Kamis, 17 Desember 2015

Puisi Filsafat ketuhanan - Tercelup pada Engkau


Puisi : Tercelup pada Engkau
****
Menyebut nama Mu dalam bahasa-bahasa Syahdu.
Merasakan diri MU dalam sentuhan dawai yang Merdu.
Kehendak-Mu lebur jadi masa lalu.
Setiap tangis kepadamu adalah doa yang berseru.
Engkau menjadi benalu-benalu keluh.
Engkau menjadi endapan-endapan keruh.
Engkau , hambamu bersuara seduh.
Tapi sangsi berteriak dalam sepi
Engkau kan di mana tak terberi.
Tak tercelup pada Muara mu yang awwal.
Tak tercebur pada dirimu yang Primer.
Hanya sebuah symbol sekunder.
Einmalig, Aku dan Einmalig, Engkau tetap tak terbahasakan.
Engkau tetap pada titik kesenyapan.
Engkau tetap tak tercakapkan.
Selain Engkau tetap menyembah pada titik puncak yang bisu.
Ke akuanku pada diri hakekat tetap Tabu.
Iluminasi tak tertembus pada titik terdalam diri.
Sebuah cahaya yang tak terjaring intelek.
Titik nol diri menjadi koma.
Titik nol diri tertegun kama.
Apakah begitu saja.
Apakah datang tiba-tiba.
Apakah hanya pada ketersiksaan.
Hanya pada kesepian ,pengosongan dan keterasingan.
CahayaMU tertimbul, cahayaMU  terjelaskan.
Engkau terbahasakan, engkau tersaring.
Engkau terasakan, Rasamu Terjaring.
Keakuanku menembus batas.
Keakuanku menapaki kesenyapan.
Aku sekunder menuju aku primer.
Aku primer dan engkau primer.
Aku tercelup pada kediaman platonic.
Menjangkau yang tak terjangkau.
Menyatu dengan terangnya terang.
Tapi engkau tetap kebungkaman.
Engkau tetap kebisuan.
Engkau tetap kesepian.
Engkau tetap kesenyapan.
Engkau tetap kepribadian.
Engkau tetap rahasia, rahasia yang terahasiakan.
Misteriusnya misterius.
Tapi cukup engkau tahu, aku mencari yang mencari.
Sudah engkau tahu. Aku ingin merasakan rasanya rasa.
Harus selalu Engkau Tahu. Terdengar Instrument timur aku menari. Aku menari tarian keilahian.
Menari dalam kemabukan, kemabukan ilahi.
Menyanyi dalam ekstasi. Ekstasi keilahian.
Membaca dalam kegelapan. Kebutaan ilahi.
Berelasi dalam komparasi. Komparasi keilahian.
Walau dalam senyap, walau akan lenyap.
Walau menjadi kelam, bicara menjadi bungkam.
Walau tertegun, terbata, bisu, dan lebur.
Aku ingin tercelup kepada Engkau.
Aku ingin tercebur dalam DiriMU.

Aku ingin menjelma Diri-Mu.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon