Catatan seorang
pecinta
papar Wajahmu
papar Wajahmu
Dari papar
wajahmu yang mistik itu, senyumanmu menghegemonikan penglihatanku. aku
terkagum, karena dari balik wajahmu itu, aku mendapati Tuhan yang tersingkap di
balik senyumanmu.
Mungkin itulah
pujian yang dapat mewakili keindahan paras wanita, yang seringkali di anggap
sebagai sebuah kelemahan, dan seringkali di jadikan tempat mendarat bagi bogem
mentah emosi para maskulin.
Padahal dalam
sejarah eksistensi si khalifah. Adam si manusia paling senior menunjukkan
bagaimana pentingnya kehadiran si Hawa yang feminism. Adam dalam historisnya
merasa kesepian dengan kesendiriannya setelah hadirnya Hawa. Adam membawa
kesendiriannya pada ketiadaan selain cinta.
Sosok wanita
begitu istimewa, jantung eksistensi manusia ada pada jantungnya. Al-Qur’an
mengistimewakan dengan pemberian nama surah yakni surah An-Nisa. Dalam surah
itu berbagai aturan akan dirinya di tetapkan membuatnya semakin istimewa.
Maka keistimewaan
pada rahim Tuhan itu adalah mutlak bagi para maskulin untuk menghormatinya juga
menyanginya. Karena hormat dan sayangnya adalah bentuk cintanya pada Tuhan yang
maha feminism.