Minggu, 09 Agustus 2015

cerpen naruto part 2 : Tongkat Harapan

naruto
sumber gambar:idnaruto.com
                “Shikamaru, tadi itu perjalanan yang menyenangkan ya!”
                “Yah tentu,naruto”.” baiklah naruto. kita berpisah disini. Sampai jumpa” sambung shikamaru sembari melambaikna jari-jari lentiknya ke arah naruto.
“Sampai jumpa naruto”.  sambung Choji yang masih sibuk saja dengan keripik singkongnya.
Shikamaru dan choji beranjak meninggalkan naruto di persimpangan jalan. Seusai mengikuti ceramah yang dibawakan oleh Ustadz Jiraiya. Mereka berkeliling desa menikmati ramainya suasana malam Konoha.
 Naruto akhirnya tiba di apartemen tempat tinggalnya. Apartement yang telah menjadi tempat tinggalnya sejak 16 tahun lalu. Sebagai bentuk perhatian dan terimakasih atas jasa ayah dan ibunya.  Kedua orang tuanya menjadi korban keganasan dari mahluk legenda Kyubi. Demi melidungi dirinya dan Desa Konoha.
                Suasana sunyi tak pernah luput menyapa kepulanganya. Gelas ramen dan bungkus makanan ringan juga pakaian yang berserakan bak lukisan gagal. Berantakan  lebih tepatnya di sebut begitu. Namun keadaan yang demikian bukanlah masalah bagi naruto. sudah belasan tahun ia hidup bersama sampah dan ketidak teraturan. sadis amat..!
Foto tua di sudut meja samping ranjang tak pernah melepas kehangatan senyumnya. Sosok ayah, pria berambut kuning dengan senyum lepasnya. Gigi putih berbaris rapi dan sudut bibir yang jauh meninggalkan nest-nya. Dan seorang wanita cantik keturunan uzumaki tengah menggendong sosok bayi berambut serupa dengan ayahnya. Dialah si kecil naruto. Sebuah kenangan kecil yang di tinggalkan sebelum ia mengerti apa itu tangis dan tawa.
Malam berlanjut beriring suara lantunan tasbih jankrik malam. Selepas shalat isya. Naruto langsung menghempaskan tubuh di kasur tuanya. Mengistirahkan otot dan fikiran yang lelah seharian beraktivitas. Malam semakin larut membawa lelah hingga ke ujung timbuktu. Membungkus mimpi dalam kubangan rindu.
Tirai langit berganti kembali. Suara merdu sang pemanggil subuh mengugah raga tuk segera terjaga. Dalam kemalasan yang hebat. Hati kian memberontak melawan nafsu dan godaan setan. “Lekas lah bangun!” suara ibu di alam mimpinya. “ayo lekaslah bangun, apa kau ingin di bangunkan oleh mentari.” Nada suara itu kian merdu dalam ketakterjagaanya. Hingga suara alarm jam kecilnya menampar gendang telinganya. Naruto tersadar. Dan lekas menunaikan kewajiban dua rakaatnya.
“Hari minggu memang hari yang tepat untuk joging hi hi hi, pasti banyak gadis seksi di sportfield”. Fikiran cabul yang semalaman tertidur telah bangun. Namun sebelum itu, Seusai shalat subuh naruto segera membuat puluhan Bunshin dan masing-masing bunshin membaca 5 lembar Al-Qur’an. Dalam sekejap 30 juz selesai terbaca tak lebih dari sepuluh menit.
Naruto segera mempersiapkan diri.
Langit timur semakin merekahkan bayangan tubuhnya. Matahari dengan malu mencuatkan cahaya hangat. Enggan menyengat kulit yang baru terjaga. Jalanan semakin ramai. Tampak beberapa gadis dengan pakaian cukup seksi terkadang menyita pandanganya.
Di persimpangan jalan ada sesuatu yang lebih menyita perhatianya. Tiba tiba jiwa keprimanusiaanya mengalahkan fikiran joroknya. Sosok gadis muda berumur 5 tahunan  berjalan dengan tuntunan tongkatnya.
”Ooiyy yura, kau mau kemana?” sapa naruto dari kejauhan dan segera menghampiri.
“Naruto ni-chan, kau kah itu?” balas gadis muda itu dengan senyum yang terus melebar
“iya ini aku, kenapa kau sendirian. Bagaimana kau bisa berada di sini?”
“aku dan ibu berkunjung ke rumah bibi. Jadi aku akan di sini selama dua atau tiga hari”
Yura adalah nama pemberian naruto kepada gadis yang lahir sekitar lima Tahun lalu. Yang berlokasi cukup jauh di pinggiran desa konoha. Orang tua yura sendiri berhutang budi kepada naruto. Karena yang membantu proses persalinan ibu Yura adalah naruto. yang saat itu secara tak sengaja bertemu saat menjalankan misi. Meski jauh sesekali naruto datang untuk berkunjung ke rumah Yura.
Yura terlahir dalam kondisi Buta. Sehingga tak ada  satu pun yang pernah ia saksikan. Kecuali kegelapan ta berkesudahan.
“Oh ya Yura. Kebetulan sekali kau ada di sini. Apa kau sudah mendengar kalau sakura sudah mengembangkan ilmu medis baru. Kau akan bisa melihat”. Kata naruto
“Seperti apa itu bisa melihat itu, naruto ni-chan?” tanya yura dari balik wajah polosnya.
“itu.. emm melihat itu kau bisa membedakan warna putih dan hitam, bisa mengetahui orang-orang di sekitar kita. Dan kau bisa membedakan yang satu dan yang lainya”
Dengan penjelasan itu yura tak juga bisa merasakan maksud dari “melihat”. Yang menjadi jawaban dari setiap penjelasan naruto ”apa itu warna hijau”;”apa yang di maksud cahaya bintang di cakrawala”. Dan jawaban jawaban serupa yang malah berbalik membingungkan.
Dengan wajah sedikit kecewa. Naruto memaklumi jawaban yura dengan mata agak berkaca-kaca. Tak sedikitpun naruto bisa menjelaskan apa itu melihat dengan baik. Yang pasti yang ada didalam benaknya adalah Yura kan segera bisa melihat.
Demikian pula Yura terus memikirkan penjelasan-penjelasan naruto. namun sekeras apapun ia memahami apa itu melihat. Ia tak juga mengerti apa yang di maksud dengan melihat.
Mereka sama-sama terdiam beberapa saat. Suara-suara riuh dari kejauhan menjadi soundtrack kebisuan.
“naruto ni-chan..?” tiba tiba Yura memecah keheningan.”apakah aku masih bisa menggunakan tongkat ini ketika aku bisa melihat nanti?” Yura bertanya dengan tatapan kosong.
Naruto terdiam dan tenggelam dalam perasaan takjub yang terliputi iba.
“Yah tentu, jika kau masih memerlukanya”. Jawab naruto dengan senyuman khasnya. Walau Yura tak dapat melihat indah senyuman itu.
Yura tersenyum gembira mendengar jawaban Naruto. Dan tak lama lagi ia kan bisa mengerti apa itu melihat. Seminggu setelah kejaidan itu, dengan bantuan dr. Sakura akhirnya Yura bisa melihat dan menikmati indah dunia dengan penuh rasa ketakjuban.
End.
Philosophis Quote: ketika manusia terjebak ‘Samsara Izanami’ (Zona nyaman). Bak ‘Edo Tensei’. Hidup terikat ‘Mantra’. Terjebak dalam rantai kehidupan. Namun ketika kau mulai menyadari siapa dirimu dan menyelam lebih dalam. Disitulah kau kan temukan arti ‘Shopos’.

Note: tinggalkan jejak penafsiran folosofis anda dikolom komentar!

Facebook Komentar
2 Blogger Komentar

2 komentar

OKK gan sudah saya kumbal... kapan2 kunjungi lagi ya http://hsindo.blogspot.com/


EmoticonEmoticon