Selasa, 27 Desember 2016

Kebijaksanaan Caesar dalam film “ Dawn of the Planet of Apes”



Aku baru saja menonton sebuah film genre Sci-fi keluaran tahun 2014. Judulnya Dawn of the Planet of the Apes. Yang di sutradarai oleh Matt Reeves . film ini bercerita tentang perang antara koloni Apes (kera) dan Manusia yang telah hancur peradabannya di karenakan virus mematikan serta peperangan di seluruh dunia. Sehingga manusia dalam film ini adalah manusia terakhir yang bertahan dari bencana itu.

 Secara garis besar film ini  di warnai oleh penghianatan, keputusasaan, dendam, kebijaksanaan dan segala kompleksitas yang dapat mewakili kompleksitas kepentingan para penguasa di dunia ini.
Tulisan ini bukan hendak memaparkan sinopsis , Karena mungkin anda telah menonton film keluaran dua tahun yang lalu ini. Dan mendahului saya yang terlalu terlambat untuk menonton film yang “sebagus” ini. namun intrepretasi makna tetap relevan sampai kapanpun. sehingga Tulisan ini bermaksud untuk membedah kebijaksanaan tokoh Caesar  sebagai pemimpin koloni Apes.
 Saya mencoba menebak isi kepala sutrada dan penulis ( Rick Jaffa dan Amanda silver) scenario film ini memberi nama Caesar kepada tokoh pemimpin kera. Caesar sebagai Augustus Julius Caesar adalah nama tokoh historis yang melegenda. Dengan jiwa kepemimpinannya ia hampir menguasai suluruh dunia di bawah kekuasaan imperium Romawi yang sebelumnya luluh lantah oleh perang saudara. Segala bentuk karakter Caesar sebagai kaisar Romawi punya kemiripan dengan Caesar sebagai Tokoh pemimpin Kera. Serta tragedy pembunuhan Julius Caesar secara sadis di tahun 44 SM juga di gambarkan dalam film ini lewat adegan percobaan pembunuhan Caesar oleh salah seekor Kera yang menjadi tangan kananya. Pemilihan nama Caesar sebagai karakter pemimpin koloni Kera menurut saya cerdas.
 Caesar sebagai pemimpin Kera adalah pemimpin yang  ideal. Ia memiliki karakter gabungan dari kecerdasan, kekuatan dan intuisi yang terbentuk menjadi Negarawan yang arif nan bijaksana. kepemimpinan Caesar ini mampu mengarahkan pendapat para kera yang kritis pada saat terjadi musyawarah antar Kera. Segala bentuk hasutan dari Koba-seekor kera- pendampingnya untuk berperang melawan manusia di tolaknya dengan alasan bahwa  perang dengan manusia akan membuat kita kehilangan keluarga, tempat tinggal dan kesatuan kawanan. Sebagai jalan keluarnya, lihatlah adegan ketika Caesar dengan berkuda memimpin seluruh kawanan kera dewasa mendatangi Menara tempat tinggal manusia. Dengan menggunakan Bahasa manusia ia berkata.
Kera-kera tidak mau berperang tapi akan melawan jika terpaksa” ( teriaknya dengan teriakan yang lantang)
Rumah kera, rumah manusia” sambil menatap kebelakang dan kekawanan manusia untuk menegaskan wilayah kedua kawanan.
Jangan Kembali Caesar mengingatkan kawanan manusia  dengan wajah yang garang berbalik arah meninggalkan kumpulan manusia yang ketakutan dan putus asa.
Begitulah Caesar membawa peringatan untuk manusia. Peringatan itu sebenarnya adalah bentuk gertakan agar tak terjadi peperangan antara manusia dan kera. Karena hanya akan membawa kerugian bagi kedua belah pihak.
Namun film ini menunjukkan bahwa kebutuhan dan keterpaksaan dari manusia yang membutuhkan sumber daya dari sebuah bendungan yang tak jauh dari pusat tempat tinggal kawanan kera, serta dendam dan pengkhiantan dari salah satu kera bernama Koba terhadap manusia membawa cerita menuju peperangan antara kera dan manusia.
Detik-detik sebelum terjadinya pengkhianatan dan penembakan terhadap Caesar. Caesar sempat membantu Malcom sebagai Enginering manusia untuk memperbaiki bendungan. Kebijakan Caesar ini di nilai Kontroversial oleh anaknya sendiri dan Koba. Keputusan Kontroversial ini di kritik tajam oleh keduanya.
Jika manusia punya daya, manusia akan menjadi berbahaya. Mengapa kita menolong manusiaucap Koba.
Mereka terlihat putus asa. Jika kera mengusir manusia mereka akan menyerang kera” ucap Caesar dengan tenang dan beribawa.
Biarkan saja. Jika manusia lengah, Kera akan menghancurkan manusia” ucap Koba dengan penuh dendam.
dan beberapa kera akan mati?, kita punya satu kesempatan untuk perdamaian, biar mereka melakukan pekerjaanya dan mereka lalu pergi” ucap Caesar.
“ ini pekerjaan manusia” Koba menunjuk setiap bekas luka dari tubuhnya akibat dari pekerjaan manusia.
Caesar tahu bahwa Koba adalah Kera yang mendapat perlakuan kejam di salah satu laboratorium manusia di masa lalu. Sehingga ia melihat seluruh manusia sebagai makhluk yang kejam. Caesar melihat Koba telah di butakan oleh pengalaman pahit untuk mengintrepretasikan manusia dalam generalisasi yang keliru. Sehingga Caesar tetap pada pendiriannya dan menolak kritikan Koba.
Koba adalah symbol dari dari kesalahan pemahaman. Proses memahami memang tak bisa lepas dari historisitas. Tetapi historisitas yang pahit tak bisa  di pakai untuk memahami sesuatu. Bersikap huznusan dan melihat dengan penampakan sekarang adalah hal yang terbaik untuk memahami penampakan objek.
Keputusan Caesar di tentang oleh Koba. Atas inisiatifnya sendiri Koba diam-diam mendatangi Gudang senjata manusia. Di sana ia melihat manusia sedang mencoba senjata yang mampu membunuh kawanan Kera. Melihat itu, Koba semakin yakin dengan kejelekan manusia. Dengan terburu-buru ia menemui Caesar yang sedang berada di bendungan.
Di bendungan itu terjadi perkelahian antara Caesar dan Koba. Dan perkelahian itu di menangkan oleh Caesar. Namun di sinialh puncak dari keputuan Kontroversial yang di ambil oleh Caesar. Koba lalu menjadi Penghianat kawanan Kera.
Di malam yang gembira dan cipta, saat manusia dan kera merayakan keberhasilannya memperbaiki bendungan. Diam-diam Koba sambil memegang senjata manusia. Menyelinap di batang pepohonan, lalu menembak Caesar. Caesar lalu jatuh tersungkur. Koba menjatuhkan senjatanya dan menghilang di kegelapan. Semua kera panik. Anak Caesar melihat senjata di batang pohon. Lalu  ia mnyimpulkan bahwa penembakan terhadap Ayahnya di lakukan oleh manusia. Di tengah tuduhan itu. Koba lalu muncul di tengah-tengah mereka. Sambil mengobarkan semanagat berperang para Kera untuk membalaskan dendam atas penembakan Caesar pemimpin mereka. Ini lah pemicu dari peperang Kera dan Manusia.
Koba adalah sosok yang licik. Dan pada setiap kekuasaan sosok licik macam Koba pasti ada. Koba adalah karakter yang tidak bisa berdamai dengan masa lalunya sehingga itu membawanya pada keputusan sebagai penghianat.
Caesar tahu bahwa Koba adalah musuh di dalam selimut. Caesar tahu bahwa keputusannya memang dinilai kontroversial. Namun sorang pemimpin tetap harus mengambil kebijaksanaan yang dapat melindungi kawananannya seraya tetap menjaga perdamaian dengan lawan politiknya. Keputusan itu di tempuh atasa nama kebaikan koloni. Dan setiap keputusan yang bijaksana pastilah mendapat tentangan dari sosok yang belum selesai dengan masa lalunya.
Dialektika Caesar dan Koba adalah dialektika antara yang berakal dan emosional. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu memutuskan kebijakan dengan akal sehat dan menghadapi masalah dengan kepala dingin. Koba adalah sosok yang tak cocok untuk menjadi seorang pejabat dan pemimpin. pembawaanya sebagai Kera yang emosional akan menghasilkan kebijakan yang tidak obyektif dan hanya membawa keuntungan untuk dirinya sendiri. Dan  sialnya karakter Koba nampaknya sedang berkuasa di tanah kita.
Dalam Adegan selanjutnya. Caesar walaupun tertembak, nyawanya masih tertolong. Ia di obati oleh seorang manusia yang menjadi kekasih dari Malcom. Caesar di bawah ke kota dan di sana ia kembali kerumah tempat di mana ia di besarkan oleh manusia di masa lalu sebelum virus mematikan tersebar. Caesar rupanya  memiliki historisitas sebagai kera yang bersahabat dengan manusia. Mungkin pengalaman ini pula yang membentuk kebijaksanaan dan kecerdasannya. Di sini saya mengerti bagaimana seharusnya kita memlih seorang pemimpin. Bahwa masa lalu dari seseorang menjadi sangat penting sebagai ukuran dari bentukan karakternya.
Di rumah itu Caesar bertemu dengan anaknya. ia senang dan sedih melihat ayahnya masih hidup. Begitupun sebaliknya Mereka lalu bercakap setelah Caesar baru saja tersadar setelah mendapatkan tindakan medis.
“aku minta maaf untuk segalanya” ucap anak Caesar dengan Bahasa isyarat sambil menunjukkan wajah yang menyesal.
“Tidak, ayah yang harus di salahkan”
“tapi Koba menghianatimu?”
Tidak ayah yang memlih untuk mempercayainya karena di adalah Kera, aku selalu berpikir bahwa Kera lebih baik dari pada manusia, Kini aku mengerti betapa kita mirip dengan mereka”.
Saya tertegun dengan percakapan ayah dan anak ini. Caesar dengan sosoknya yang negarawan tetap menanggung segala kesalahan yang bukan di hasilkan dari dirinya. Terlebih dengan kata-katanya yang terakhir di atas. Aku menjadi teringat dengan Heraklitus yang pernah berkata bahwa kebijaksanaan manusia tak lebih dari pada seekor kera. Manusia saat ini mirip dengan kera yang mewakili spesies binatang non rasional. Bagaimana anda melihat setiap tragedy di bagian dunia timur yang di dalangi oleh manusia Kera. Bagaimana anda melihat kerusakan yang terjadi di muka bumi adalah hasil dari kebijaksaan Kera(Palsu). Kera secara alami adalah kera, manusia secara alami seharusnya menjadi manusia. Namun Manusia mengalami ketercabikan antara yang alami dan palsu. Sehingga ia menjadi bingung untuk hidup secara alamiah sebagai manusia.
Selebihnya film ini berakhir dengan happy Ending, Rezim Koba berhasil di ambil alih oleh Caesar. Dan Koba hidupnya berakhir di singgasana kekuasaanya.
Sosok Caesar adalah sosok yang ideal. Sosoknya adalah sosok negarawan sehingga sosok tokoh ini mesti di kembang biakkan di negara yang sedang ingin menuju ke peradaban yang maju. Peradaban yang mutakhir membutuhkan banyak negarawan macam Caesar bukan politikus emosional macam Koba. Peradaban yang maju harus memiliki mayoritas manusia yang berakal sehat macam Caesar bukan manusia yang berperasaan yang tercabik macam Koba.


Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon