Jumat, 18 September 2015

Filsafat Ilmu. Menfilsafati filsafat membedakan perbedaan

Berfilsafat, mungkin itu adalah kata yang tepat untuk tulisan ini, kalau kita kategorikan tulisan ini lebih tepat berada di area epistimologi atau filsafat ilmu. Lebih khusus lagi dalam area Sains dan lebih dalam lagi adalah Genetika. Namun tentu bukan maksud penulis membuat sebuat atribut untuk membedakan antara Sains dan Filsafat. Jika pandang secara harafiah atau indrawi tentu sangat berbeda akan tetapi jika kita lebih dalam lagi Filsafat adalah Background dari adanya Sains, lebih jelasnya penulis membahas tentang hal ini di artikel berikut:


Ok, Langsung saja, pada artikel kali ini, mari kita memikirkan tentang sebuah penciptaan, kita perkecil saja pada microkosmos atau diri kita sendiri, kita manusia terkadang lupa akan berfikir mendasar, tahukah anda? Bahwa kita semua terhubung, ibaratkan sebuah Hp dengan hp yang lain mampu membuat sebuah koneksi untuk mengirim teks atau sebuah getaran frekuensi membentuk suara., yang terlihat dari contoh kasus ini adalah Hp yang 1 dan yang lainnya tidaklah satu kesatuan namun mempunyai koneksi, Real bahwa mereka adalah sebuah perangkat yang berbeda. Mungkin jika kita mengetahui bahwa itu hal yang biasa, kita dapat mengirim pesan dari hp yang satu ke hp yang lainnya karena ada sebuah frequensi yang mengantarkan data-data  lalu diterima oleh hp yang lainya kemudian di transmisikan dalam sebuah bentuk-bentuk symbol agar manusia mengerti.



Dalam contoh kasus di atas, akan masuk akal jika kita mengerti proses pengiriman data dan penerimaan data melalui sebuah gelombang radio. Namun maksud penulis bukanlah hal itu, kita lebih dalam lagi, sebenarnya apa itu frequensi radio? Pernahkah kita berfikir apa itu listrik? Mungkin yang kita fikirkan adalah bagaimana cara memanfaatkan listrik ini, cara menghantarkan listrik ini dari sumber yang lain ke sumber yang satu, yang jadi masalah apa listrik itu? Apa gelombang radio itu?

Jadi, apa gelombang radio itu yang dapat mengantarkan data? Sebenarnya sangat sederhana, KITA SEMUA SATU, yang terlihat adalah Hp yang satu dengan yang lain itu tidaklah satu, namun jauh lebih dalam, jika berfikir mendalam kita akan mendapatkan sebuah hakiki bahwa sebenarnya Hp itu adalah satu kesatuan, Namun jika kita berfikir demikian tentu akan muncul banyak pertanyaan diantaranya “Jika kedua hal itu satu kenapa terlihat dua bagian?” Andai kata pembaca menanyakan hal ini secara langsung kepada penulis, Penulis hanya akan menjawab “Begitulah Manusia, Kita terlalu nyaman untuk melihat sebuah perbedaan, kita terlalu focus kepada sebuah perbedaan”(rhamly). Namun tentu dalam artikel ini, penulis akan membahas hal ini lebih dalam lagi. Kita melihat Hp yang satu dengan yang lain itu tidak satu, Tentu jika hal ini berbeda pasti ada pembeda atau Atribut yang membuat mereka berbeda, ada pembeda antara Air laut dengan Air Danau. Air laut atributnya adalah Asing dan kemungkinan Air danau atributnya seperti ada rasa-rasa yang berbeda, atau mungkin airnya kurang jernih, untuk lebih jelasnya silakan pertanyakan hal ini kepada ahlinya agar lebih paham, namun bukan itu kesimpulan yang penulis maksudkan, bukan atribut-atribut Danau dan lautan tak lain dan takbukan adalah sebuah PERBEDAAN. Jadi intiya kenapa kita melihat sesuatu seperti sebuah bagian-bagian yang berbeda, jawabannya adalah kita terlalu focus pada sebuah perbedaan, pada sebuah atribut, pada sebuah eksistensi, Bukankah kita mencari kebenaran yang sangat-sangat benar?

Mari kita sedikit merubah pandangan kita, sangat jauh berbeda antara ilmu Jaringan Komunikasi dan Psikologi hingga Genetika. Kenapa berbeda? Itu tadi “Kita ingin berbeda”, Coba anda tanyakan kepada orang-orang yang mungkin sukses dalam bidang tertentu, tanyakan ‘Apa alasan anda berkarir dan mendalami hal tersebut’ jawaban pasaran dan responsisasi otak bawah sadarnya adalah “aku ingin berbeda dengan lainya”. Nah ini dia masalahnya . Coba anda perhatikan sebenarnya apa hubungannya masalah Gelombang Radio ataupun listrik dengan Microkosmos  atau diri kita? Coba perhatikan apa yang akan Penulis bahas di artikel ini? penulis mengatakan kita akan membahas proses penciptaan atau memikirkan diri kita seperti kata Penulis di paragraph kedua “…,mari kita memikirkan tentang sebuah penciptaan, kita perkecil saja pada microkosmos atau diri kita sendiri…”. Trus apa hubungannya dengan listrik ataupun gelombang radio? Kembali lagi, sederhananya tentu berhubungan Cuma kita manusia seperti kata penulis “Terlalu fokurs kepada sebuah perbedaan”. Coba perhatikan ABG kita di Indonesia yang sedang menjaling hubungan yang katanya slaing sayang. Khususnya daerah Sulawesi.

Cowok : Kamu sayang aku yah?
Cewek : Iye, saya sayangki
Cowok : Serius? Kenapa bisa?
Cewek : Karena kita (Kamu) itu BEDA daripada yang lain.

Nah, sampai disini mengerti maksud penulis? Jadi jika anda mengambil kesimpulan bahwa maksud penulis adalah “Perbedaan, Kenapa ada perbedaan, masalahnya ada pada perbedaan” sungguh anda belum mengerti maksud penulis yang sesungguhnya.  Lebih dalam lagi sebenarnya ”Manusia suka membedakan perbedaanya, membandingkan perbedaannya” itu saja, seandainya dari awal kita memandang bahwa PSIKOLOGI, GENITAK, JARINGAN INFORMASI bahkan Bahasa Indonesia ataupun fisika itu satu, maka kita akan mendapatkan sebuah kenyataan “KITA SEMUA SATU”.

Semua berawal dari Satu sel membelah menjadi dua sel hingga beribu-ribu sel (Biologi), Semua berawal dari Satu ledakan dahsyat akhirnya membentuk alam semesta (Fisika), semua terhubung karena satu, Tidak ada keterhubungan jika tidak satu (Neurologi), Otak manusia saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi (Psikologi) aku dan Diri-Nya satu (Sufi), Aku adalah kamu, kamu adalah aku, aku menjadi kamu, kamu dan aku menjadi kita. Jadi Satu (Sang Pecinta Wanita).

Dua akan menjadi satu jika tidak ada lagi pembeda antara dua hal tersebut, Dua hal berbeda karena ada bagian yang berbeda sama lain, berbeda itu relaita namun jangan sampai kita berbeda untuk membedakan” (Rahman Wangsyah)

Sampai disini, Aku adalah penulis, anda adalah pembaca. Teruslah focus untuk membaca dan teruslah aku untuk menulis, hingga akhirnya kita berbeda, Tidak. Anda bisa juga menulis dan aku menjadi pembaca, kita sama kawan. Jangan batasai diri anda, jangan bedakan diri anda dari perbedaan kita saat ini, jadilah penulis maka aku akan menjadi pembacanya, membacalah ketika aku menulis. Salam A-filsafat.


Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon