Jalan
yang di tempuh dalam bertasawuf.
1. Syariat.
Syariat adalah nama yang diberikan kepada
dasar-dasar dan hukum yang diwahyukan Allah dan di wajibkan kepada umat Islam
untuk di patuhi, baik yang terkait dengan hubungan kepada Allah maupun yang
terkait dengan hubungan sesama umat manusia.
Dari pengertian diatas dapat di pahami bahwa
syari’at adalah terkait dengan hukum Syara’ seperti haram, wajib, sunnah,
makruh, dan mubah. Dengan kata lain yang termasuk perintah dan larangan Allah
Swt, termasuk shalat, puasa, zakat, haji,dll.
Bagai orang –orang tasawuf ajaran Islam yang
termasuk dalam kategori tersebut harus di laksanakan secara sempurna sesuai
dengan ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah, karena hal tersebut merupakan yang pokok
dan syarat utama dalam menempuh perjalanan menuju Tuhan. Tidak ada tasawuf
tanpa syaria’at. Artinya tidak bisa memasuki tasawuf tanpa mengetahui dan
melaksanakan syariat.
2. Tarikat
Tarikat adalah menjalankan amal yang lebih
berhati-hati tidak memilih kemurahan(keringanan) syara’, seperti sifat wara’
serta ketetapan hati yang kuat seperti latihan-latihan jiwa.
Bedasarkan pengertian tersebut, dapat di katakan
tarikat merupakan pelaksanaan dari syaria’at yang harus di dasarkan pada
petunjuk al-Qur’an dan hadis Nabi saw, sehingga antara syariat dengan tarikat
tidak dapat di pisahkan, artinya tarikat
tanpa syari’at tidak di benarkan, begitu pula sebaliknya. Tarikat merupakan
latihan-latihan yang di lakukan secara bertahap untuk mencapai tingkatan yang
lebih dekat dengan Tuhan yang meliputi cara pelaksanaan pensucian diri agar
terhindar dari segala macam bentuk dosa yang menjadi penghalang utama dalam
berhubungan dengan Allah swt.
3. Hakikat
Hakikat adalah keadaan seorang sufi saat sampai
pada tujuannya yaitu ma’rifatullah dan musyahadah nur yang tajalli yakni
terbukanya cahaya yang gaib bagi hati seseorang. Dengan kata lain syariat
adalah melihat Allah Swt dengan hati. Dalam tarekat seseorang memperbaiki seseorang
memperbaiki ibadah, dalam hakikat orang memperhalus kehidupannya dalam mencapai
maqamat dan ahwal.
Hakihat itu ada tiga macam yaitu:
Pertama hakikat tasawuf adalah membicarakan usaha
memutuskan dan meninggalkan ke inginan syahwat dan dunia dengan segala
kemewahannya.
Kedua, hakikat ma’rifah adalah mengenal nama-nama
Allah dan sifatnya dengan sungguh-sungguh, dengan mewujudkan dalam kehidupan
sehari-hari, menjaga kesucian diri dan kesempurnaan akhlak.
Ketiga, hakikat haqiaq adalah puncak segala
hakekat, termasuk martabat ahadiyah dan penghimpunan semua hakekat.
4. Ma’rifah
Ma’rifah merupakan pengenalan terhadap Tuhan
dengan secara sungguh-sungguh, yang merupakan salah satu puncak perjalan
seorang sufi.
Keempat hal tersebut di gambarkan oleh Abu Bakar
Atjeh sebagai berikut; Syari’at merupakan peraturan, tarikat merupakan
pelaksanaan terhadap aturan, hakikat adalah keadaan seseorang saat melaksakan
aturan tersebut , dan ma’rifah adalah tujuan terkahir yang akan di capai dalam
perjalanan tasawuf.