Jumat, 29 Mei 2015

Sejarah Filsafat Masa Yunani

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban Kuno (masa Yunani).
Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil (Mesir) dan Sungai Efrat, telah mengenal alas pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel perkalian dengan menggunakan sepuluh jari.
Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyeta pembuatannya menerapkan geometri dan matematika, me­nunjukkan cara berpikirnya sudah tinggi. Selain itu, mereka pun sudah dapat mengadakan kegiatan pengamatan benda-benda langit, baik bintang, bulan, matahari sehingga dapat meramalkan gerhana baikgerhana bulan maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai dewasa ini disebut astronomi.Di India dan Cina waktu itu telah ditemukan cara pembuatan terms dan kompas (sebagai penunjuk arch).
Sejarah Filsafat Masa Yunani, perkembangan pada masa yunani, filsafat yunani sejarah perkembangannya berawal dari yunani, filsafat sejarah

Masa Yunani

Yunani terletak di Asia Kecil. Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur perdagangan di Laut Tengah.

Kebiasaan mereka hidup di alam bebas sebagai nelayan itulah mewarnai kepercayaan yang dianutnya,- yaitu berdasarkan kekuatan alam sehingga` beranggapan bahwa hubungan manusia dengan Sang Mafia Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan manusia.

Kepercayaan, yang bersifat formalitas (natural religion) tidak memberikan kebebasan kepada manusia, ini ditentang oleh Homerus" dengan dua buah karyanya yang terkenal, yaitu Iliac dan Odyseus. Kedua karya Homerus itu memuat nilai-nilai yang tinggi dan bersifat edukatif. Sedemikian besar peranan karya Homerus, sama kedudukan­nya seperti wayang purwa di Jawa. Akibatnya masyarakat lebih kritis dan rasional.
Pada abad ke-6 SM, bermunculan para pemikir yang keperca­yaannya bersifat rasional (cultural religion) menimbulkan pergeseran. Tuhan tidak lagi terpisah dengan manusia, melainkan justru menyatu dengan kehidupan manusia. Sistem kepercayaan yang natural religious berubah menjadi sistem cultural religious.

Dalam sistem kepercayaan natural religious ini manusia terikat oleh tradisionalisme. Sedangkan dalam sistem kepercayaan kultural religius ini memungkinkan manusia mengembangkan potensi dan budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikiran­nya untuk menghadapi dan memecahkan berbagai misteri kehidupan/ alam dengan akal pikiran.

Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah Thales (± 625 - 545 SM) yang berhasil mengembangkan geometri dan matematika; Liokippos dan Democritos mengembangkan teori materi; Hipocrates mengembangkan ilmu kedokteran, Eudid mengembangkan geometri deduktif; Socrates mengembangkan teori tentang moral; Plato me­ngembangkan teori tentang ide; Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan bends dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang (ilmu biologi). 6uatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dikenal.

Para ahli pikir Yunani Kuno ini mencoba membuat konsep ten-tang asal mula alam walaupun sebelumnya sudah ads tentang konsep tersebut. Akan tetapi, konsepnya bersifat mitos yaitu mite kosmogonis (tentang asal usul alam semesta) dan mite kosmologis (tentang asal usul Berta sifat kejadian-kejadian dalam alam semesta) sehingga konsep mereka sebagai mencari arche (asal mula) slam semesta. Hal itu disebutnya sebagai filosof alam.

Karena arah pemikiran filsafatnya pada alam semesta, corak pemikirannya disebut kosmosentris. Sementara itu, Para ahli pikir, seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles yang hidup, pada mass Yunani Klasik arah pemikirannya pada manusia, maka corak pemikiran fil­safatnya disebut antroposentris. Hal ini disebabkan arah pemikiran para ahli pikir Yunani Klasik tersebut memasukkan manusia sebagai subjekyang harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon