Sebuah kenyataan yang pahit akan ketiadaan harga sang pencipta, aku mulai berjalan di tengah kegelapan untuk mecari sebuah kebenaran. Entah sesaat aku mulai ragu untuk sebuah kepercayaan adanya sang pencipta.
Keraguan itu muncul ketika aku menggoreskan nada Tuhan pada sebuah indra. manusia yang tidak berTuhan melontarkan dan mendemonstrasikan pendapatnya, layaknya sebuah mahakarya yang tidak terlisensikan oleh sebuah ikatan bukti sang seniman.
Seninya begitu kompleks dan sempurna, jauh dari argumen-argumen manusia yang takBertuhan. Agama dijadikan sebagai ajang eksistensialis iklan media, halalnya sesuatu menjadi ketentuan para manusia yang hina, kafirnya seseorang menjadi jastifikasi pribadi.
Kebenaran dijadikan sebuah permainan, para ilmuan dengan bentuk ilmiahnya menjadi titik sentral sebuah kebenaran yang objektif, para teologi dijadikan sebagai alat pencerahan. di atas segalanya haruslah benar. Sejarah dijadikan saksi ilmu pengetahuan, sekarang benar, masa depan belum tentu. yang lalu salah sekaranglah benar adanya.
Tak disadari sebuah sistem yang tidak tertuliskan menjadi nyata, menjadi aturan yang tidak tertulis, para calon-calon negarawan jika tidak mempunyai jaringan, seseorang yang mengurusnya,seseorang yang mengaturnya didalam, jangan berharap lulus dari ujian kenegaraan.
Pemerintah di anggap sebagai Tuhan, mengatur sedemikan banyak orang dengan kehendaknya. kenyatannya pemerintah berasal dari orang banyak,
Terbentukanya batas-batas pemisah, ada yang klasik ada yang moderen, ada timur ada barat dan ada tuhan itu serta tuhan ini.
Pemisahan itu terjadi, hingga menjadi sistem yang sangat kompleks, ada pemerintah ada masyarakat bahkan ekstrimnya lagi ada masyarakat menengah, masyarakat elite dan masyarak kebawah.
Perpecahan teruslah terjadi, namun mereka menutupinya dengan kalimat “Perbedaan itu Indah”, Takdir dijadikan kambing hitam. Tuhan dijadikan tempat bersandar jika sudah tidak ada yang lain. Tuhan dijadikan ajang periklanan, penarik dan pemikat, Tuhan dijadikan kata tanpa makna, Tuhan dijadikan Pangkat bagi orang-orang yang bergelar, orang yang berduit.
Mereka merasakan hadirnya Tuhan ketika mereka menemui batas-batas rasionya, batas indranya, batas pengetahuannya. bearkah itu adalah Tuhan? Para pembesar-pembesar agama memikirkan konsep ketuhanan agar sesuai dengan zaman, tesis anti tesis pun tercipta untuk mengatsi para pengikutnya.
Tuhan sekarang menjadi barang bekas yang di mutilasi oleh sistem-sistem yang tercipta. katanya Bertuhan dibalik popularitas, katanya bertuhan dibalik produk produk komersial, akhir kata “Punya Tuhan yang tidak terpakai? Jual saja di OLX” update Gambaran Tuhan dari kenyataan yang tidak perlu lagi di nyatakan, bahwasanya “La ilaha illALLAH”
Kamis, 10 Desember 2015
Punya Tuhan yang tidak terpakai? Jual Aja di OLX
✔
RW
Desember 10, 2015
Punya Tuhan yang tidak terpakai? Jual Aja di OLX
RW
5.0
stars based on
35
reviews
Sebuah kenyataan yang pahit akan ketiadaan harga sang pencipta, aku mulai berjalan di tengah kegelapan untuk mecari sebuah kebenaran. Entah...
0 Blogger Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
- Cerpen Filsafat (26)
- Dasar FIlsafat (30)
- esai (5)
- FIlsafat Agama (15)
- Filsafat Cinta (13)
- Filsafat Ilmu (21)
- Filsafat Islam (4)
- Filsafat Kritisisme (1)
- Makalah (6)
- opini (96)
- Pengantar Filsafat (33)
- Puisi (59)
- Sejarah Filsafat (11)
- Tasawuf (12)
- Tokoh FIlsafat (32)
Timeline
-
▼
2015
(203)
-
▼
Desember
(23)
- Putusan Sintesis Apriori.
- Sistem Moralitas Kant
- menelanjangi Immanuel Kant, membuktikan dan membah...
- Suara Tanpa Sosok yang Bicara tentang Keyakinan
- Puisi Filsuf - Kembali Ke Orient
- Suhrawardi Dan Iluminasi, Kembali Ke Orient.
- Al Hikmat Al Masyrikiyyah ( Filsafat Ketimuran ) I...
- Puisi Filsafat ketuhanan - Tercelup pada Engkau
- Tahukah Anda Apakah yang Paling Tidak Disukai oleh...
- Puisi filsafat cinta - Bila aku Mencintai
- Mahasiswa pendayung Sampan.
- Punya Tuhan yang tidak terpakai? Jual Aja di OLX
- Puisi Sang Filsuf - Tuhan yang bermain
- Puisi filsafat hidup - Tragedi di balik komedi
- puisi Nyanyian debu
- Dunia
- Manusia adalah Pecandu
- Falsafah dan Agama
- Al-Kindi: Maha Guru Roger Bacon
- Filsafat Cinta - Hakikat Cinta dalam Perspektif Ib...
- Tasawwuf - Musik dalam Perspektif Ikhwan as Ashafah
- Filsafat Ilsam - Konsep Manusia Sempurna Murtadhâ ...
- Mr. Facebook, Bolehkah Saya Mengatur Akun Tanpa Ad...
-
▼
Desember
(23)