Minggu, 13 September 2015

Theis, Atheis dan Agnostic Wajib Baca


Islam : Aku yang paling benar, karena aku satu-satunya agama disisi ALLAH SWTKristen : Bukan, akulah yang benarTidak ber-agama : Agama kalian hanya pembatasanTidak Bertuhan : Kalian bertiga orang gila yah?
Apapun paham anda, anda sama saja dengan yang lain. Tertutup dalam etika kebenaran, semakin mutlak kebenaran itu maka hancurlah tujuan kebenaran itu sendiri. seseorang yang bijak mampu menempatkan dirinya dalam kondisi apapun, menahan emosi dan egonya dalam ke-akuannya sendiri.

Orang ber-agama mengkafirkan orang-orang yang tidak beragama dan tentunya selain agamanya itu sendiri. Orang yang tidak ber-agama menganggap agama-agama adalah pembatasan untuk dirinya. Orang yang bertuhan dengan ber-agama punya alasan tersendiri begitupun dengan orang yanng bertuhan tanpa beragama atau tanpa keduanya.

THEIS, ATHEIS dan AGNOSTIC sekalipun semua sama saja jika ke-Akuannya masih didepan. Theis mengklaim bahwa dirinyalah yang paling benar, bukankah atheis dan agnostic sama saja seperti itu? jika tidak kenapa masih atheis dan angnostic?. Lalu apakah ada kebenaran yang sehakikinya? tentunya ada karena kebenaran yang di buat-buat saja sudah ada dan tentunya di pelihara dengan ego kita semua.

Ketika kita menjadi Theis (ber-agama) mau tidak mau kita harus mempunyai alasan mengapa kita theis, sebagai landasan untuk menjadi orang yang ber-agama dan tentunya alasan itu seharunya kita perkuat juga bukan? nah bagaimana dengan Atheis ataupun Agnostic? Sama saja, selalu mencari alasan untuk mempertahankan pendapatnya serta ke-akuannya.

Apapun anda, itu pilihan anda, anda ingin ber-agama silakan, tentunya anda punya alasan untuk hal itu. Anda ber-agama islam tentunya anda punya alasan untuk ber-agama islam, sama halnya ber-agama yang lain. 

Apapun pilihan anda, jadilah pilihan anda jangan sampai pilihan anda yang membuat anda menjadi bukan pilihan anda, jika anda pilih Atheis fokuslah ke Atheis, tidak usah melihat-lihat orang orang yang berbeda pilihan dengan anda.

Dan lagi untuk anda yang memilih Agnostic tentu saja punya alasan yang mendalam, namun jangan sampai itu membuat anda merasa paling benar diantara segalanya, jika anda pilih tak ber-agama sudah tidak usah ber-agama. tapi jangan sampai anda hanya fokus kepada keburukan-keburukan agama-agama, celah-celah agama, mengurusi agama yang lain. Kalau anda memilih untuk tidak ber-agama yang fokus saja kepada tidak ber-agama namun tentunya tidak mengusik pilihan orang lain.

Ketiga diatas adalah sebuah pilihan untuk anda, mungkin diantara kita ada yang sudah memilih dan kemungkinan juga ada yang masih terpengaruh doktrin. namun tentunya sebaik-baik pilihan ketiga di atas adalah sebuah kebijakan. apapun pilihan anda teruslah bijak. jangan sampai pilihan anda membuat anda buta akan kebenaran yang harus terus menerus kita raih. jangan sampai kebenaran pilihan anda dijadikan sebuah kemutlakan. hidup itu toleran. 

Bagaimana menjadi bijak dalam ketiga hal itu? apapun pilihan anda Theis, Atheis ataupun Agnistic tetaplah terbuka untuk kebenaran yang lain dan tentunya tidak saling menghina, jika anda masih suka menghina pilihan yang lain, coba periksa kembali pilihan anda, jika anda sudah merasa paling benar pilihan anda, coba periksa kembali apa itu kebenaran, jika anda masih saja meremehkan tulisan ini, anda sebenarnya belumlah bijak dalam memilih. 

Mari menjadi satu dalam makhluk yang paling sempurna. sudah cukup menggap kita yang paling benar, sudah cukup menganggap kita yang paling mengenal Tuhan, sudah cukup menganggap kita yang paling dekat dengan Tuhan, sudah cukup... Mungkin istilah antara agnostic dan theis serta atheis itu berbeda, apapun namanya fokuslah kepada kepercayaan anda. kita tidak perlu mengusik sama lain dan tentunya kita perlu saling memperkenalkan.

MEMPERKENALKAN BOLEH SIAPA KITA, kenalkan siapa dirimu, kenalkan kepercayaanmu bukan menghina, menfitnah dan mencari-cari kejelekan kepercayaan yang lain. 


"Carilah kebenaran diantara pilihan yang ada, bukan mencari ketidak benaran  diantara pilihan yang ada" A-Filsafatisme

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon