Jumat, 26 Mei 2017

Puasa Universal di Bulan Ramadhan

Puasa dalam bahasa Al-qur’an di sebut juga sebagai As shoum atau As shiam dan al imsak yang berarti menahan. Maksudnya orang yang berpuasa harus menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Waktu untuk menahan menurut Syariat islam di mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Sedangkan puasa menurut etimologi dalam bahasa Sansekerta di sebut sebagai upavasa. Yang dalam tradisi hindu upavasa merupakan syarat ritual dengan menyangkal nafsu-nafsu badani, tidak makan dan minum dalam jangka waktu yang di tentukan oleh aturan agama. Sedangkan dalam bahasa Yunani Puasa adalah kata nesteuo yang secara harfiah berarti merendahkan diri dengan tidak makan dan minum pada waktu tertentu.

Dengan etimologi yang se singkat di atas, setidaknya saya dapat menarik kesimpulan sementara bahwa puasa bukan hanya milik umat tertentu, tetapi puasa sebagai di artikan menahan diri dari berbagai syarat untuk kepentingan individual atau kelompok, di kenal oleh setiap peradaban di masa lalu.
Al-Qur’an sedniri sebagai kitab suci agama Islam(karena saya orang islam) dalam surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman yang arti bahasa Indonesia adalah “ Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Untuk menjelaskan ayat ini, orang perlu metode tafsir, sedangkan saya bukanlah orang mampu menafsirkan ayat ini), tetapi dengan pikiran yang sederhana, kita dapat menyimpulkan bahwa puasa adalah ibadah yang telah di tempuh oleh umat-umat terdahulu yang masih eksis atau mungkin telah menjadi purba.
Puasa adalah kata yang memerlukan waktu, tubuh dan sebuah percakapan. Waktu puasa dalam syariat islam di mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang berlaku secara individual dan pada waktu yang terorganisir, Bulan Ramadhan adalah bulan tertentu untuk melaksanakan puasa dengan menjadikan perhitungan hisab atau melihat hilal yang kemudian di laksanakan oleh semua umat Islam. Ini berarti Puasa dalam ajaran Islam berlaku untuk subjek dan sekaligus untuk kehidupan sosial-organis.
Selain karena waktu. Puasa juga di tempuh untuk tubuh. Sebagai makhluk yang bereksistensi di dunia. Manusia sangat perlu untuk memiliki tubuh agar mampu melangsungkan kehidupannya di dunia, untuk itu kesehatan tubuh sangat di perlukan manusia. Puasa itu dapat menyehatkan tubuh karen puasa dapat mereproduksi kembali daya tubuh kita. Selain itu puasa sebagai sebuah ibadah memberikan kita energi spiritual yang baik untuk ketahanan psikologi untuk tidak mudah marah dan iri atau memikirkan sesuatu yang memberatkan kerja tubuh.
Puasa sebagai sebuah percakapan adalah ibadah yang menyempatkan diri kita untuk bercakap dengan tubuh kita sendiri. Karena kemungkinan kesibukan aksidental membuat kita lupa memiliki tubuh dan pada saat tubuh merasakan sakit, barulah kita bermanjaan dengan tubuh kita bahkan sebagian orang karena sakit tubuhnya orang malah mengumpat dan mencela tubuhnya sendiri.
Tubuh adalah materi universal yang di anugrahkan kepada manusia. Tubuh juga adalah sejarah bagi manusia. Dengan berpuasa kita dapat merasakan tubuh kita sendiri, tubuh orang lain bahkan tubuh orang -orang terdahulu. Dengan berpuasa kita mampu belajar dengan tubuh kita sendiri, karena dengan menahan lapar dan dahaga. Kita mampu bercakap dengan organ pencernaan kita, dan dengan menahan nafsu, kita juga mampu untuk bercakap dengan jiwa kita.
Karena sebentar lagi kita memasuki waktu di bulan Ramadhan, sebaiknya kita banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan diri sendiri. Pandai untuk bercakap dengan tubuh sendiri dan merasakan tubuh orang lain. dengan berpuasa kita mampu belajar untuk memaknai waktu yang telah berlalu dan waktu yang akan membawa kita bereproduksi. Selain itu puasa dapat mengajarkan tubuh kita untuk bergerak di jalan yang lurus dan seminimal mungkin mengurangi gesekan gerak dengan tubuh yang lain.
Untuk itu marilah kita menyambut bulan Ramadhan dengan berpuasa. Dan marilah kita berpuasa dengan menyambut tubuh kita dengan rasa gembira. Dengan tubuh kita, kita mampu menyelami sejarah tubuh orang-orang terdahulu. Sehingga barang siapa yang beruntung puasa itu akan membawa kita kepada Tuhan sebagai pancaran bentuk tubuh kita. inilah yang saya sebut sebagai  puasa universal untuk tubuh universal.


Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon