Sabtu, 19 Desember 2015

Al Hikmat Al Masyrikiyyah ( Filsafat Ketimuran ) Ibnu Sina

Tentang Al hikmat al Masrikiyyah Ibnu Sina.
Oleh Ma’ruf Nurhalis.


Buku yang berjudul al hikmat al masrikiyyah adalah salah satu buku terbaik yang pernah di buat oleh Ibnu Sina. Buku ini banyak di bicarakan karena ketidak jelasan judul dan tema di dalamnya, apalagi masih ada naskah tambahan berisi pelajaran logika yang di hubungkan dengan naskah sebelumnya . Ada pendapat yang mengatakan jika buku ibnu sina ini berjudul al hikmah al masyrikiyyah, yakni berisi filsafat ketimuran, pendapat ini di dukung oleh carlos Nillino. Ada juga yang mengatakan buku ini berisi uraian tentang pemikiran mistik Ibnu sina.
Ibnu Sina merupakan filosof yang beraliran peripatetik. Di dalam buku yang berjudul Suhrawardi kritik falsafah peripatetik. Di dalam akhir hayatnya , Ibnu Sina melawan dirinya sendiri, yakni filsafat peripatetiknya sendiri, ia beranggapan bahwa pemikirannya dahulu hanyalah di tujukan bagi orang awwam. Lantas Ibnu Sina lalu merumuskan pemikiran mistisnya yang di tujukan kepada golongan Khawwash. Pemikiran mistisnya ini tertulis dalam buku The “logic of the orientals, atau al mantiq al Masyriqiyyin atau logika orang-orang Timur. Sebuah buku yang berisi kajian mistis pada akhir dari aktivitas penalaran Ibnu Sina. Teori Tasawuf-mistis Ibnu sina pada buku al Mantiq al Masriqiyyin ini lalu terangkum pada Trilogi karya mistisnya: Hayy bn Yaqsan, Risalah fi at Thair dan Salaman wa Absal.
Pada umumnya para peneliti, menganggap bahwa Trilogi ini merupakan pintu gerbang yang luas bagi kemunculan filsafat Illluminasi Suhrawardi, meski ada pula yang beranggapan bahwa buku al hikmah al Masyriqiyyah bukan sebagai buku mistis dan tasawuf. Misalnya Carlos Nillino lebih melabeli karya ibnu Sina sebagai hasil karya seorang filosof yang berfilsafat atau lebih lanjut ia mengatakan . al hikmah al masriqiyyah adalah filsafat ketimuran.
Abed al Jabiri pada buku berjudul Ibnu Tufail, Penamaan filsafat ketimuran pada al hikmah al masriqiyyah di latar belakangi dari pembacaan Ibnu Sina atas filsafat filosof-filosof dahulu dari guru kedua yakni Al Farabi. Dari pembacaan itu kemudian lahir sebuah kekhasan pemikiran yang berbau ketimuran sehingga di sebutlah hasil pembacaan Ibnu Sina sebagai filsafat ketimuran, ( al Hikmah al Masyriqiyyah).
Isi dari filsafat ketimuran itu sendiri adalah trilogy cerita filsosofi. Pada cerita Hayy bin Yaqzan ibnu sina memposisikan diri sebagai jiwa rasional. Sedangkan teman-temannya di posisikan sebagai gambaran indra-indra manusia. Sedangkan “Akal Aktif” di wakili oleh tokoh tua bernama hay bin Yaqzan. Yang juga di gambarkan sebagai manusia yang memiliki sprit manusia super. Dalam buku ini Ibnu Sina mengisahkan dirinya melakukan sebuah perjalanan bersama teman-temannya. Untuk berjalan kesebuah kota. Dalam perjalanan itu Ia berjumpa dengan hay bin Yaqzan. Lalu Ibnu Sina berkata padanya. Bahwa ia meminta hay bin Yaqzan untuk menemani dirinya melakukan perjalanan panjang. Tetapi Hay bin Yaqzan mengatakan. “ Selama Anda tidak mampu meninggalkan teman-teman Anda. Maka Anda akan mustahil untuk melakukan perjalanan panjang”.
Sementar dalam kisah yang lain yakni dalam cerita Salaman wa Absal. Ibnu Sina memposisikan Salaman sbagai ruh Rasional, Absal sebagai nalar teoritis sedangkan istri alam sebagai bentuk jasad, sebagai bentuk keduniawian, dan pemuja nafsu. Di kisahkan pada saat Absal ingin maju ke medan perang untuk melawan hasrat jahat yang di sebabkan oleh istri kakaknya. Absal mengumpulkan pasukan namun di tengah peperangan itu. Absal kehilangan pasukan akibat dari politik istri Salaman. Hingga Absal kalah tapi ia di selamatkan oleh seekor Rusa menuju pedalaman hutan. Di sanalah Absal memulihkan diri. Hingga ia lalu datang kembali menantang istri Salaman. Namun istri Salaman yang tahu akan rencana Absal. Lalu memilih untuk meracuni Absal dan cara itu berhasil. Absal mati dan hancur.
Kematian Absal ini lalu tercium oleh Salaman. Dia amat sedih atas meninggalnya Absal. Ia lalau memilih jalan pertapa untuk menghibur hatinya. Dalam pertapaan itu Salaman bertemu dengan seorang mistikus. Yang memberi tahukan dirinya bahwa istri salamanlah yang telah membunuh Absal. Lewat penjelasan mistikus itu. Salaman lalu membunuh istrinya dan semua kaki tangannya.
Dalam kisah yang lain yakni kisah Risalah at Thair. Di kisahkan bawa jiwa manusia itu ibarat burung yang tertangkap oleh pemburu, yang di mana pemburu itu lalu membawa hasil tangkapannya kedalam sangkar. Burung itu lalu terperangkap di dalam sangkar itu. Karena lama di dalam sangkar, burung itu lalu lupa dengan asalnya. Baru kesadarannya muncul kembali saat ia di datangi oleh teman-temannya. Dia pun meminta teman-temannya untuk melepaskan dirinya dari sangkar ini. Teman-temannya lalu memberi tahukan dirinya. Bahwa untuk melepaskan diri dari sangkar adalah hal yang sangat sulit, di butuhkan niat yang sangat kuat untuk melepasakan diri dari sangkar itu. Karena dalam upaya untuk melepaskan diri dari sangkar itu ia akan menemui banyak cobaan dan ujian.
Dari trilogy kisah inilah filsafat ketimuran Ibnu sina terbentuk dengan menghadirkan kisah dalam bentuk metafora yang menerangkan perjalanan manusia dari menuju dunia bayangan menuju dunia hakekat.

Bentuk lanjut filsafat ketimuran Ibnu Sina sendiri di lanjutkan oleh Suhrawardi dalam bentuk al hikmah al isyraqiyyah dan Suhrawardi sendiri lah yang mengakuinya.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon