Aku merindukanmu.
Segala ingatan yang pernah membuatku tertawa.
Atau kelam yang pernah aku terisak.
Keindahan, kebenaran dan kebaikan.
Aku pernah dari sana.
Lalu lupa untuk kembali.
Aku sudah menahan lapar dan dahaga.
Menghindari oase selama terik.
Lalu bersahabat dengan bulan saat gelap.
Begitu sebulan penuh.
Kembali fitri.
Tapi kemanakah aku kembali?
Pada senyum ibu saat berjuang Sembilan bulan.
Pada kertas putih
penuh darah.
Atau saat aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah.
Kemanakah aku kembali.?
Pada kampung halaman yang sepi.
Di dunia selamanya.
Atau halaman kosong.
Kemanakah aku kembali?
Kurasa aku tak pernah kemana-mana.
Aku terus kembali kepada diriku sendiri.
Dan di sanalah aku mendapati ingatanku.