Selasa, 09 Februari 2016

Filosofi Kehidupan. manusia sebagai robot penghancur.


Perjalanan praktis kehidupan kita sangatlah mekanis. Seperti bangun pagi, tidur malam, atau sebaliknya. Apalagi telah ada jadwal kaku yang mengikat di luar diri kita, yang seperti Diktator yang mengharuskan kita mengikutinya. Jadilah kita hidup mekanis macam mesin, sekaligus budak yang di perintah oleh sesuatu di luar diri kita.


Apakah itu memuaskan. Sebagin orang menyebutnya sebagai kerja keras. Setelah Kapitalisme yang sudah tua ini. Memang mengharuskan kita untuk selalu bergerak di dalam jalanan yang sudah di buat oleh Kapitalisme. Kita mesti bergerak cepat dan efisien. Karena ketika kita lambat dan kolot maka Kapitalisme dan orang-orang yang berjalan bersamanya akan menghancurkan kita. Mengapa Kapitalisme. Karena memang beginilah filsafat kapitalisme.

Jadi ini semacam sebuah tragedi kehidupan. Tentang bagaimana manusia jika ingin mendapatkan kenyamanan, kenikmatan dan kebahagiaan hidup akan secara sadar atau tidak sadar harus menghancurkan orang lain. Kehidupan itu semacam permainan serius yang di akhiri dengan kalah dan menang. Bagi yang menjadi pemenang akan mengakibatkan yang lainnya akan kalah. Kalah dalam bentuk hancur-sehancurnya. Jika yang kalahpun akan bangkit. Maka dia pun harus siap menghancurkan yang lain. Maka kehidupan ini adalah permainan saling hancur dan menghancurkan.



Apakah itu layak di benarkan, masing-masing manusia memliki persepsi yang berbeda tentang bagaimana kita dapat mengintuisikan lingkungan sekitar. Bagaimana alat baca kita melihat situasi. Tentang manusia yang memang terlihat sebagai robot yang bertujuan untuk banyak menghasilkan Dollar. Siapa yang paling banyak dollarnya maka dialah Robot yang palig canggih dan paling mematikan.

Sedangkan Tragedi-tragedi Yunani sudah mempertontonkan ceita tentang bagaimana kehidupan itu berubah, dan mau tidak mau kita telah di berikan peranan yang harus di mainkan secara totalitas. Peranan itu adalah peran untuk menang atau kalah. Jika anda telah hancur. Maka itulah peranan anda untuk hancur. Jika anda menjadi penghancur, maka peranan anda adalah selalu menghancurkan orang lain. Entah apakah kita akan melawan peranan yang sudah paten. Tapi kita hanya akan selalu berputar pada dua titik yaitu hancur dan menghancurkan.

Tentu ini adalah sebuah kenyataan hidup jika kita berpikir kearah materialisme.  Bukannya ingin menentang paham yang saat ini memang memenuhi perputaran dunia. Tapi harus kita bijak bahwa Dunia ini jika di lihat secara esoteris, yang memang layak untuk di katakan sebagai yang sebenar-benarnya adalah idealisme. Hanya idealisme lah yang dapat membuat kita untuk kembali kepada yang manusia. kita harus berpikir tentang bagaimana memanusiakan manusia. bukan lagi pada persoalan bagaimana berpikir tentang manusia-manusia yang berpikir.

Setiap manusia memiliki kebebasan. hanya dengan bermodalkan kebebasan inilah kebahagian yang tidak menghancurkan manusia lain dapat tercapai. Tentang bagaimana kita dapat bermain dalam bekerja, dan merasakan dirikita pada setiap kegiatan hidup. Bagaimana kita dapat membaca lingkungan sekitar sebagai diri kita yang sebenarnya. Bukankah memang subjeklah yang mempengaruhi objek. Maka pilihan untuk menjadi robot penghancur sebenarnya di tentukan oleh subjek kita. Gambaran dan sasaran dari setiap pelajaran Filsafat adalah tentang bagaimana anda bisa mati. Atau lebih kentara bunyinya bahwa kehidupan kita adalah gambaran tentang bagaimana kita akan mati.


Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon