Puasa dalam
bahasa Al-qur’an di sebut juga sebagai As shoum atau As shiam dan al imsak yang
berarti menahan. Maksudnya orang yang berpuasa harus menahan diri dari segala
hal yang membatalkan puasa. Waktu untuk menahan menurut Syariat islam di mulai
dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Sedangkan puasa menurut
etimologi dalam bahasa Sansekerta di sebut sebagai upavasa. Yang dalam tradisi
hindu upavasa merupakan syarat ritual dengan menyangkal nafsu-nafsu badani,
tidak makan dan minum dalam jangka waktu yang di tentukan oleh aturan agama. Sedangkan
dalam bahasa Yunani Puasa adalah kata nesteuo yang secara harfiah berarti
merendahkan diri dengan tidak makan dan minum pada waktu tertentu.
Dengan etimologi
yang se singkat di atas, setidaknya saya dapat menarik kesimpulan sementara
bahwa puasa bukan hanya milik umat tertentu, tetapi puasa sebagai di artikan
menahan diri dari berbagai syarat untuk kepentingan individual atau kelompok,
di kenal oleh setiap peradaban di masa lalu.
Al-Qur’an
sedniri sebagai kitab suci agama Islam(karena saya orang islam) dalam surah
Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman yang arti bahasa Indonesia adalah “
Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Untuk menjelaskan
ayat ini, orang perlu metode tafsir, sedangkan saya bukanlah orang mampu
menafsirkan ayat ini), tetapi dengan pikiran yang sederhana, kita dapat
menyimpulkan bahwa puasa adalah ibadah yang telah di tempuh oleh umat-umat
terdahulu yang masih eksis atau mungkin telah menjadi purba.
Puasa adalah
kata yang memerlukan waktu, tubuh dan sebuah percakapan. Waktu puasa dalam
syariat islam di mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang
berlaku secara individual dan pada waktu yang terorganisir, Bulan Ramadhan
adalah bulan tertentu untuk melaksanakan puasa dengan menjadikan perhitungan
hisab atau melihat hilal yang kemudian di laksanakan oleh semua umat Islam. Ini
berarti Puasa dalam ajaran Islam berlaku untuk subjek dan sekaligus untuk
kehidupan sosial-organis.
Selain karena
waktu. Puasa juga di tempuh untuk tubuh. Sebagai makhluk yang bereksistensi di
dunia. Manusia sangat perlu untuk memiliki tubuh agar mampu melangsungkan
kehidupannya di dunia, untuk itu kesehatan tubuh sangat di perlukan manusia. Puasa
itu dapat menyehatkan tubuh karen puasa dapat mereproduksi kembali daya tubuh
kita. Selain itu puasa sebagai sebuah ibadah memberikan kita energi spiritual yang
baik untuk ketahanan psikologi untuk tidak mudah marah dan iri atau memikirkan
sesuatu yang memberatkan kerja tubuh.
Puasa sebagai
sebuah percakapan adalah ibadah yang menyempatkan diri kita untuk bercakap
dengan tubuh kita sendiri. Karena kemungkinan kesibukan aksidental membuat kita
lupa memiliki tubuh dan pada saat tubuh merasakan sakit, barulah kita bermanjaan
dengan tubuh kita bahkan sebagian orang karena sakit tubuhnya orang malah
mengumpat dan mencela tubuhnya sendiri.
Tubuh adalah
materi universal yang di anugrahkan kepada manusia. Tubuh juga adalah sejarah
bagi manusia. Dengan berpuasa kita dapat merasakan tubuh kita sendiri, tubuh
orang lain bahkan tubuh orang -orang terdahulu. Dengan berpuasa kita mampu
belajar dengan tubuh kita sendiri, karena dengan menahan lapar dan dahaga. Kita
mampu bercakap dengan organ pencernaan kita, dan dengan menahan nafsu, kita
juga mampu untuk bercakap dengan jiwa kita.
Karena sebentar
lagi kita memasuki waktu di bulan Ramadhan, sebaiknya kita banyak menghabiskan
waktu untuk berduaan dengan diri sendiri. Pandai untuk bercakap dengan tubuh
sendiri dan merasakan tubuh orang lain. dengan berpuasa kita mampu belajar
untuk memaknai waktu yang telah berlalu dan waktu yang akan membawa kita
bereproduksi. Selain itu puasa dapat mengajarkan tubuh kita untuk bergerak di
jalan yang lurus dan seminimal mungkin mengurangi gesekan gerak dengan tubuh
yang lain.
Untuk itu
marilah kita menyambut bulan Ramadhan dengan berpuasa. Dan marilah kita
berpuasa dengan menyambut tubuh kita dengan rasa gembira. Dengan tubuh kita,
kita mampu menyelami sejarah tubuh orang-orang terdahulu. Sehingga barang siapa
yang beruntung puasa itu akan membawa kita kepada Tuhan sebagai pancaran bentuk
tubuh kita. inilah yang saya sebut sebagai puasa universal untuk tubuh universal.