Ingin
kubaca raut sendu wajah tua itu.
Aku
tak mengerti teka teki dari sinar mata yang menyayat itu.
Kadang
ia menusuk, kala kukata “tidak”.
Kala
kukata “nanti saja” seduh merajalela.
Atau
goresan keriput bibir yang diam itu.
Malah
makna yang berjibun di kepalaku.
Seperti
sedang menutup mata sambil berjalan di tengah kabut.
Mungkinkah
aku telah “pergi”.
Mungkinkah
aku telah mengingkari janjiku.