“jika seorang Filosof mau kaya, dia akan
dengan gampang memiliki kekayaan itu. Hanya saja mereka memiliki ambisi ka arah
yang lebih mulia.”
Sebuah
Ringkasan dari Sejarah Filsafat Barat, Bertrand Russel
Setiap seorang pemula filsafat yang akan
mempelajari filsafat atau seorang yang sudah menjadi penikmat Filsafat selalu
menyebutkan Thales yang mengatakan bahwa air adalah sumber dari segala sesuatu
sebagai awal mula filsafat. Ia pun disebut juga sebagai bapaknya filsafat dan
itu tak dapat di pungkiri bahwa peranannya terhadap Filsafat amatlah berharga.
Thales lahir di sebuah daerah bernama Miletus di
tahun 624 SM-546 SM, sebuah Daerah yang saat itu sedang berlangsung pertarungan
miris kelas yang mempertemukan antara kaum budak dengan kaum kelas atas. Kaum
budak yang tak ingn ditindas menindas kaum bangsawan. Dan kaum bangsawan yang
memiliki kekuatan ekonomi mambalas dengan pembalasan yang lebih keji. Saat itu
Miletus memang sedang mengalami konflik ditengah kemajuan ekonomi dan politik
di abad 7-6 SM. Yang kemudian di tangan Cyrus Ekonomi Yunani menembus Gurun
Mesir.
Pada tahun 585 SM. Thales telah menunjukkan
kejeniusannya dengan keberhasilannya membuktikan ramalan Gerhana mataharinya
yang saat itu belum ada yang mampu meramalkannya dengan tepat. Memang sudah ada
sekelompok Astronom di Babilonia yang telah mampu meramalkan terjadinya gerhana
bulan dengan tepat selama siklus kira-kira 19 tahun. namun untuk meramalkan
gerhana matahri mereka mendapat kesulitan dengan alasan bahwa fakta mengatakan
gerhana matahari hanya bisa disaksikan di satu tempat tapi tidak untuk tempat
yang lainnya.
Hitungan matematika yang dimiliki oleh Thales
menurut legendanya berhasil ia dapatkan lewat lawatannya ke Mesir yang memberinya
ilmu Geometri. Lewat ilmu itu Thales telah mampu menghitung jarak sebuh kapal di laut
berdasarkan sebuah observasi yang di lakukan di dua tempat di daratan. Dan ia
dengan cerdiknya menghitung tinggi piramida tanpa mendakinya. Hanya menghitung berdasarkan
panjangnya bayanagan piramida itu.
Thales adalah salah satu dari Tujuh Orang Bijak
Yunani, yang memiliki pernyataan yang bijak, Thales sendiri menurut kisah
tradisi, membuat pernyataan bahwa “ yang terpenting dari segalanya adalah Air”.
Pernyataan bahwa segala sesuatu terbuat dari air
bisa di anggap sebagai hipotetis ilmiah yang jauh dari kata Tolol. Karena
memang terbukti dizaman ini dengan di terimanya pandangan bahwa segala sesuatu
terbuat dari hidrogen, yang dua pertiganya adalah air. Thales banyak di jadikan
rujukan bagi para penerusnya di Miletus meski ilmu pengetahuan dan filsafat
Thales masih sangat murni namun mampu merangsang pemikiran dan Observasi.
Aristoteles dalam Politics memiliki kisah
menghibur mengenai Thales.
Ia mengkisahkan “ ia di cemooh karena miskin, dan
filsafat yang ia jadikan sebagai pekerjaan tak mampu membuatnya menjadi orang
yang kaya. Kata orang sekitarnya filsafat itu tidak berguna. Namun dengan
kejeniusannya mengenai filsafat perbintangan, Thales mengetahui jika tahun
depan akan terjadi panen buah Zaitun yang berlimpah meski sedang terjadi musim
dingin. Dengan uang yang sedikit ia pergi membeli sebuah alat pengolah buah
Zaitun di Chios dan Miletus yang ia tawar dengan harga yang rendah yang tak
ditolak sama sekali. saat musim panen tiba orang-orang tak memiliki persiapan
apapun untuk memanen buah Zaitun karena mereka tak tahu. Dari kesempatan inilah
Thales muncul diantara mereka dan menjual kembali alat pengolah buah Zaitun.
tapi karena bijaknya ia menjualnya dengan harga yang suka rela. Dari kisah ini
Thales membuktikan jika seorang Filosof mau kaya, dia akan dengan gampang
memiliki kekayaan itu. Hanya saja mereka memiliki ambisi ka arah yang lebih
mulia.”