnya
membentuk alam semesta (Fisika), semua terhubung karena satu, Tidak ada
keterhubungan jika tidak satu (Neurologi), Otak manusia saling berhubungan satu
sama lain, saling mempengaruhi (Psikologi) aku dan Diri-Nya satu (Sufi), Aku
adalah kamu, kamu adalah aku, aku menjadi kamu, kamu dan aku menjadi kita. Jadi
Satu (Sang Pecinta Wanita).
“Dua akan menjadi
satu jika tidak ada lagi pembeda antara dua hal tersebut, Dua hal berbeda
karena ada bagian yang berbeda sama lain, berbeda itu relaita namun jangan
sampai kita berbeda untuk membedakan” (Rahman Wangsyah)
Sampai disini, Aku adalah penulis, anda adalah pembaca.
Teruslah focus untuk membaca dan teruslah aku untuk menulis, hingga akhirnya
kita berbeda, Tidak. Anda bisa juga menulis dan aku menjadi pembaca, kita sama
kawan. Jangan batasai diri anda, jangan bedakan diri anda dari perbedaan kita
saat ini, jadilah penulis maka aku akan menjadi pembacanya, membacalah ketika
aku menulis. Salam A-filsafat.