Jumat, 18 September 2015

pandangan mistik: Tuhan punya banyak agama?

msitik. tuhan
sumber gambar misterabib.blogspot.com

                Tuhan selalu menjadi topik untuk menarik untuk dibahas. Sifat transendental-Nya menjadikan Dia objek kajian yang sulit terpecahkan. Hingga manusia menemukan konsep tentang Tuhan. Belum pernah ada manusia yang melihat atau menyaksikan secara Tuhan secara langsung. Kecuali melalui tabir, mimpi, atau perantara lainya. Yang tersisa tentang penyaksianya hanyalah keyakinan terhadap literatur teks dan wahyu yang di tinggalkanNya.
                Membahas tentang Tuhan tentu tak luput dari tasawuf, mistik dan metaphysic.sebelum melangkah jauh kita bahas dulu ketiga partikel di atas. Apa itu tasawuf telah di jelaskan di artikel sebelumnya (di sini). Kemudian selanjutnya apa itu mistik. Mistik pada dasarnya adalah tasawuf. Hanya saja istilah tasawuf lebih populer di gunakan dikalangan agama Islam. Tetapi mistik lebih umum di gunakan pada setiap kepercayaan dan penganut agama(theis).
                Kembali kepada apa itu mistik. Secara sederhana mistik berarti persatuan dengan zat yang di luhurkan. Di luhurkan maksudnya sesuatu yang kita percayai dan bersifat immateri, gaib ataupun transendental. Dan itu berarti  yang di luhurkan tersebut bisa jadi Tuhan ataupun sesuatu yang gaib lainya.
Selanjutnya metaphysic, berakar dari kata meta, “sesudah” dan physic, “fisika”. Secara bahasa berarti sesudah fisika. Metaphysic atau metafisika adalah cabang keilmuan yang mengkaji tentang segala sesuatu yang berada di balik ruang fisika. Baik itu tentang Ketuhanan, akal murni dan sebagainya.
Setelah semua pengantar di atas. Kita lanjut ke konsep tentang ketuhanan.
Tuhan adalah sebuah konsep dzat MahaTinggi, mahaKuasa dan mahaSegalanya. Yang kemudian sebut sebagai pencipta semesta. Pencipta mahluk dan segala atribut kehidupan. Aristoteles menyebutnya sebagai causa prima atau penyebab yang tak di sebabkan. Anselmus mengatakan Tuhan adalah sesuatu yang lebih besar yang tidak bisa di fikirkan.
Jadi inti dari konsep tentang ketuhanan adalah Tuhan sebagai sesuatu yang transenden, kebenaran yang absolut, jauh dari jangkaun manusia dan eksistensinya senantiasa berada di sekitar kita.
Unikya konsep ketuhanan hanya terdapat di dalam agama, tidak dalam kepercayaan. Meski demikian Agama secara otomatis di anggap juga sebagai kepercayaan sedangkan kepercayaan tidak selalu bisa disebut sebagai agama. namun untuk saat ini kita akan membahas kepercayaan dan agama secara bergandengan.
Dalam pendekatan mistik. Setiap agama atau kepercayaan memiliki mistik tersendiri. Dalam islam di sebut sebagai tasawuf. Dalam hindu, budha kristen juga memilikinya. Setiap mistik tersebut jika kita pandang dari sisi netral maka akan tampak kesemua adalah benar. Dan secara otomatis mengaburkan pandangan dan mempluralkan setiap agama benar.
Contoh islam. dalam tasawufnya memiliki tahapan untuk mencapai puncak makrifat. Setiap tahap atau tangga itu memiliki klaim unik  dan tata cara untuk mencapainya. Misalnya dari tangga syariat kita tak kan pernah benar benar mencapai tangga selanjutya jika tangga syariat belum di jalani atau terselesaikan hingga tuntas. Jika seorang berhasil mencapai makrifat. Itulah puncak. Pada puncak ini, pakaian keduniaan ia lepaskan. Dan yang menjadi tujuanya hanyalah hidup setelah kematian. Yang ada hanyalah mahabbah, Sifat yang terpeihara dan gerak hidup berdasarkan tuntunan Tuhan. Atau lebih di kenal dengan Zuhud, wara’ dan sebagainya.
Juga dalam agama budha. Ketika seorang mengabdikn dirinya untuk menjadi seorang biksu. Ia menanggalkan segala kepentingan yang berkaitan dengan dunia, sifat yang terpelihara. Ketenangan jiwa. Perasaan menyatu dengan Tuhan. Yang ada dalam geraknya hanyalah kebaikan. Hingga secara zahir tak jauh beda dengan orang mencapai makrifat.
Demikian juga dalam agama agama yang lainya. Mungkin rasanya(karena penulis belum mencapainya, hanya berdasarkan berbagai liteatur) seperti Tuhan melebur dengan diri, tanpa tabir yang memisahkan atau seperti menjadi bagian dari tubuh.
 Meskipun cara yang di gunakan berbeda. Tahap dan metode yang berbeda. Namun pada akhirnya akan terlihat sama saja. Setiap penganut yang bersungguh sungguh ingin berjumpa Tuhanya akan mendapatkan ‘penerangan’ pada puncak pencarianya.
Jadi jika demikian. Manakah yang benar di antara kesemua itu? Bukan kah Tuhan hanya Satu? Apa mungkin kita bisa bertemu dengan satu Tuhan yang sama melalui agama atau kepercayaann yang berbeda beda?
Mengutip jawaban dari prof. Qasim, sebenarnya semuanya benar. Jika itu mengandung maslahat maka itu benar. Sesuatu yang mengadung maslahat pasti syariat. Karena syariat islam mengadung maslahat. Maka syariat islam benar.
Lalu bagaimana dengan yang lainya? Coba di teliti dahulu apakah semua cara atau tahap yang di lalui sudah benar sesuai dengan syariat. Tanpa menjudge. Mungkin saja mereka bisa mencapai menyamanan itu. Tapi ada pihak yang di rugikan. Binatang misalnya atau mahluk lain.

Wallahu’allam.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon