Jumat, 04 September 2015

Pengantar Filsafat. ( Apa yang menimbulkan Filsafat itu bisa Ada ? )

Seorang pelajar atau penikmat yang baru ingin menyantap sebuah hidangan bernama Filsafat. Jika ia adalah seorang yang peka. Maka ia akan berdialektika mengenai “mengapa Filsafat itu bisa muncul. Apa yang mendorong Filsafat itu bisa Ada?.”
Pertanyaan tersebut kiranya dapat membuat Filsafat itu semakin lezat terlihat. Atau dengan menjawab pertanyaan tersebut kita bisa sedikit demi sedikit mengerti apa yang membuat Filsafat itu memiliki beribu rasa yang mencenangkan.
Dalam bukunya, Alam Pemikiran Yunani. Bung Hatta menuliskan.
“ Tiap Bangsa betapapun Biadabnya, mempunyai dongeng Takhayul. Ada yang terjadi dari kisah perintang hari, keluar dari mulut orang yang suka bercerita. Ada yang terjadi dari muslihat menakut nakuti anak supaya tidak nakal. Ada pula yang timbul dari keajaiban alam yang menjadi pangkal heran dan takut. Dari itu orang menyangka alam ini penuh oleh dewa-dewa. Lama kelamaan timbullah berbagai fantasi. Dengan fantasi itu manusia dapat menyatukan ruhnya dengan alam sekitarnya. Orang yang membuat fantasi itu tidak ingin membuktikan kebenaran fantasinya karena kesenangan ruhnya terletak pada fantasinya itu. Tetapi kemudian ada orang yang ingin mengetahui lebih jauh. Di antaranya ada orang yang tidak percaya, ada yang bersifat Kritis, lama kelamaan timbul keinginan pada kebenaran.
Orang-orang Grik dahulunya banyak mempunyai dongeng dan Takhayul. Tetapi yang ajaib pada mereka adalah bahwa angan-angan yang idah itu menjadi dasar untuk mencari pengetahuan se mata-mata untuk tahu saja. tidak menghrapkan untung dari itu. Berhadapan dengan alam yang indah dan luas, yang sangat bagus dan ajaib pada malam hari, timbul di hati merekakeinginan hendak mengetahui rahasia alam itu. Lalu timbul pertanyaan di dalam hati mereka, dari mana datangnya alam ini, bagaimana terjadinya, bagaimana kemajuannya dan kemana sampainya. Demikianlah selama beratus tahun alam ini menjadi pertanyaan yang memikat perhatian ahli pikir Grik.”
Berdasar kutipan dari Bung Hatta “ Socratesnya Indonesia” kita bisa memetik sebuah kesimpulan. Pertama, Dongeng atau sebuah legenda dan cerita-cerita indah sebelum tidur yang dibacakan Ibu kepada anaknya dapat menimbulkan Filsafat. Dari cerita yang menghadirkan misalnya, Gatot Kaca yang bisa terbang dengan gegap gempita dan dianugrahi tulang yang sekeras baja menimbulkan berjuta tanya. Adakah manusia yang seperti itu?. dan akhirnya pertanyaan itu menimbulkan Filsafat. Kedua, Keindahan yang terlukiskan di kanvas luas Alam, dan beribu Bintang yang sedang merayu bulan di malam hari yang mempesona. Akan membuat manusia merasakan ketakjuban dan mengundang hasrat mereka untuk mengetahui apa rahasia dibalik keindahan itu. kegiatan menyingkap rahasia itu akan menimbulkan Filsafat.
Plato si Filosof Yunani kuno yang “super Bijak” itu pernah mengatakan bahwa Filsafat di mulai dari ketakjuban. Sikap heran dan takjub itu menimbulkan rasa ingin tahu dan rasa ingin tahu itu menimbulkan pertanyaan. Dan pertanyaan itu menimbulkan jawaban. Namun jawaban tersebut belum bisa menghapuskan rasa ingin tahunya. Maka ia terus bertanya-tanya hingga mendapatkan kebenaran yang sebenarnya.
Namun perlu kita catat. Tidak semua pertanyaan dapat menimbulkan Filsafat. Tidak semua pertanyaan yang berasal dari ketakjuban dan rasa ingin tahu dapat menimbulkan Filsafat. Misalnya ketika anda merasakan ketakjuban mendengar suara indah Michel Jackson dan bertanya seberapa indahkah suara Micehel Jackson itu. Jawaban tersebut akan terjawab oleh Indra pendengaran. Atau contoh lainnya. Suatu waktu anda datang ke sebuah pertandingan sepak bola yang menghadirkan gegap gempitanya para suporter sepak bola yang membeludak. Anda lalu bertanya “ berapa banyak Suporter yang hadir di stadion itu?”. pertanyaan ini tidak bisa menimbulkan Filsafat. Karena riset dan perhitugan dari karcis dapat menjawab pertanyaan tersebut. tapi coba kita tengok pertanyaan dari Bapak para nabi. Ibrahim di dalam Al-Qur’an, di kisahkan sedang mencari Tuhan. Ia menyaksikan alam semesta yang indah, lalu ia mengira pasti ada sesuatu yang mengendalikan alam yang begitu luas ini. Ibrahim lalu bertanya . “ Siapakah yang menggerakkan alam semesta ini”. Pertanyaan Nabi Ibrahim ini dapat menimbulkan Filsafat. karena Indra dan riset amatlah sulit menjawab pertanyaan tersebut. tapi dengan keseriusan Ibrahim menarik kesimpulan bahwa sesuatu yang Esa lah yang mengendalikan alam semesta ini. Begitupun juga pertanyaan dari Bapak Filsafat. Thales bertanya “ Apakah sebenarnya bahan alam semesta ini.” Pertanyaan dari bapak filsafat ini dapat menimbulkan filsafat. dan pertanyaan ini dalam sejarah mengawali kegiatan Filsafat yang lebih serius. Menjadi inspirasi bagi para Filosof yang datang setelahnya.

Apa yang ada disekitar kita saat ini tak beda jauh dengan apa yang ada di zamannya pra,pasca Socrates di Yunani. Kita masih sering mendegar sebuah dongeng dan beberapa legenda. Namun lingkungan kita menghadirkan fenomena yang lebih kompleks. Berbagai sektor kehidupan menimbulkan rasa ingin tahu yang besar. Ahmad Tafsir mengatakan. Bahwa “sangsi menimbulkan pertanyaan. Pertanyaan menyebabkan pikiran bekerja. Pikiran yang bekerja menimbulkan filsafat. jadi ingin tahu itulah pada dasarnya penyebab timbulnya filsafat.” ini berarti rasa ingin tahu mengawali kegiatan untuk menyingkap kelezatan filsafat itu.
tidak peduli berapa banyak sumber daya yang Anda miliki
jika anda tidak tahu bagaimana menggunakannya mereka tidak akan pernah cukup.


Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon