Selasa, 08 Desember 2015

Puisi filsafat hidup - Tragedi di balik komedi

Tragedi di Balik Komedi

 

Menyaksikan panggung komedi.Aku hanya ingin menangis.Meski hendak tawa menerka.Tapi hati lirih. Dan terseduh.Bahwa mereka tak selucu yang kukira.Kering sudah bibir ini. Bahasa yang tak lagi bisa menggelitik.Tragedy di balik komedi itu.Menghadirkan ke biruan, mata terpejam.  Merah bersedih.Semakin aku bertahan pada pertunjukan komedi ini.Aku hanya ingin kabur.Atau kurobohkan panggung itu.Biar hilang lenyap segala tawa.Biar hilang hapus segala topeng.Bangunlah buta. Hentikan tawamu. Matahari telah  jauh meninggalkan kau.Cahaya telah redup. Matahari sudah tak akan lagi menyapamu.Tak ada terbit di Oriri.Mati sudah, dan pilihlah akankah kau masih ingin tertawa.Atau menangis saja, karena akupun tak kuat tertawa ataupun menangis.Dan aku menemukan , bahwa dunia baru kan tiba.Matahari baru kan datang. Cahaya terang benderang. Kan menyapa haribaanmu.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon