Pada awalnya tubuh raksasa itu menjadi bagian dari tubuhku. Aku berbicara dengan bahasanya, bertutur dengan tuturnya. Dan dia telah menjadi tubuhku.
Sekarng aku tahu raksasa itu telah mengabungkan kematian dan kehidupanku. Aku tidak pernah hidup sejak aku di lahirkan. Aku sesungguhnya sedang ingin membunuh raksasa yang menjadi tubuhku.
Sabtu, 20 Mei 2017
Menikam raksasa

Related Posts
- SANG PENCARI CINTA &nb
- Kenangan Filosofis ---- Musim berlalu tanpa jejak Seakan tak pernah terjadi saja
- Tragedi di Balik Komedi Menyaksikan panggung komedi.Aku hanya ingin menangis
- Puisi : Tercelup pada Engkau **** Menyebut nama Mu dalam bahasa-bahasa Syahdu. M
- Tanah Cahaya -- Kau cahaya dibawah Cahaya Tinggi, cepat dan tak terlihat Ka
- Tuhan Yang Bermain Di dalam segala sudut hati. Kehadiranmu tak bertepi. Engkau a


Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Label
- Timeline
Label
- Cerpen Filsafat (26)
- Dasar FIlsafat (30)
- esai (5)
- FIlsafat Agama (15)
- Filsafat Cinta (13)
- Filsafat Ilmu (21)
- Filsafat Islam (4)
- Filsafat Kritisisme (1)
- Makalah (6)
- opini (96)
- Pengantar Filsafat (33)
- Puisi (59)
- Sejarah Filsafat (11)
- Tasawuf (12)
- Tokoh FIlsafat (32)
Timeline
-
▼
2017
(23)
-
▼
Mei
(11)
- Puisi filsafat : Filsuf
- Secarik refleksi: Aktor Islam Indonesia
- Puasa Universal di Bulan Ramadhan
- Filsafat Pendidikan: Kaum Shopis dan Cermin Dosen
- Filsafat Cinta : Hujan membawa kenangan
- Filsafat Cinta : Oase Perjumpaan
- Tubuhku yang berulang tahun (Pemikiran tentang Ula...
- Aku-kamu-kosmos di tengah nilai-nilai
- Filsafat Nilai : Bertrand Russell dan Aksi 1000 Li...
- Menikam raksasa
- Puisi Filsafat Tentang Manusia - Tubuh
-
▼
Mei
(11)