Anda tahu apa yang paling tidak disukai oleh para filsuf dan mereka yang menikmati karya-karya filsafat? Jawabannya adalah lelucon bergaya filsafat. Lah, kenapa? Ya, karena menurut saya, lelucon di 'dunia' filsafat tidak ada lucu-lucunya. Ujungnya-ujungnya ya tetap saja kita yang membaca karya tersebut akan digiring masuk menuju pencarian, dan bersiap mengokang hati, jiwa dan pikiran untuk menemukan inti yang tersirat. Capek dan pastinya akan menguras energi yang banyak.
Saya mau kasih satu lelucon, dan semoga bisa membuktikan tentang persepsi saya di atas. Kalau misalnya bukan demikian yang anda rasakan, ya harap maklum ya.
Ceritanya begini, pada dahulu kala ada seseorang bernama Surbun. Suatu malam seorang pencuri membobol rumah Surbun. Untung saja Surbun melihatnya. Karena takut, dengan cepat Surbun bersembunyi di dalam sebuah kotak besar yang terletak di sudut ruangan.
Si pencuri sedang mengaduk-aduk isi rumah Surbun mencari uang ataupun barang berharga yang dimiliki Surbun. Dia membuka lemari, laci-laci, kolong-kolong, dan lain-lain. la tapi tidak menemukan satu pun barang berharga.
Pencuri itu hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Surbun. Tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang terletak di sudut ruangan kamar Surbun. Dia sangat senang karena dia yakin dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari.
Walaupun kotak itu terkunci kuat dari dalam, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut. Pencuri itu sangat kaget ketika melihat Surbun berada di dalam kotak itu. Pencuri itu sangat marah dan berkata, "Hei! Apa yang kau lakukan di dalam situ?"
"Aku bersembunyi darimu," jawab Surbun.
"Kenapa?"
"Aku malu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan padamu. Itulah alasan mengapa aku bersembunyi dalam kotak ini."
Nah lho.. Coba. Cerita di atas adalah lelucon, namun kok saya merasa ada yang aneh dari cerita tersebut. Seperti ada sebuah pesan tersirat yang ingin disampaikan pencerita. Jika anda seorang filsuf atau masih dalam tahap menikmati segala hal tentang filsafat, saya (agak) yakin anda akan bertanya-tanya tentang kejadian yang terjadi pada kisah Surbun dan pencuri tersebut.
Bagaimana menurut anda? Itu persepsi saya saja di sore cerah tapi mendung ini. Dan, begitulah jadinya sehingga saya pun membuat sebuah blog yang berjudul 'Hidup Adalah Lelucon'. Tapi kalau lihat di tivi, lelucon bergaya saling ejek fisik, pukul-pukulan pakai sterefoam atau joget-joget nggak jelas, saya tak mau ambil pusing. Maklum, mereka sedang bekerja layaknya badut. Jadi ya terima saja.
Oh ya, mungkin besok atau lusa saya akan coba untuk menggali makna yang tersirat dari cerita Surbun di atas. Mungkin bisa saya tuliskan di A Filsafat, atau saya masukkan ke dalam blog. Semoga saja hati, jiwa dan pikiran ini masih sudi untuk menyatu. Sekian.
Saya mau kasih satu lelucon, dan semoga bisa membuktikan tentang persepsi saya di atas. Kalau misalnya bukan demikian yang anda rasakan, ya harap maklum ya.
Ceritanya begini, pada dahulu kala ada seseorang bernama Surbun. Suatu malam seorang pencuri membobol rumah Surbun. Untung saja Surbun melihatnya. Karena takut, dengan cepat Surbun bersembunyi di dalam sebuah kotak besar yang terletak di sudut ruangan.
Si pencuri sedang mengaduk-aduk isi rumah Surbun mencari uang ataupun barang berharga yang dimiliki Surbun. Dia membuka lemari, laci-laci, kolong-kolong, dan lain-lain. la tapi tidak menemukan satu pun barang berharga.
Pencuri itu hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Surbun. Tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang terletak di sudut ruangan kamar Surbun. Dia sangat senang karena dia yakin dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari.
Walaupun kotak itu terkunci kuat dari dalam, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut. Pencuri itu sangat kaget ketika melihat Surbun berada di dalam kotak itu. Pencuri itu sangat marah dan berkata, "Hei! Apa yang kau lakukan di dalam situ?"
"Aku bersembunyi darimu," jawab Surbun.
"Kenapa?"
"Aku malu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan padamu. Itulah alasan mengapa aku bersembunyi dalam kotak ini."
Nah lho.. Coba. Cerita di atas adalah lelucon, namun kok saya merasa ada yang aneh dari cerita tersebut. Seperti ada sebuah pesan tersirat yang ingin disampaikan pencerita. Jika anda seorang filsuf atau masih dalam tahap menikmati segala hal tentang filsafat, saya (agak) yakin anda akan bertanya-tanya tentang kejadian yang terjadi pada kisah Surbun dan pencuri tersebut.
Bagaimana menurut anda? Itu persepsi saya saja di sore cerah tapi mendung ini. Dan, begitulah jadinya sehingga saya pun membuat sebuah blog yang berjudul 'Hidup Adalah Lelucon'. Tapi kalau lihat di tivi, lelucon bergaya saling ejek fisik, pukul-pukulan pakai sterefoam atau joget-joget nggak jelas, saya tak mau ambil pusing. Maklum, mereka sedang bekerja layaknya badut. Jadi ya terima saja.
Oh ya, mungkin besok atau lusa saya akan coba untuk menggali makna yang tersirat dari cerita Surbun di atas. Mungkin bisa saya tuliskan di A Filsafat, atau saya masukkan ke dalam blog. Semoga saja hati, jiwa dan pikiran ini masih sudi untuk menyatu. Sekian.
Oleh : Wahyu Alhadi
Facebook : https://www.facebook.com/ awang.blackdog