Selasa, 19 April 2016

perjumpaan Tokoh Pembaharuan Muhammad Ali Pasya dan Jamaluddin Al Afgani. (Makalah pemikiran Islam Modern )


Bab I.
Pendahuluan
A.      Latar belakang
Sebelum Muhammad Ali Pasya menancapkan ke Pasyaannya di Turki. Telah berlangsung perjumpaan peradaban timbal balik antara Barat dan Timur. barat mendatangi Timur dengan misi menghegemonikan dunia Timur. yang memaksa Islam tersentak, seperti tersentaknya Al Afgani ketika menyadari bahwa Bangsa Islam telah jauh tertinggal oleh peradaban Barat dari berbagai segi kehidupan.
Islam sejak terakhir kali tiga kerajaan besar di penghujung abad 19 memunculkan reaksi. Reaksi bangsa-bangsa Islam setelah sadar berada di bawah pantat kolonialisme Barat menunjukkan fenomena yang berbeda sesuai dengan keadaan penjajah yang mereka terima. John L Esposito mengindikasikan respon Islam terhadap dominasi barat menjadi empat yaitu, penolakan, penarikan diri, sekularisasi dan westernisasi, atau modernisasi[1].
Adapun proses pembaharuan pertama kali terjadi di Turki Utsmani sebagai kerajaan besar  dan sebagai Imperium yang juga merasakan kemunduran yang paling fatal terutama di bidang militer yang selama ini di banggakannya setelah berjumpa dengan peradaban barat.
Akibat dari kemunduran kerajaan Utsmani Mesir mulai melepaskan diri dari kekuasaan Istanbul, ibu kota kerajaan Usmaniah, dan akhirnya menjadi otonom. Pada tahun 1789 Napoleon Bonaparte , melakukan ekspedisi. Dalam ekspedisinya, Napoleon Bonaparte selain membawa sejumlah tentara , juga memperkenalkan kebudayaan dan peradaban yang sama sekali belum di kenal di Timur. Gerakan pembaharuan mulai timbul di Mesir, muncullah nama Muhammad Ali Pasya.[2]
Muhammad Ali yang semula merupakan perwira dalam pasukan Turki Utsmani ketika menyerang ekspedisi Prancis, memanfaatkan kekosongan kekuasaan politik dan memainkan peranan penting dalam pengambilan kekuasaan di Mesir setelah tentara Perancis meninggalkan negeri itu.[3]
Rakyat Mesir melihat kesuksesan Muhammad Ali Dalam pembebasan Mesir dari tentara Napoleon, menyebabkan ia memperoleh simpati dan dukungan dari rakyat Mesir, sehingga posisinya di Mesir semakin kuat. Pada tahun 1805 Muhammad Ali mampu mengamankan Mesir dan diakui oleh Sultan Usmani sebagai penguasa Mesir.[4]
Mesir memang menjadi daya tarik, setelah pertama kali di kuasai oleh umat muslim yang di taklukkan oleh Amr bin Ash. Pada tahun 640 M. Sejak dari itu . Mesir sebagai peradaban tua secara silih berganti berada di bawah para penguasa Muslim. Muhammad Ali Pasya adalah salah satunya. Yang juga menjadi pelopor munculnya pembaharu pada segi Intelektual seperti Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abdul wahhab, dan Rasyid Ridha.
Dalam hal ini pemakalah akan memaparkan kemajuan peradaban dan masa kebangkitan kembali negara yang mayoritas Islam seperti Mesir pasca keruntuhan tiga kerajaan besar. beserta hubungan antara Muhammad Ali pasya dan Jamaluddin al Afgani dalam pembaharuan pemikiran Modern dalam islam.

B.      Rumusan Masalah
Adapaun rumusan maslah dalam makalah ini

1.       Bagaimanakah biografi Muhammad Ali Pasya ?
2.       Bagaimanakah Upaya pembaharuan yang di lakukan oleh Muhammad Ali Pasya?
3.       Bagaimanakah riwayat hidup Jamaluddin Al Afgani ?
4.       Bagaimanakah upaya pembaharuan yang di lakukan oleh jamaluddin Al Afgani?
5.       Bagaimanakah perjumpaan keduanya dalam pembaharuan pemikiran Modern dalam Islam?



BAB II
Pembahasan

A.     Biografi Muhammad Ali Pasya
 Muhammad Ali Pasya adalah Tokoh pembaharu Mesir yang di lahirkan pada tahun 1769 M. Di Kawalla, Macedonia, daerah dari kekuasaan Yunani ia termasuk keturunan Turki . sejak kecil ia harus bekerja keras membantu orang tuanya, sehingga ia tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan baik[5]. Sebelum memasuki dinas militer, Muhammad Ali pernh menjadi pedagang rokok, kemudian menjadi pegawai rendah di kantor pajak.[6] Namun dalam pekerjaannya di kantor pajak itu. Ia memliki kecakapan dan ketangkasan yang kemudian menjadi kesayangan Gubernur Usmani, ia kemudian di ambil sebagai menantu Gubernur, dan sejak sat itu namanya mulai di kenal . selanjutnya ia masuk dunia militer. Dan dalam dunia kemiliteran itu  juga memiliki kecakapan dan ketangkasan sehingga pangkatnya juga cepat naik.
Karena kecakapan dn ketangkasan itu. I juga di percaya oleh Sultan Turki Utsmani untuk memangku jabatan panglima pasukan Albania yang di kirim ke Mesir untuk mengusir tentara pendudukan mesir dan akhirnya ia beserta pasukannya berhasil mengusir tentara pendudukan Prancis dari Mesir pada tahun 1801 M.
Pada tahun 1805 M. Rakyat Mesir memilih dan mengangkat Muhammad Ali sebagai gubernur Mesir. Tindakan ini kemudian di sampaikan kepada Sultan Salim III selaku Turki Utsmani paa waktu itu dan mereka mengharapkan agar sultan Turki berkenan merestui dan mengukuhkan Muhammad Ali sebagai gubernur Turki di Mesir , satu Tahun kemudian , Muhammad Ali di akui secara resmi sebagai gubernur Mesir oleh Turki Utsmani. Pada tahun 1807 M, ia bersama rakyat Mesir berhasil mematahkan intervensi Inggris ke Mesir.[7]
Setelah mendapatkan kepercayaan dari rakyatnya Muhammad Ali pasya menjadi pemilik independen negara ini. Dengan menerapkan monopli atas produk-produk unggulan negeri ini , ia menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pengusaha dan kontraktor.[8]
Muhammad Ali pada maa pemerintahaannya telah mengirim beberapa kali pasukan nya untuk menaklukkan daerah-daerah di luar Mesir. Pada tahun 1811 M. Muhammad Ali mengirim tentaranya pertama kali ke saudi Arabia untuk memerangi Gerakan Wahabi. Serangan ini di lakukan oleh Muhammad Ali karena khawatir terhadap gerakan tersebut yang di anggap dapat mengancam kedaulatan Turki Utsmani sebgai pelindung kota suci Makkah dan Madinah. Pada tahun 1820 M. Pasukan Muhammad Ali yang ddi pimpin oleh anaknya, Tusun dapat melaju dan menguasai wilayah barat Sudan.
Pada musim panas tahun 1832 M, pasukan Muhammad Ali di bawah pimpinan anaknya Pasya juga menjarah Palestna, menghancurkan tentara turki yang ada di Homs dan Aleppo, dan selanjutnya mengarah ke Anatolia antara tahun 1834-1839 M, Muhammad Ali mengirim pasukannya kembali ke Saudi Arabia untuk menduduki nejd,Hijaz, dan Yaman. Namun atas tekanan Inggris telah memaksa Muhammad Ali untuk melepaskan dominasinya atas semenanjung Arabia, Beirut, Syria, dan Palestina. Akibat lain dari tekanan Inggris kekuasaan Muhammad Ali mengecil dan hanya tinggal mesir dan sudan bagian utara.
Muhammad Ali wafat pada tahun 1849 M. Dalam usia 80 tahun, selama 45 tahun memerintah, ia telah melakukan usaha-usaha pembaharuan dalam bidang militer,ekonomi, pendidikan dan bidang lainny. Karena itu pengaruhnya di mata rakyat mesir sangat besar dan akibatnya ia dapat mewariskan kekuasaan kepaa keturunanya dengan penguasa terakhir raja Faruq yang bertahta selama 16 Tahun (1936-1952M).[9]

B.      Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya
sejarah mesir pada paruh pertama abad ke 19 sebenarnya adalah sejarah tentang muhammad Ali pasya. Ia adalah tokoh sentral dari perubahan mesir kearah kemodernan. Philip K hitti menyebutnya sebagai Bapak Negara Mesir , karena inisiatif, semangat, dan visi yang ia tunjukkan dan ia praktikkan tidak ada tandingannya di antara tokoh-tokoh muslim lain yang sezaman dengannya. [10]
pembaharuan di bidang Militer
berangkat dari kenyataan bahwa napoleon brhasil menguasai Mesir dengan hitungan tiga minggu. Maka Muhammad Ali meraa bijak jika membangun pembharuan di bidang militer. Muhammad ali lalu menugaskan Kolonel Save[11] untuk melatih dan menata militer secara modern mendirikan sekolah militer tahun 1815 M, mengirim pelajar Mesir ke prancis, Italia, Inggris, dan Austria untuk belajat ilmu kemiliteran. Negara ini di pilih karena Muhamma dali sadar bahwa negara Eropa telah mengalami kemajuan pesat di bidang kemiliteran, faktanya Napoleon menguasai mesir dengan begitu mudahnya.[12]
Philip K Hitti menunjukkn bahwa antara 1813 sampai 1849 ada tiga ratus sebelas mahasiswa Mesir yang dikirim ke negara-negara eropa tersebut. yang menghabiskan biaya  pemerintah sebanyak 273.360 euro. Di paris, sebuah rumah khusus di dirikan untuk kepentingan mahasiswa. Subjek-subjek pelajaran yang secara khusus di pelajari adalah militer dan angkatan laut.[13]
Selain mengangkat kolonel Save, Muhammad ali juga mengangkat orang Prancis lainnya untuk mengembangkan angkatan laut mesir[14] dengan melengkapai angkatan laut dengan kapal-kapal perang yang sebagiannya di impor dari luar negeri dan lainnya di produksi dalam negeri dengan membangun Industri kapal Aleksandria dan Bulak. Dengan ini Muhamma Ali dapat melindungi pantai Mesir dari serangan-serangan musuh[15].
Meskipun kemajuan dan kehebatan kekuatan militer Muhammad Ali demikian besar , namun belum sanggup mengimbangi dan melebihi kekuatan dan kemampuan militer negara-negara barat. itu terbukti ketika rmaa turki Mesir di hancurkan di Navarino ( 20 Oktober 1827 ) oleh armada gabungan Anglo Prancis Rusia. Dari 782 buah kapal , hanya 29 kapal yang tersisa.
Pembaharuan di bidang Ekonomi
Langkah-langkah Muhammad Ali dalam upaya meningkatkan perekonomian di Mesir yang berdampak pada kemajuan Militer. Adalah menata kembali bidang pertanian dan industri. Kebijaksanaan Muhammad Ali dalam bidang ekonomi di mulai dengan mengambil alih tanah pertanian untuk negara . tindakan itu di sinyalir oleh sebagaian ahli sejarah sebagai usaha mengadakan nasionalisasi pemilikan tanah yang lalu berpusat kepada Muhammad Ali sendiri.
Keterpusatan pemilikan tanah ini bisa saja di hubungkan dengan sistem kekuasaan mutlak yang menjadi ciri khas kepemimpinanya. Philip K Hitti menggambarkan Muhammad Ali sebagai pemilik tunggal negara ini. Ia menerapkan monopoli atas produk-produk unggulan negeri ini , ia menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pengusaha dan kontraktor. Ia lalu membuat kebijakan baru dengan menggali terusan, menganjurkan ilmu pertanian berbasis ilmiah , dan memperkenalkan cara pengolahan kapas dari India dan Sudan.[16]
Di samping membangun bendungan, irigasi dan jembatan itu, Muhammad Ali juga membangun beberapa kota yang kemudian menjadi kota-kota besar. dengan demikian, semakin uaslah tanah-tanah yang dapat di tanami dengan berbagai tanaman seperti kapas ,tebu, tembakau, pohon zaitun, dan lain-lain. Untuk melaksanakan itu semua Muhammad Ali mendatangkan tenaga ahli pertanian dari Eropa. Namun karena kurangnya keahlian dari petani lokal yang disebabkan oleh  pajak-pajak yang memberatkan para petani dan karena monopoli yang di lakukan oleh Muhammad Ali.
Namun di laur dari segala kontroversi kebijakan ekonomi Muhammad Ali Pasya, sejak tahun 1810 M, ekonomi Mesir berkembang maju, terutama dari hasil penjualan gandum kepada tentara Inggris ke laut tengah. Dari usaha-usahanya ini Muhammad Ali merupakan bapak modern Mesir.
Pembaharuan di bidang pendidikan
Muhammad Ali dalam perkembangan hidupnya. Adalah sosok yang buta huruf karena berangkat dari keluarga yang miskin sehingga kurang pendidikannya. Meskipun kurang dalam pendidikan. Tetapi ia adalah seorang yang berpendidikan. Ia menyadari akan pentingnya pendidikan.
Usaha Muhammad Ali dalam pendidikan adalah memulai pembentukan departemen pendidikan, membangun sebuah lembaga pendidikan.[17] Lembaga pendidikan yang pertama di dirikannya ialah sekolah militer tahun 1815 M, menyusul sesudahnya sekolah teknik pada tahun 1916 M, dua tahun kemudian adalah sekolah kedokteran , tahun 1829 di buka pula sekolah obat-obatan, tahun 1934 sekolah penerjemahan. Sekolah sekolah seperti ini adalah lembaga yang masih asing di dunia islam pada saat itu.
Usaha Muhammad Ali selanjutnya adalah dengan mengadakan gerakan penerjemahan buku-buku eropa yang berisikan ilmu –ilmu modern kedalam bahasa Arab. Usaha ini di maksudkan untuk mengatasi persoalan yang timbul , yaitu terbatas atau kurang teks book  yang dapat di pahami para pelajar, dalam melengkapi materi yang di sampaikan guru mereka secara lisan.
Dengan ini Muhammad Ali telah menjadi pelopor bagi dinamika pembaharuan yang kondusif. Dengan mendirikan berbagai macam lembaga pendidikan. Muncul kalangan intelektual yang berperan penting pada pembaharuan Islam di dunia modern.
C.       Biografi Jamaluddin Al Afgani
Pada abad ke 19 sebuah kekuatan Vulkanik bernama Sayyid Jamaluddin Al Afgani. Orang Afganistan percaya bahwa dia lahir di Afganistan pada tahun 1836. 13 tahun sebelum wafatnya Muhammad Ali Pasya.  Namun ada pula yang meyakini Jamaluddin al Afgani di lahirkan di Mazandaran. Namun yang jelasnya dia pergi ke India ketika berusia delapan belas tahun. sentimen anti Inggris sedang memuncak di India saat itu dan jamaluddin mungkin telah bertemu beberapa Muslim yang menyusun siasat anti Inggris.[18]
Namun sebelum menuju ke India. Jamaluddin Al Afgani telah membekali dirinya dengan berbagai bidang keilmuan dan keislaman. Di antara ilmu yang di pelajarinya adalah Filsafat Islam, tasawuf, dan ilmu Syariah dengan berbagai cabangnya. Ilmu keislaman di pelajari dengan berbagai pengatur bahasa Arab, sedang ilmu politik, filsafat, fisika dan matematika memakai bahasa Persia. Kemudian Al Afgani dengan metode Modern berbahasa Perancis mempelajari matematika di India.
Keilmuan yang di pelajari al-Afgani tampak berpengaruh dalam proses pembentukan kepribadiaanya. Sebagai manusia al-Afgani rendah hati, sopan dan suka bekerja keras. Tidurnya sedikit sekali, bekerja lebih dari 18 jam sehari. Ia tidak pernah minum minuman keras, tidak banyak membutuhkan kebutuhan duniawi, sikapnya keras tetapi tidak bertempramen panas, berani menantang bahaya, terus terang dan baik hati serta ramah pada setiap orang, namun bebas dalam hubungannya dengan para pembesar. Kadar Intelektualnya Inskopedik, di barengi ketajaman Analisis dan kecepat tepatan pengertiannya tentang berbagai masalah dengan sangat mengagumkan, hingga ia membaca pikiran orang lain sebelum di ucapkan, demikian menurut Edward G Brownk seorang penulis karya terkenal Sejarah Literatur Persia.[19]
Iqbal berkata bahwa al Afgani adalah ahli bahasa yang sempurna, menguasai berbagai bahasa dari bangsa yang beragama islam, yang kefasihannya di akui dan merasuk hati. Jiwa yang tidak mau diam itu selalu mengembara dari satu negara Islam ke negara Islam lainnya untuk memengaruhi orang-orang penting di Iran,  Mesir dan Turki.
Meskipun dianggap memiliki tingkat intelektual di atas rata-rata. Namun Al Afgani bukanlah Filosof yang tamat qira’ahnya dan bukanlah sosok Writer yang istiqomah. meskipun filsafat juga susah untuk menuju titik terdalam. Namun Al Afgani memiliki kemampuan menggerakkan potensi individu yang lain. Maka sangat cocoklah jika Tamim al Ansary menyebutnya sebagai gunung Vulkanik. Yang tiba-tiba saja meletus dan menyita perhatian umat islam pada saat itu.
Dan pada tanggal 9 maret 1897. Gunung Vulkanik ini menjadi gunung tidak aktif. Al Afgani meninggal dunia dengan diagnosa serangan kanker rahang. Ia di makamkan dengan penghormatan besar di makam para Syaikh Turki, dekat Niahan Tash di Istanbul.

D.     gerakan pembaharuan yang di lakukan oleh Jamaluddin Al Afgani.
Setelah terjadi perjumpaan peradaban Barat dan islam. Pada masa tiga kerajaan besar, yakni Usmani, Safawi dan Moghul. Yang berujung pada runtuhnya kerajaan – kerajaan ini. Memang setelah terjadi perubahan besar- besaran pada internal Dunia Islam. Muncul bebragai respon pasca masuknya peradaban Barat ke dunia Islam. Sebelum Al Afgani sudah ada jenis pembaharu. Namun umat slam masih saja berada dalam kemunduran dan statis.
Kemunduran Umat Islam menurut al Afgani bukan karena Islam itu sendiri, akan tetapi karena umat Islam telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran –ajaran yang datang dari luar asing bagi Islam. Ajaran-Ajaran Islam yang sebenarnya hanya tinggal dalam ucapan dan di atas kertas.
Lemahnya Ukhwah Islamiyah juga merupakan sebab lain bagi kemunduran umat islam. Tali persaudaraan telah terputus, bukan hanay di kalangan orang-orang awam saja, tetapi terjadi juga di kalangan para ulama dan raja-raja Islam. Maka Al Afgani menuangkan ide-ide pembaharuannya seperti

Menyelamatkan Islam dari Limbo Sejarah.
Al Afgani berkeyakinan bahwa untuk memajukan umat Islam haruslah melenyapkan pengertian pengertian salah yang di anut umat Islam pada umumnya dan kembali kepada ajaran-ajaran dasar Islam yang sebenarnya. Hati mesti di sucikan , budi pekerti luhur di hidupkan kembali dan demikian pula kesediaan berkorban demi kepentingan umat.[20]
Disini Al Afgani sadar bahwa kedatangan bangsa barat bisa berakibat pada hilangnya jati diri umat Islam yang islami. Jati diri Islam itu adalah al-Qur’an yang bukan bikinan Sejarah. Al Afgani melihat selain dari pengaruh dari bangsa selain islam. Umat Islam telah lama berkutat pada Sejarah yang membuat umat Islam terlelap dengan Sejarah islam yang penuh dengan monopoli kekuasaan itu. Sehingga al-Qur’an seringkali di bajak sana-sani oleh oknum yang mengaku punya otoritas dalam menafsirkan al Qur’an untuk kepentingan penguasa.
Jamaluddin Al Afgani kiranya juga menyadari bahwasanya. Umat islam bukan ingin mengarah kepada sekularisme yang menjadi jalan keluar. Bukan ingin meniru barat, karena Barat memperoleh kejayaan dengan Sekularisme habis-habisan tanpa menjadikan Agama sebagai perhitungannya. Jika umat islam ingin meniru cara itu. Maka apalah artinya Al-Qur’an.
Al Afgani menegaskan untuk menajaga kemurnian dan menangkal pemalsuan-pemalsuan ajaran yang datang dari dalam maupun dari luar Islam, Al Afgani menegaskan bahwa Al-Qur’an dan Hadis Mutawatir merupakan Sumber utama penetapan hukum dalam Islam.

PAN- Islamisme
Ide pan-islamisme (persatuan Islam) tidak di maksudkan untuk mempersatukan dunia islam dalam satu pemerintahan karena hal itu sulit di wujudkan. Maksud Pan Islamisme adalah solidaritas umat Islam yang mempunyai rasa tanggung jawab di mana setiap anggotanya memiliki rasa kebersatuan sehingga dapat hidup berdampingan dalam kehidupan bermasyarakat dan bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan, kemajuan, dan kemakmuran.
Gerakan Pan Islamisme ini mempunyai tujuan ganda untuk menentang pemerintahan despotik atau sewenang-wenang di setiap negara Islam sendiri, dan untuk menentang kolonialisme dan dominasi barat
Ide Pan Islamismenya ini mengantarkan dirinya pada kehidupan perpolitikan. Dan ia tidak bisa lepas dari kegiatan politik, dan mungkin sudah menjadi ciri keyakinannya bahwa politik dan agama bagaikan dua sisi mata uang tersebutlah yang menjadikan uang bernilai.
Kegiatan Politik
Al Afgani adalah seorang Musafir yang sering berpindah negara seperti yang di gambarkan oleh Iqbal, misalnya di India ia melontarkan ide-ide pembaharuannya sehingga membuat Inggris yang telah ikut campur tangan di India membatasi dan mengawasi ketat kegiatan al Afgani.[21] Karena pengawasan yang ketat itu al Afgani merasa kurang bebas dan ia berpindah ke Afganistan.
 Afganistan. Disana ia mengajari putra raja bernama Azam. Jamaluddin telah merumuskan gagasan tentang perlunya reformasi dan modernisasi Islam sebagai cara untuk memulihkan kekuasaan dan kebanggan Muslim. Azam sebagai pewaris tahta menjadi peluang bagi al Afgani untuk menerapkan visinya. Namun Azam hanya sebentar menggantikan ayahnya. Ia digulingkan oleh sepupunya dengan bantuan pihak Inggris yang tahu akan misi dari al Afgani. Setelah itu Azam melarikan diri ke Iran. dan Al Afgani melarikan diri ke Mesir yang singgah beberapa tahun di Asia kecil.
Di Mesir , di mana dinasti yang didirikan oleh Muhammad Ali telah membusuk menjadi kelas penguasa salim yang berkongkalikong dengan kepentingan Inggris dan Perancis, dia mulai mengkritik korupsi di kalangan orang kaya dan berkuasa. Di sana juga dia menyerukan demokrasi parlementer . dan idenya ini membaut raja Mesir gugup dan cercaanya tentang dekadensi kelas atas membuat tersinggung semua orang dengan tingkat pendapatan tertentu. Pada 1879. Jamaluddin di usir dari mesir lalu menuju ke India.[22]
Di India. Al Afgani menyebut Sayyid Ahmad Khan sebagai anjing kecil penjilat piaraan Inggris, dan berkata demikian dalam satu-satunya buku utuh yang pernah di tulisnya, berjudul bantahan terhadap kaum Materialis. Ketika sebuah pemberotakan pecah di Mesir . Pemerintah Inggris menyatakan bahwa Jamaluddin al Afgani telah menghasut letusan itu melalaui para pengikutnya dan mereka memasukkanya dalam penjara selama beberapa bulan. Ketika pemberontakan mereda mereka membebaskannya tetapi mengeluarkannya dari India, dan karenanya pada 1882 dia lalu pergi ke Paris.[23]
Di Paris dia berdebat dengan seorang Filsuf bernama Ernest Renan perdebatannya terkenal di Sorbonne, di mana ia mengemukakan bahwa Islam hanya tampak kurang “ilmiah” dari pada kekristenan sebab Islam datang lebih belakangan dan karenanya masih dalam tahap awal perkembangannya.
Di paris ini bersama murid Mesirnya yakni Muhammad Abduh memulai menulis sebuah jurnal penting bernama al Urwah al wutsqa (Ikatan terkuat). Lewat Jurnal inilah al Afgani menancapkan inti dari kredo yang di sebut sebagai pan Islamisme itu.
E.      Perjumpaan Muhammad Ali Pasya dan Jamaluddin Al Afgani dalam pembaharuan pemikiran modern dalam islam.
Kiranya sulit untuk mempertemukan kedua tokoh ini dalam menentukan siapakah yang mempengaruhi siapa. Namun kita dapat membedakan keduanya dalam berbagai sudut.
Keduanya jelas memiliki visi yang berbeda dalam memandang pembaharuan yang diperlukan umat islam. Secara sosio historisnya. Muhammad Ali dan Jamaluddin al Afgani di besarkan dengan cara yang sangat jauh berseberangan. Jika Muhammad Ali di besarkan di keluarga miskin sehingga ia akhirnya kurang pendidikan. Jamaluddin al Afgani adalah negasi dari kehidupan Muhammad Ali. Al Afgani berasal dari keturunan terhormat dan ia pula di gelari Sayyid sebagai bukti kebangsawanannya. Sedangkan Muhammad Ali memperoleh kebangsawanananya dengan usaha.
Al Afgani dan Muhammad ali memulai karirnya dengan menempuh jalan yang bersebrangan pula. Al Afgani adalah seorang intelektual tulen yang mengandalkan otaknya. Sedang Muhammad Ali Pasya adalah seorang pejuang kehidupan yang sangat mengandalkan otot dalam bidang kemiliteran.
Meskipun hidup sezaman tetapi Muhammad Ali  lahir 70 tahun lebih cepat dari pada al Afgani. Muhammad Ali menjadi saksi dari pengambil alihan mesir dari tangan Napoleon Bonaparte. Sedang al Afgani lahir 13 tahun sebelum Muhammad Ali wafat. Masa remaja al Afgani di habiskan dengan belajar.
Muhammad Ali dalam perannya untuk memperbaharui pemikiran modern dalam islam berposisi sebagai yang mempunyai otoritas. Muhammad Ali menggunakan otoritasnya untuk membangun berbagai sektor kehidupan di Mesir. Sedangkan al Afgani dalam peranannya pada pembaharuan berposisi sebagai sahabat pemerintah. Dia hanyalah seorang intelektual yang murni.
Dilihat dari perbedaan posisi itu. Muhammad Ali Pasya memiliki peran sentral dalam memajukan kehidupan umat Islam dari pada al Afgani. Tetapi karena tidak di bekali di siplin ilmu seperti yang di miliki al Afgani maka usahanya hanya mencapai level pelopor.
Dan bila al Afgani lahir lebih tua dan mendapati kejayaan Muhammad Ali di Mesir. Keduanya mungkin akan perang urat saraf. Muhammad Ali adalah seorang penguasa mutlak di Mesir. Yang menjadi pemilik tunggal berbagai sektor pertanian yang jelas tidak demokratis. Sedang al Afgani adalah penyuara demokrasi yang tentu saja membenci sistem pemerintahan yang dibangun oleh Muhammad Ali.
Itu bisa di tebak saat Jamaluddin al Afgani menginjakkan kaki di Mesir dan melihat peninggalan kekuasan Muhammad Ali yang sudah membusuk di tangan para koruptor. Al Afgani lalu merumuskan sistem Demokrasi yang membuat raja mesir keturunan Muhammad Ali gugup dan memilih untuk mengusir al Afgani. Mungkin cara itu juga akan di tempuh oleh Muhammad Ali.
Namun dari beberapa perbedaan itu. Keduanya dapat di pertemukan dalam misi besar bangsa islam untuk menuju kejayaannya. Sosok kedua tokoh ini adalah sosok yang di butuhkan untuk meraih kejayaan itu. Muhammad Ali dan jamaluddin al Afgani, sebagai gambaran penguasa dan intelektual bisa menjadi kolaborasi yang ampuh untuk mengobati keterlupaan bangsa islam terhadap islammnya dan membuat bangsa Islam kembali siuman setelah di pingsankan oleh sejarah islam yang sudah berada pada limbo sejarah.



Bab III 
Penutup
A.      Kesimpulan

Keduanya adalah dua tokoh yang dapat di pertemukan dalam misi besar bangsa Islam untuk menuju kejayaannya. Sosok kedua tokoh ini adalah sosok yang di butuhkan untuk meraih kejayaan itu. Muhammad Ali dan Jamaluddin al Afgani, sebagai gambaran penguasa dan intelektual bisa menjadi kolaborasi yang ampuh untuk mengobati keterlupaan bangsa islam terhadap islammnya dan membuat bangsa Islam kembali siuman setelah di pingsankan oleh sejarah islam yang sudah berada pada limbo sejarah.
Keduanya juga dapat menjadi idola bagi yang berminat kepada dunia kemiliteran dapat mengidolakan Muhammad Ali sedang dia yang berminat pada dunia intelektual dapat menjadikan Jamaluddin al Afgani sebagai idola. Sedang maksud mengidolakan itu bukan berarti mengidolakan dan memajang foto-foto mereka di tembok kamar. Tetapi menjadi pemacu untuk menjadikan mereka tolak ukur dalam melampaui visi mereka atau sederajat dengan mereka sudah menjadi barang langka.














Daftar Pustaka
Ansary, Tamim al,  A History of The World through Islamic Eyes. Di terjemahkan oleh Yulian Lipito , dari puncak baghdad Sejarah dunia versi Islam, I . Jakarta: Zaman, 2009.
Esposito John L, Islam and Development, eligion and Sociopolitcal change, diterjemahkan oleh Sahat Simamora, Islam dan pembangunan .Jakarta: Rineka Cipta,1990.
Hitti, Philip K , History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi .Jakarta: Serambi, 2013.
Nasution , Harun , Islam di tinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta: UI Press,1996 .
Nasution, Harun pembaharuan Dalam islam : Sejarah pemikiran dan Gerakan, .Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
 Rasyid, Soraya Sejarah Islam Abad Modern.Makassar: Alauddin University pers, 2012
Rusli ,H. Ris’an, pembaharuan pemikiran modern dalam Islam.Jakarta: Rajawali Pers, 2013






[1] John L Esposito, Islam and Development, eligion and Sociopolitcal change, diterjemahkan oleh Sahat Simamora, Islam dan pembangunan ,(Jakarta: Rineka Cipta,1990), H. 18-50.
[2] Soraya Rasyid, Sejarah Islam Abad Modern,( Makassar: Alauddin University pers, 2012),h. 8.
[3] H. Ris’an Rusli, pembaharuan pemikiran modern dalam Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013 )h.41
[4] Soraya Rasyid, Sejarah Islam Abad Modern,( Makassar: Alauddin University pers, 2012),h. 9.
[5] Meskipun begitu Muhammad Ali pasya nantinya akan menjadi pelindung dan penggagas pendidikan dengan memulai pendidikan pembentukan departemen pendidikan. Lihat Philipp K Hitti , The History of Arabs, h. 925.
[6] Harun Nasution , Islam di tinjau dari berbagai aspeknya, ( Jakarta: UI Press,1996) h. 33 di kutip dari Soraya Rasyid, Sejarah Islam Abad Modern,( Makassar: Alauddin University pers, 2012),h. 9
[7] H.Ris’an Rusli, pembaharuan pemikiran modern dalam Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013 )h. 43
[8] Philip K Hitti, History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi ( Jakarta: Serambi, 2013) h.925
[9] H.Ris’an Rusli, pembaharuan pemikiran modern dalam Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013 )h 45
[10] Philip K Hitti, History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi ( Jakarta: Serambi, 2013) h.925
[11] Kolonel Save adalah seorang Kolonel Prancis yang memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Sulayman Pasya. Dia bertugas untuk mereorganisasi dan memodernisasikan angkatan bersenjata mesir. Dan ikut serta dalam penyerbuan Suriah namanya di abadikan menjadi nama sebuah jalan raya di kairo, dan keturunanya menikah dengan keluarga Ali. Lihat Philip K Hitti, History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi ( Jakarta: Serambi, 2013) h.926.
[12] Harun Nasution, pembaharuan Dalam islam : Sejarah pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 30.
[13] Philip K Hitti, History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi ( Jakarta: Serambi, 2013) h.926
[14] Philip K Hitti, History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi ( Jakarta: Serambi, 2013) h.927
[15] H.Ris’an Rusli, pembaharuan pemikiran modern dalam Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013 )h. 53
[16] Philip K Hitti, History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi ( Jakarta: Serambi, 2013) h.925
[17]Philip K Hitti, History of the Arabs, di terjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi ( Jakarta: Serambi, 2013) h.925
[18] Tamim al Ansary, A History of The World through Islamic Eyes. Di terjemahkan oleh Yulian Lipito , dari puncak baghdad Sejarah dunia versi Islam, I ( Jakarta: Zaman, 2009 ) h. 419
[19] Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992) h. 267.
[20] Harun Nasution, pembaharuan dalam islam (jakarta: bulan bintang, 1992) h. 54
[21] H.Ris’an Rusli, pembaharuan pemikiran modern dalam Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013 )h.92
[22] Tamim al Ansary, A History of The World through Islamic Eyes. Di terjemahkan oleh Yulian Lipito , dari puncak baghdad Sejarah dunia versi Islam, I ( Jakarta: Zaman, 2009 ) h. 423
[23] Tamim al Ansary, A History of The World through Islamic Eyes. Di terjemahkan oleh Yulian Lipito , dari puncak baghdad Sejarah dunia versi Islam, I ( Jakarta: Zaman, 2009 ) h. 424

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon