Aku
baru saja menonton sebuah film genre Sci-fi keluaran tahun 2014. Judulnya Dawn
of the Planet of the Apes. Yang di sutradarai oleh Matt Reeves . film ini
bercerita tentang perang antara koloni Apes (kera) dan Manusia yang telah
hancur peradabannya di karenakan virus mematikan serta peperangan di seluruh
dunia. Sehingga manusia dalam film ini adalah manusia terakhir yang bertahan
dari bencana itu.
Secara garis besar film ini di warnai oleh penghianatan, keputusasaan,
dendam, kebijaksanaan dan segala kompleksitas yang dapat mewakili kompleksitas
kepentingan para penguasa di dunia ini.
Tulisan
ini bukan hendak memaparkan sinopsis , Karena mungkin anda telah menonton film
keluaran dua tahun yang lalu ini. Dan mendahului saya yang terlalu terlambat
untuk menonton film yang “sebagus” ini. namun intrepretasi makna tetap relevan
sampai kapanpun. sehingga Tulisan ini bermaksud untuk membedah kebijaksanaan tokoh
Caesar sebagai pemimpin koloni Apes.
Saya mencoba menebak isi kepala sutrada dan
penulis ( Rick Jaffa dan Amanda silver) scenario film ini memberi nama Caesar
kepada tokoh pemimpin kera. Caesar sebagai Augustus Julius Caesar adalah nama tokoh
historis yang melegenda. Dengan jiwa kepemimpinannya ia hampir menguasai
suluruh dunia di bawah kekuasaan imperium Romawi yang sebelumnya luluh lantah
oleh perang saudara. Segala bentuk karakter Caesar sebagai kaisar Romawi punya
kemiripan dengan Caesar sebagai Tokoh pemimpin Kera. Serta tragedy pembunuhan
Julius Caesar secara sadis di tahun 44 SM juga di gambarkan dalam film ini
lewat adegan percobaan pembunuhan Caesar oleh salah seekor Kera yang menjadi
tangan kananya. Pemilihan nama Caesar sebagai karakter pemimpin koloni Kera
menurut saya cerdas.
Caesar sebagai pemimpin Kera adalah pemimpin
yang ideal. Ia memiliki karakter
gabungan dari kecerdasan, kekuatan dan intuisi yang terbentuk menjadi Negarawan
yang arif nan bijaksana. kepemimpinan Caesar ini mampu mengarahkan pendapat
para kera yang kritis pada saat terjadi musyawarah antar Kera. Segala bentuk
hasutan dari Koba-seekor kera- pendampingnya untuk berperang melawan manusia di
tolaknya dengan alasan bahwa perang
dengan manusia akan membuat kita kehilangan keluarga, tempat tinggal dan
kesatuan kawanan. Sebagai jalan keluarnya, lihatlah adegan ketika Caesar dengan
berkuda memimpin seluruh kawanan kera dewasa mendatangi Menara tempat tinggal
manusia. Dengan menggunakan Bahasa manusia ia berkata.
“Kera-kera
tidak mau berperang tapi akan melawan jika terpaksa” ( teriaknya dengan
teriakan yang lantang)
“
Rumah
kera, rumah manusia” sambil menatap kebelakang dan kekawanan manusia
untuk menegaskan wilayah kedua kawanan.
“Jangan
Kembali” Caesar mengingatkan kawanan manusia dengan wajah yang garang berbalik arah
meninggalkan kumpulan manusia yang ketakutan dan putus asa.
Begitulah
Caesar membawa peringatan untuk manusia. Peringatan itu sebenarnya adalah
bentuk gertakan agar tak terjadi peperangan antara manusia dan kera. Karena hanya
akan membawa kerugian bagi kedua belah pihak.
Namun
film ini menunjukkan bahwa kebutuhan dan keterpaksaan dari manusia yang
membutuhkan sumber daya dari sebuah bendungan yang tak jauh dari pusat tempat
tinggal kawanan kera, serta dendam dan pengkhiantan dari salah satu kera
bernama Koba terhadap manusia membawa cerita menuju peperangan antara kera dan
manusia.
Detik-detik
sebelum terjadinya pengkhianatan dan penembakan terhadap Caesar. Caesar sempat
membantu Malcom sebagai Enginering manusia untuk memperbaiki bendungan.
Kebijakan Caesar ini di nilai Kontroversial oleh anaknya sendiri dan Koba. Keputusan
Kontroversial ini di kritik tajam oleh keduanya.
“
Jika manusia punya daya, manusia akan
menjadi berbahaya. Mengapa kita menolong manusia” ucap Koba.
“Mereka terlihat putus asa. Jika kera
mengusir manusia mereka akan menyerang kera” ucap Caesar dengan tenang dan
beribawa.
“
Biarkan saja. Jika manusia lengah, Kera
akan menghancurkan manusia” ucap Koba dengan penuh dendam.
“dan
beberapa kera akan mati?, kita punya satu kesempatan untuk perdamaian, biar
mereka melakukan pekerjaanya dan mereka lalu pergi” ucap Caesar.
“
ini pekerjaan manusia” Koba menunjuk setiap bekas luka dari tubuhnya akibat
dari pekerjaan manusia.
Caesar
tahu bahwa Koba adalah Kera yang mendapat perlakuan kejam di salah satu
laboratorium manusia di masa lalu. Sehingga ia melihat seluruh manusia sebagai
makhluk yang kejam. Caesar melihat Koba telah di butakan oleh pengalaman pahit
untuk mengintrepretasikan manusia dalam generalisasi yang keliru. Sehingga Caesar
tetap pada pendiriannya dan menolak kritikan Koba.
Koba
adalah symbol dari dari kesalahan pemahaman. Proses memahami memang tak bisa
lepas dari historisitas. Tetapi historisitas yang pahit tak bisa di pakai untuk memahami sesuatu. Bersikap
huznusan dan melihat dengan penampakan sekarang adalah hal yang terbaik untuk
memahami penampakan objek.
Keputusan
Caesar di tentang oleh Koba. Atas inisiatifnya sendiri Koba diam-diam
mendatangi Gudang senjata manusia. Di sana ia melihat manusia sedang mencoba
senjata yang mampu membunuh kawanan Kera. Melihat itu, Koba semakin yakin
dengan kejelekan manusia. Dengan terburu-buru ia menemui Caesar yang sedang
berada di bendungan.
Di
bendungan itu terjadi perkelahian antara Caesar dan Koba. Dan perkelahian itu
di menangkan oleh Caesar. Namun di sinialh puncak dari keputuan Kontroversial
yang di ambil oleh Caesar. Koba lalu menjadi Penghianat kawanan Kera.
Di
malam yang gembira dan cipta, saat manusia dan kera merayakan keberhasilannya
memperbaiki bendungan. Diam-diam Koba sambil memegang senjata manusia.
Menyelinap di batang pepohonan, lalu menembak Caesar. Caesar lalu jatuh
tersungkur. Koba menjatuhkan senjatanya dan menghilang di kegelapan. Semua kera
panik. Anak Caesar melihat senjata di batang pohon. Lalu ia mnyimpulkan bahwa penembakan terhadap
Ayahnya di lakukan oleh manusia. Di tengah tuduhan itu. Koba lalu muncul di
tengah-tengah mereka. Sambil mengobarkan semanagat berperang para Kera untuk
membalaskan dendam atas penembakan Caesar pemimpin mereka. Ini lah pemicu dari
peperang Kera dan Manusia.
Koba
adalah sosok yang licik. Dan pada setiap kekuasaan sosok licik macam Koba pasti
ada. Koba adalah karakter yang tidak bisa berdamai dengan masa lalunya sehingga
itu membawanya pada keputusan sebagai penghianat.
Caesar
tahu bahwa Koba adalah musuh di dalam selimut. Caesar tahu bahwa keputusannya
memang dinilai kontroversial. Namun sorang pemimpin tetap harus mengambil
kebijaksanaan yang dapat melindungi kawananannya seraya tetap menjaga
perdamaian dengan lawan politiknya. Keputusan itu di tempuh atasa nama kebaikan
koloni. Dan setiap keputusan yang bijaksana pastilah mendapat tentangan dari
sosok yang belum selesai dengan masa lalunya.
Dialektika
Caesar dan Koba adalah dialektika antara yang berakal dan emosional. Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang selalu memutuskan kebijakan dengan akal sehat
dan menghadapi masalah dengan kepala dingin. Koba adalah sosok yang tak cocok
untuk menjadi seorang pejabat dan pemimpin. pembawaanya sebagai Kera yang
emosional akan menghasilkan kebijakan yang tidak obyektif dan hanya membawa
keuntungan untuk dirinya sendiri. Dan sialnya karakter Koba nampaknya sedang
berkuasa di tanah kita.
Dalam
Adegan selanjutnya. Caesar walaupun tertembak, nyawanya masih tertolong. Ia di
obati oleh seorang manusia yang menjadi kekasih dari Malcom. Caesar di bawah ke
kota dan di sana ia kembali kerumah tempat di mana ia di besarkan oleh manusia
di masa lalu sebelum virus mematikan tersebar. Caesar rupanya memiliki historisitas sebagai kera yang
bersahabat dengan manusia. Mungkin pengalaman ini pula yang membentuk
kebijaksanaan dan kecerdasannya. Di sini saya mengerti bagaimana seharusnya
kita memlih seorang pemimpin. Bahwa masa lalu dari seseorang menjadi sangat
penting sebagai ukuran dari bentukan karakternya.
Di
rumah itu Caesar bertemu dengan anaknya. ia senang dan sedih melihat ayahnya
masih hidup. Begitupun sebaliknya Mereka lalu bercakap setelah Caesar baru saja
tersadar setelah mendapatkan tindakan medis.
“aku
minta maaf untuk segalanya” ucap anak Caesar dengan Bahasa isyarat sambil
menunjukkan wajah yang menyesal.
“Tidak,
ayah yang harus di salahkan”
“tapi
Koba menghianatimu?”
“Tidak
ayah yang memlih untuk mempercayainya karena di adalah Kera, aku selalu
berpikir bahwa Kera lebih baik dari pada manusia, Kini aku mengerti betapa kita
mirip dengan mereka”.
Saya
tertegun dengan percakapan ayah dan anak ini. Caesar dengan sosoknya yang
negarawan tetap menanggung segala kesalahan yang bukan di hasilkan dari
dirinya. Terlebih dengan kata-katanya yang terakhir di atas. Aku menjadi
teringat dengan Heraklitus yang pernah berkata bahwa kebijaksanaan manusia tak lebih
dari pada seekor kera. Manusia saat ini mirip dengan kera yang mewakili
spesies binatang non rasional. Bagaimana anda melihat setiap tragedy di bagian
dunia timur yang di dalangi oleh manusia
Kera. Bagaimana anda melihat kerusakan yang terjadi di muka bumi adalah
hasil dari kebijaksaan Kera(Palsu).
Kera secara alami adalah kera, manusia secara alami seharusnya menjadi manusia.
Namun Manusia mengalami ketercabikan antara yang alami dan palsu. Sehingga ia
menjadi bingung untuk hidup secara alamiah sebagai manusia.
Selebihnya
film ini berakhir dengan happy Ending, Rezim Koba berhasil di ambil alih oleh
Caesar. Dan Koba hidupnya berakhir di singgasana kekuasaanya.
Sosok
Caesar adalah sosok yang ideal. Sosoknya adalah sosok negarawan sehingga sosok
tokoh ini mesti di kembang biakkan di negara yang sedang ingin menuju ke
peradaban yang maju. Peradaban yang mutakhir membutuhkan banyak negarawan macam
Caesar bukan politikus emosional macam Koba. Peradaban yang maju harus memiliki
mayoritas manusia yang berakal sehat macam Caesar bukan manusia yang
berperasaan yang tercabik macam Koba.