Minggu, 22 November 2015

Mengenal Filsafat Plotinus dan Neoplatonisme


Filsafat Plotinus adalah filsafat tentang “Yang Satu”. “Yang Satu” dalam puncak wujud, dan lebih tinggi dari padanya. Dari Yang Satu itu keluar akal, dan dari akal keluar jiwa. Demikianlah Plotinus memulai dengan trinitas yang terus berkembang, dan puncaknya adalah “Yang Satu”. Inilah yang membedakan filsafat Plotinus dari filsafat Plato dan Aristoteles. Sedangkan pengertian “Yang Satu” menurut plotinus tidak begitu jelas dan tegas. Kadang-kadang ia difahami sebagai Allah, kadang-kadang difahami sebagai kebaikan, dan kali yang lain difahami sebagai yang ketiga dari yang awal. Apapun adanya “Yang Satu” itu kebih tinggi dari wujud (being).
Untuk lebih mengenal biografi Plotinus silakan ke artikel berikut Biografi Plotinus, lanjut. Jadi bagaimana wujud datang dari “Yang Satu” itu? Wujud pertama yang muncul dari “yang pertama” adalah akal. Akal memancar darinya karena ia adalah gambaran dari “Yang Satu” itu. Atau bentuk tak berbeda darinya. Kemudian dari akal muncul jiwa yang merupakan gambaran paling dekat dengannya. Akan tetapi bagaimana manusia mengetahui bahwa ia merupakan satu bagian dari jiwa universal? Dan bagaimana ia sampai pada pengetahuan tentang akal dan tentang alam ilahi yang ada jauh di atas akal? Mari kita lihat penjelasan Plotinus tentang pengetahuan ini, melalui cara “debat”. Ini akan kita ketahui melalui terjemahan Arab kuno yang diperbaharui oleh al-Kindi.
“Sesungguhnya aku kadang-kadang menyendiri dengan jiwaku. Aku melepaskan badanku, akupun masuk ke dalam zatku, kembali kepadanya seraya keluar dari segalanya. Maka jadilah aku ilmu (pengetahuan), ‘âlim (yang mengetahui) dan ma’lûm (yang diketahui). Maka aku pun melihat kebaikan, keindahan dan sinar terang pada zatku, sesuatu yang aku kagumi. Aku pun tahu bahwa aku merupakan bagian dari alam Ilahi utama dan mulia yang memiliki kehidupan aktif. Ketika aku yakin terhadap semua itu, aku pun menaikkan zatku dari alam itu ke alam ilahi, aku pun selalu menjadi jatuh ke dalamnya, terikat dengannya. Aku berada di atas alam rasional seluruhnya. Aku pun melihat seolah aku berada pada posisi keilahian yang mulia itu. Di sana aku melihat sinar dan keagungan yang tidak dapat dideskripsikan lisan dan tidak pernah didengar oleh telinga. Bila aku tenggelam dalam cahaya dan keagungan itu, aku tidak mampu menanggungnya, jatuhlah aku dari akal ke ide dan pandangan. Bila aku berada di alam ide dan pandangan, aku pun terhalang–oleh ide itu–dari cahaya dan keagungan tersebut. Aku pun menjadi heran bagaimana aku dapat terjatuh dari kedudukan tinggi Ilahi dan menjadi berada pada posisi ide…”
Filsafat Islam mengenal Plotinus dari buku ini. Akan tetapi kadang-kadang buku tersebut disalah fahami penisbatannya kepada Aristoteles. Hal itu disebabkan karena penyelarasan antara dua orang bijak, Plato dan Aristoteles, yang dimulai dari al-Farabi sampai Ibnu Sina. Mereka ini mengatakan tentang tingkatan-tingkatan wujud dan keberasalannya dari yang pertama.

Tuhan

Sang sumber segala sesuatu, yang dinamakannya “ Tuhan”, Yang Satu, adalah sesuatu yang tidak terdefinisikan, mirip dengan Parabrahman, dalam ajaran Hindhu. Ia adalah sesuatu yang tidak dapat dinamakan, tidak dapat dibayangkan, sesuatu yang dapat dipahami dengan logika negatif (via negativa).
Karena tidak bisa dinamakan maka” Tuhan”, pun sebenarnya bukan nama yang layak. Penamaan ini semata-mata karena sebagai manusia kita tidak bisa menghindari pemakaian kata-kata.
Konsep” Tuhan”, tidak sama dengan konsep Tuhan dalam ajaran monoteisme, ” Tuhan”,  bukan sesuatu dengan daya kreatif yang menciptakan alam semesta. Alam semesta mengalir, atau memancar darinya sebagai sebuah keniscayaan. Ia adalah sumber dari segala sesuatu dan tidak membutuhkan segala sesuatu. Ia mampu mencukupi dirinya sendiri. Segala sesuatu memancar dari dirinya secara otomatis. Pandangan ini jangan dilihat seperti materi penciptaan alam semesta ada pada dirinya, sehingga dari “tubuhnya” ia menciptakan alam semesta, seperti yang dijelaskan oleh mitologi Babilonia misalnya, yang mengatakan bahwa alam semesta dibentuk dari Tiamat, naga raksasa yang mengandung semua dewa. Pandangan ini lebih baik dijelaskan seperti hubungan antara penari (sang pencipta) dengan tariannya (ciptaan). Atau bayangkan sang pencipta adalah seorang pemain musik, dan musiknya adalah ciptaannya.
Kehendak bebas dalam konsepsi Plotinus diletakkan bukan di ” Tuhan”, melainkan di Nous, yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah.
Pandangan ini juga bisa dilihat dari kacamata Panteisme. Panteisme Plotinus kurang lebih sama dengan panteisme Spinoza. Panteisme tidak dilihat dengan pandangan sempit bahwa alam adalah Allah. ” Tuhan”, ada dalam setiap ciptaan, tetapi semua ciptaan bukanlah ” Tuhan”,. Ciptaan sebagai pancaran dari ” Tuhan”,, seperti bayang-bayang dari dia, yang lebih tidak sempurna darinya. Dan ketidak sempurnaan ini bertingkat-tingkat sampai kepada hirarki yang paling bawah yaitu materi.
Emanasi ini jangan dilihat sebagai sesuatu yang berada di dalam ruang dan waktu. Ruang dan waktu justru adalah hasil dari emanasi. Ruang dan waktu adalah pengertian dari dunia materi yang merupakan emanasi terakhir.

Nous

Nous atau intelek atau akal adalah emanasi pertama dari ” Tuhan”, Sebagai emanasi yang paling dekat dengan ” Tuhan”. Ia memiliki kemampuan untuk berkontemplasi tentang ” Tuhan”. Ia adalah sesuatu yang bisa memikirkan tentang subjek, yaitu dirinya sendiri, yang sedang berpikir, dan objek, sesuatu yang sedang dipikirkan.
Sebagai emanasi dari ” Tuhan”, ia kurang sempurna dari ” Tuhan”,. Nous, tidak lagi satu, melainkan telah mengalami keterpisahan satu sama lain. Ia benar dalam dirinya sendiri, dan mutlak pada dirinya sendiri, seperti yang terlihat dari fenomena suara hati. Keterpisahan inilah yang melahirkan otonomi.
Nous sebagai prinsip yang otonom, berdikari. Keotonoman ini melahirkan kehendak bebas. Ia bisa berkontemplasi ke atas ke ” Tuhan”, namun ia juga bisa “jatuh” ke bawah, menuruti psykhe. Terlihat di sini kalau Plotinus mau memasukkan konsep jatuhnya Adam ke dalam dosa ke dalam filsafatnya. Bedanya, ia tidak meletakkan label dosa pada proses jatuhnya nous ke psykhe, melainkan sekedar sesuatu yang alami yang merupakan keniscayaan kehidupan yang beremanasi dari ” Tuhan”,

Psykhe

Emanasi yang pertama dari ” Tuhan”, adalah dasar yang pertama (arkhe) yaitu nous, dan emanasi berikutnya adalah lokasi (topos), yaitu psykhe. Lokasi memungkinkan emanasi berikutnya yaitu materi memiliki tempat. Psykhe ini berfungsi seperti benih yang melahirkan materi, oleh karena itu ia dinamai logoi spermatikoi.
Psykhe adalah prinsip di pertengahan. Ia mampu berkontemplasi ke atas, memberikan informasi dari dunia materi kepada nous, dan di lain pihak secara aktif beremanasi ke bawah, menciptakan dunia materi.
Psykhe ini bisa dipandang seperti nafsu, yang membuat manusia mengikatkan diri dengan dunia materi, baik mencipta atau mengkonsumsinya.
Manusia dijelaskan oleh Plotinus dengan menggunakan nous dan psykhe ini. Ia memang bisa berkontemplasi ke ” Tuhan”, karena ia memiliki nous, tetapi ia juga memiliki tarikan ke bawah ke materi karena ia memiliki psykhe.
Psykhe (atau jiwa) di sini tidak sama dengan jiwa dalam pengertian Plato. Jika Plato melihat bahwa jiwa terpenjara dalam tubuh dan baru bisa dibebaskan dengan kematian. Plotinus sebagai seorang mistikus, melihat kemungkinan bahwa jiwa bisa melepaskan diri dari tubuh. Psykhe secara hirarkis berada di atas materi, sehingga ia mampu menguasai materi.

Materi

Materi adalah emanasi terakhir yang paling jauh dari ” Tuhan”. Ia adalah emanasi dari jiwa dunia (anima mundi). Materi yang berada di hirarki terbawah sepenuhnya pasif, menerima pencurahan dari atas. Ia karena sepenuhnya pasif, tunduk pada hukum deterministik.
Materi tidak sepenuhnya jahat. Ia jahat kalau dilihat dari hubungannya dengan prinsip di atasnya. Menurut Plotinus, sumber kejahatan adalah keinginan psykhe untuk terus mencipta. Ini juga bukan sesuatu yang dikatakan dosa, karena psykhe memang memiliki kecenderungan seperti itu. Karena keterikatannya pada materilah psykhe lupa pada ikatannya di atas, kepada nous. Fenomena ini bisa dijelaskan oleh orang yang sudah terperangkap oleh nafsu sehingga tidak bisa berpikir rasional.
Plotinus dengan ajaran emanasinya tidak menjelaskan sumber kejahatan berasal juga dari sang pencipta, seperti halnya ajaran Gnostik, yang melihat alam ini jahat karena Demiurgos, sang pencipta alam semesta, adalah jahat. Plotinus memotong akar kejahatan sampai pada psykhe saja. Pada nous sendiri sudah tidak ada kejahatan, yang ada hanya keterpisahan.

Katharsis

Seperti telah dikatakan sebelumnya, Plotinus juga adalah seorang mistikus dan mengklaim mengalami pengalaman mistik di dalam hidupnya. Dengan demikian ia tidak hanya tertarik untuk berfilsafat namun mencari jalan untuk kembali ke” Tuhan” atau bisa disebut dengan proses pencerahan (katharsis).
Materi sebagai bagian yang paling jauh dari ” Tuhan” adalah bagian yang paling “gelap” atau jahat. Di sini terlihat pengaruh aliran Gnostik yang melihat dunia sebagai dualisme yang mengatakan bahwa materi pada dasarnya adalah jahat. Ia adalah hirarki terakhir yang menerima penciptaan dari atas, dan punya kecenderungan untuk menarik hirarki di atasnya (yaitu psykhe) ke bawah.
Dengan demikian, usaha katharsis yang pertama adalah melawan materi, yang dalam prakteknya bisa dilakukan dengan berpuasa misalnya. Dalam bahasa Latin ini disebut dengan purificatio, yaitu memurnikan diri, melepaskan diri dari materi.


Hal ini adalah persiapan untuk melakukan langkah kedua, yaitu pencerahan. Pengaruh filsafat timur terlihat di sini. Pencerahan artinya melepaskan diri dari persepsi indrawi, dan memenuhi diri dengan pengetahuan tentang idea. Ini sama dengan ajaran Plato dan Aristoteles, yaitu episteme.
Langkah yang terakhir, adalah penyatuan diri dengan ” Tuhan”,, yang diberi nama ekstasis oleh Plotinus. Ekstasis adalah sebuah upaya mengatasi keterpisahan atau diferensiasi dari Nous, yang melihat diri sebagai subjek. Jika ia bisa mengatasi batasan diri ini, dengan melihat bahwa aku sama dengan dia, sama dengan semua, dengan demikian juga adalah ” Tuhan”. Di sinilah terlihat bahwa Plotinus pada dasarnya adalah seorang mistikus, dan ia menyusun keseluruhan filsafatnya untuk menuju ke sini. Pada titik ini ajarannya sama dengan ajaran mistik yang lain, baik dari tradisi Timur Hindu Buddha, tradisi Barat, atau pun yang di Kejawen dikenal dengan manunggal ing kawulo gusti, menyatu dengan Allah.
Read More

Filsafat Ilmu - Batas Batas Penjelajahan Ilmu (Ontologi)


Sebuah diskusi ringan pengantar terciptanya artikel ini, mungkin sebuah kebenaran berharga untuk penulis pribadi yang meninggikan kebenaran ilmu, namun bukan berarti sekarang penulis merendehkan kebenaran ilmu, sederhananya ini hanya masalah penempatan, ada bagian dimana penempatan kebenaran ilmu itu tepat dan ada juga bagian kebenaran ilmu itu kurang tepat.

Sampai di mana batas penjelajahan ilmu ? Jawabannya : Ilmu mulai penjelajahannya dari pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Contoh : Apakah ilmu mempelajari surga dan neraka ? Jawabnya, tidak, karena hal tersebut berada di luar pengalaman manusia.
Ilmu mempunyai batasan karena :

1. Fungsi dari ilmu itu sendiri yaitu sebagai alat pembantu manusia dalam menghadapi masalah
2. Metode yang digunakan adalah kebenaran yang telah teruji secara empiris.

Dengan demikian sebenarnya jangkauan ilmu itu memang sempit karena hanya bisa menjangkau sepotong dari sekian permasalahan kehidupan.

Ruang penjelajahan ilmu kemudian dikapling menjadi berbagai disiplin ilmu yang semula hanya ilmu alam dan ilmu sosial, sekarang dua ilmu tersebut sudah menjadi 650 cabang keilmuan. Di samping itu juga muncul ilmu terapan , misalnya ilmu tentang bunyi mempunyai ilmu terapan yang disebut ilmu teknik akustik. Ilmu sosial berkembang relatif lebih lambat dibanding dengan ilmu alam.

Di samping ilmu alam dan ilmu sosial , pengetahuan mencakup juga humaniora yaitu seni, filsafat, agama, sejarah ( sejarah kadang-kadang dimasukkan ke dalam ilmu sosial). Juga ada matematika yang bukan merupakan ilmu karena merupakan sarana berpikir yang penting untuk kegiatan berbagai disiplin ilmu. Studi matematika meliputi antara lain aljabar, kalkulus, stastitika.

Masing-masing ilmuwan harus mengenal batasan kapling ilmunya sendiri dan tidak menjarah kapling orang lain, karena akan terjadi kekacauan ilmu. Seorang filsuf mengatakan : kenalilah kau sendiri. Ungkapan ini untuk menjunjung tinggi profesionalisme. Namun kita harus mengenal kapling tetangganya beserta asumsinya agar tidak terjadi sengketa keilmuan.
Read More

Filsafat Ilmu - Asumsi dan Peluang (Ontologi)


Maksud Asumsi dan Peluang disini adalah area ontologi (Pembahasan filsafat ilmu) sama halnya Metafisika, seperti artikel penulis di bagian Filsafat Ilmu - Metafisika (Ontologi).

A. Asumsi

Semua kejadian yang akan datang tidak ada yang pasti, oleh karena itu setiap pendapat harus mempunyai asumsi. Dari sini timbul tiga macam analisis yaitu sebagai berikut :

  1. Determinisme, peristiwa tertentu sudah pasti akan terjadi, misalnya besok pagi matahari tetap akan terbit dari arah timur.
  1. Probabilistik, peristiwa tertentu akan terjadi pada jarak waktu tertentu.Misalnya 6 buah dadu yang mempunyai nomor urut 1 sampai 6 dilemparkan, maka kemungkinan munculnya nomor 1 mempunyai probabilitas 1/6, sehingga apabila dilemparkan 6 kali akan muncul lagi no. 1.
  1. Pilihan bebas, suatu peristiwa terjadi tergantung pilihannya. Misalnya, pemanah yang akan memanah suatu lingkaran, maka dia bebas akan memanah bagian tengah lingkaran atau pinggir lingkaran.
Ilmu didasarkan pada beberapa asumsi, karena tidak ada satu ilmupun yang mempunyai kebenaran absolut. Newton berpendapat bahwa zat, gerak, ruang, dan waktu bersifat absolut tetapi Einstein berasumsi bahwa keempat komponen tersebut bersifat relatif. Contoh : Zat dan gerak menurut Newton adalah 2 hal yang berbeda tetapi Einstein berpendapat bahwa keduanya adalah merupakan satu kesatuan karena gerak atau energi adalah proses perubahan yang terjadi dalam zat.

Kalau kita tetap memakai sumber energi tradisional seperti air, panas, dan angin maka cukup dipakai teorinya Newton, tetapi kalau mau pakai nuklir pakailah teorinya Einstein. Menurut teori Einstein, kebutuhan listrik dunia selama sebulan dapat dipenuhi dengan konversi zat (uranium) 5 kg saja.

Ilmuwan harus benar-benar mengenal asumsi yang dipergunakan dalam analisis keilmuannya. Namun sayangnya asumsi tersebut sering hanya tersirat dan bukan tersurat. Sebenarnya agar hasilnya tidak menyesatkan maka asumsi tersebut harus jelas dan tegas.

B. Peluang

Suatu ilmu tidak dapat menjamin bahwa yang diuraikan benar 100 % melainkan hanya memberikan peluang atau kemungkinan terhadap terjadi atau tidak terjadinya sesuatu. Contoh, 
berdasarkan ilmu meteorologi dan geofisika bisa diramalkan bahwa hari ini akan terjadi hujan dengan probability 0.8. Jadi ilmu tersebut hanya bisa memberikan kesimpulan yang dilengkapi probabilistik. Oleh karena itu, seseorang akan menerapkan teori dari suatu ilmu tertentu tergantung pada risikonya, dalam arti semakin berat risiko yang dihadapi, diperlukan probability yang makin besar.
Read More

Filsafat Ilmu - Metafisika (Ontologi)




Taufik Ismail membuat sajak yang berjudul " Berpikir tentang Dunia ". Isi sajaknya
adalah sebagai berikut :

Ternyata dunia ini adalah sebuah peti mati
Sebuah peti yang besar dan tertutup atasnya
Dan kita manusia berputar-putar di dalamnya
Dunia sebuah peti besar yang tertutup di atasnya
Dan kita terkurung di dalamnya
Dan kita berjalan-jalan di dalamnya
Dan kita bermenung di dalamnya
Dan kita beranak di dalamnya
Dan kita membuat peti di dalamnya
Dan kita membuat peti
Di dalam peti ini........

Isi sajak merupakan contoh dari ontologi yang didasarkan pada metafisika yaitu menjelaskan apa yang dikaji. Di sini yang dikaji adalah " dunia ".
Manusia tak henti-hentinya terpesona menatap dunia dan metafisika mengkaji tentang apa yang ada dibalik sesuatu yang nyata. Misalnya, sudah kita ketahui bahwa alam adalah sesuatu yang nyata, maka metafisika mengkaji apa yang ada dibalik alam tersebut yang menurut tafsiran, bahwa di balik alam ini ada ujud-ujud yang bersifat gaib (supernatural). Di ini timbul aliran antara lain animisme.

Sebagai lawan dari supernatural adalah paham naturalisme yang menolak adanya ujud yang gaib. Di sini muncul aliran materialisme yang berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib melainkan oleh kekuatan alam itu sendiri. Di sini muncul teori tentang atom yang menjelaskan bahwa unsur dasar dari alam adalah atom dan alam beserta isinya ini hanya terdiri dari dua macam yaitu atom dan kehampaan.Dengan demikian gejala alam hanya perwujudan dari proses kimia-fisika. Di sini muncul 2 paham yaitu paham mekanistik dan paham vitalistik (lihat lampiran II).

Paham mekanistik mengatakan bahwa gejala alam termasuk makluk hidup, hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Paham vitalistik mengatakan bahwa gejala pada makluk hidup bukan hanya gejala kimia-fisika tetapi juga terdapat gejala lain yang unik dan berbeda secara substantif dengan gejala kimia-fisika. Contohnya, otak manusia yang terdiri dari 15 miliar sel saraf yang gejalanya tidak seluruhnya dapat dijangkau oleh ilmu kimia-fisika melainkan oleh ilmu lain misalnya ilmu psikologi. Di samping itu, otak juga menghasilkan pikiran dan pikiran menghasilkan ilmu pengetahuan. Di sini muncul aliran dualistik yang mengatakan bahwa otak dan pikiran adalah dua hal yang berbeda.


Pendapat ini ditentang oleh aliran monistik. Aliran monistik mengatakan bahwa zat dan pikiran tidak berbeda secara substantif karena pikiran hanya sebagai proses elektrokimia dari otak. Aliran ini mencoba untuk membuktikan bahwa pikiran bisa dibuat oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk robot yang bisa berpikir seperti manusia.
Read More

Garis Besar sejarah Munculnya Filsafat Ilmu (Perkembangan Ilmu Pengetahuan)


Kalau boleh jujur, sebenarnya penulis pusing akan memberikan judul apa untuk tulisan ini, berhubung tulisan ini adalah bagian dari kategori sejarah Filsafat ilmu, akan tetapi didalam artikel ini hampir mencakup keseluruhan sejarah filsafat. Mungkin itulah sulitnya filsafat, sulit mengkategorikan sesuatu yang terlalu kompleks. sesuatu yang ada ataupun yang mungkin ada.

Akhirnya penulis putuskan memberikan judul Garis besar sejarah Filsafat ilmu, dengan kata lain sejarah awal filsafat hingga ke perkembagan ilmu pengetahuan.

A. Periode Filsafat Yunani ( Abad 6 SM s/d 0 M )
Pada waktu itu dikenal seorang ahli filsafat yaitu Thales yang menggunakan pola deduktif.

B. Periode Kelahiran Nabi Isa ( Abad 0 s/d 6 M )
Pada waktu itu terjadi pertentangan antara gereja dengan raja, sehingga filsafat mengalami kemunduran dan ilmu menjadi beku karena danggap sumber kebenaran hanya dari gereja dan raja saja, sehingga terjadi pembatasan kebebasan seseorang dalam berpikir dan berkarya.

C. Periode Kebangkitan Islam ( Abad 6 s/d 13 M )
Periode tersebut merupakan masa keemasan atau kebangkitan Islam dan ditandai dengan
banyaknya ilmuwan Islam yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Di antaranya :
1. Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali yang ahli dalam hukum Islam
2. Al Farabi yang ahli dalam astronomi dan matematika
3. Ibnu Sina ahli kedokteran
4. Al Kindi ahli filsafat
5. Al Ghazali yang meramu berbagai ilmu yaitu agama, filsafat, mistik, dansufisme menjadi kesatuan dan berkesinambungan
6. Ibnu Khaldun ahli sosiologi, filsafat sejarah, politik, ekonomi, dan kenegaraan
7. Anzahel, penemu teori peredaran planet
Namun setelah perang salib, umat Islam mengalami kemunduran

D. Periode Kebangkitan Eropa ( Abad 14 s/d 20 )
Pada masa ini, Kristen yang berkuasa dan dianggap menjadi sumber otoritas
kebenaran.Di sini muncul kembali pemikiran Yunani dengan munculnya empirisme dan rasionalisme. Muncul pula pemikiran Islam dengan Gerard Van Cromona yang menyalin buku Ibnu Sina “ The Canon of Medicine “.Pada waktu itu muncul gerakan untuk menentang kebijakan gereja dan penguasa yang ditandai dengan munculnya ilmuwan seperti Newton dengan teori gravitasi dan John Locke serta J.J.Rousseau yang mengembuskan kebebasan manusia.

E. Perkembangan Ilmu Pengetahuan setelah Abad ke-17
Pada waktu itu muncul filsuf Scotlandia bernama David Hume yang mengungkapkan
Problem of Induction. Dia mengemukakan kelemahan metode induksi dengan mengambil contoh sepuluh buah apel.Apabila seseorang memakan buah apel yang pertama s/d ke 9 terasa masam, maka orang tersebut cenderung mengatakan bahwa buah apel yang kesepuluh pasti terasa asam walaupun belum dicicipi. Pada abad tersebut timbul semangat renaissance, yaitu lahirnya kembali budaya Yunani kuno, Romawi kuno yang menganut pemikiran bebas.
Read More

Filsafat Ilmu - Kriteria dan Ukuran Kebenaran


Letak kesalahan seseorang terletak pada mata kita, sebuah kata yang sangat sederhana namun mempunyai makna filosofi yang sangat tinggi, setidaknya menurut pribadi penulis. lalu bagaimana dengan anda? apa benar kata di atas mempunyai makna yang sangat tinggi seperti asumsi pribadi penulis? belum tentu iya kan? Jadi, semua manusia mempunyai persyaratan tentang sebuah kebenaran, persyaratan kebenaran penulis belum tentu sama dengan persyaratan anda.

Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama tentang kebenaran.
Contoh : Anak kecil menganggap gurunya berbohong karena waktu lalu bilang bahwa 5 + 2 = 7,tetapi sekarang bilang bahwa 3+4 = 7. Orang dewasa mudah menerima bahwa hal tersebut benar, tetapi anak kecil mempunyai kriteria kebenarannya sendiri.

Kebenaran dapat diukur dengan menggunakan tiga teori yaitu teori koherensi atau konsistensi, teori korespondensi, dan teori pragmatis. Teori koherensi/konsistensi menyatakan bahwa pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar (aksioma). Matematika disusun berdasarkan Teori Koheren yang didasarkan pada aksioma. Dari sini disusun teori dan kemudian dikembangkan menjadi kaidah.

Teori korespondensi berpendapat bahwa pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Teori pragmatis/empiris mempergunakan pengumpulan fakta- fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu. Teori ini mengukur kebenaran dengan kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

David Hume berpendapat bahwa di dunia tidak ada kebenaran mutlak .Dia mengemukan filsafat angsa hitam dan mengatakan bahwa tidak ada jumlah yang cukup untuk mengatakan bahwa semua angsa berwarna putih karena di antara sejuta angsa ternyata ada satu angsa yang berwarna hitam.
Read More

Filsafat Ilmu - Sumber Pengetahuan

Filsafat Ilmu


Rene Descartes berkata : De omnibus dubitandum, artinya, segala sesuatu harus diragukan. Hamlet berkata kepada Ophelia :

Ragukan bahwa bintang-bintang itu api
Ragukan bahwa matahari itu bergerak
Ragukan bahwa kebenaran itu dusta
Tapi jangan ragukan cintaku kepadamu.

Pernyataan tesebut menegaskan bahwa kebenaran diperoleh dari ragu-ragu. Selanjutnya kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu.

Cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dengan mendasarkan pada :
1. Rasio
Rasio ini menimbulkan paham rasionalisme yang mempergunakan metode deduktif. Premis yang dipakai berasal dari ide bahwa premis tersebut bersifat apriori dan sudah ada sejak dahulu sebelum manusia memikirkannya, oleh karena itu paham ini disebut idealisme. Kriteria untuk ide yang benar bagi semua pihak tidak ada karena ide tersebut bersifat subjektif dan solipsistik ( hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berada dalam benak orang yang berpikir tersebut );

2. Pengalaman,
Pengalaman ini menimbulkan paham empirisme yang diperoleh manusia melalui pengalaman yang konkrit menurut daya tangkap pancaindera manusia.
Contoh : Benda padat kalau dipanaskan akan memanjang, langit mendung diikuti turunnya hujan.Gejala tersebut muncul mempunyai kesamaan dan berulang dengan mengikuti pola-pola tertentu.
Kelemahan empiris :
a. Hubungan antara beberapa fakta tidak jelas
Dalam hal ini harus hati- hati karena fakta-fakta yang dikumpulkan belum tentu bersifat konsisten.Contohnya hubungan antara rambut keriting dengan inteligensi manusia.
b. Kemampuan pancaindera kita terbatas.
Contoh : Tongkat lurus yang dimasukkan ke dalam air bisa terlihat bengkok.

3. Intuisi
Pengetahuan ini diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu.Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan dan intuisi tidak dapat diandalkan untuk menyusun pengetahuan, namun dapat dipergunakan sebagai hipotesis. Maslow mengatakan bahwa intuisi adalah merupakan pengalaman puncak atau intelegensi yang tertinggi.

4. Wahyu
Wahyu sebagai usaha yang pasif dari manusia. Wahyu diberikan oleh Tuhan melalui malaekat dan nabi. Pengetahuan yang diperoleh dari wahyu adalah benar.
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia dan
dimulai dari percaya. Kepercayaan kepada Tuhan merupakan sumber pengetahuan atau
sumber ilmu. Sebagai contoh, Al Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan sejarah karena berisi sejarah tentang kisah-kisah sejarah Islam, sumber ilmu hukum karena mengatur antara lain hukum perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian, hukum pidana dan perdata, dan hukum perang. Sumber ilmu sosial karena mengatur dasar-dasar kehidupan manusia dalam masyarakat dan negara. Juga sumber filsafat Islam, Ilmu Alam, Ilmu Pertanian, Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Ilmu Hewan dan lain-lain.
Perbedaan antara agama dengan pengetahuan lain :
a. Agama dimulai dari rasa percaya yang kemudian bisa dikaji kebenarannya
b. Pengetahuan lainnya dimulai dari rasa tidak percaya yang kemudian melalui pengkajian ilmiah kita percaya.

Pendapat lain menambahkan bahwa sumber pengetahuan juga dari :

1. Otoritas, pengetahuan dapat berasal dari kekuasaan yang sah yang dimiliki seseorang dan diakui oleh kelompoknya dalam arti pengetahuan terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan

2. Keyakinan, yaitu suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan
Read More

Filsafat Ilmu - Dasar Pengetahuan Logika

Filsafat Ilmu

Logika adalah pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid) sehingga menghasilkan kesimpulan yang benar. Contoh dari penarikan kesimpulan yang tidak benar adalah seperti berikut ini.

Peneliti ingin menemukan penyebab mabuk. Dia menyampur air dengan wiski, kemudian air dengan minuman keras lokal, dan juga air dengan tuak. Semuanya mengakibatkan mabuk. Kesimpulan yang diambil, airlah yang menyebabkan mabuk.

Cara penarikan kesimpulan yang benar didasarkan pada hal-hal seperti berikut:
1. Induktif, dari kasus-kasus individual menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Contoh :
Kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, singa mempunyai mata. Disimpulkan secara umum bahwa semua binatang mempunyai mata.
Keuntungan penggunaan metode induktif :
a. Ekonomis, bermacam-macam pernyataan dapat disingkat menjadi satu pernyataan
b. Dapat diteruskan kepada kesimpulan yang lebih umum lagi. Contoh : Semua binatang mempunyai mata dan semua manusia mempunyai mata, maka semua makhluk hidup mempunyai mata.

2. Deduktif, dari hal-hal yang bersifat umum menjadi bersifat individual. Deduktif biasanya melalui silogisme yaitu disusun dari 2 pernyataan ( premis mayor dan premis minor) serta 1 kesimpulan.
Contoh :

Semua makhluk mempunyai mata (premis mayor)
Si Kamal adalah makhluk (premis minor)
Jadi si Kamal mempunyai mata (kesimpulan)

Kesimpulan yang diambil benar apabila :
Premis mayor benar
Premis minor benar
Pengambilan keputusan sah

Matematika adalah adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Contoh : kalau a sama dengan b dan b sama dengan c, maka akan sama dengan c.

Nah, begitulah sedikit dasar-dasar pengetahuan dalam Logika.
Read More

Filsafa Ilmu - Penalaran

Filsafat ilmu


Menurut Andi Hakim Nasoetion dalam sebuah ceramahnya di depan televisi, manusia
mempunyai nalar sedangkan binatang tidak. Kalau binatang mempunyai nalar, maka yang dilestarikan bukan harimau Jawa tetapi manusia Jawa.

Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan dan ini dimulai dari Adam dan Hawa yang telah memakan buah pengetahuan yang diwariskan kepada umat manusia sehingga manusia mengetahui mana yang baik dan buruk serta mana yang indah dan mana yang jelek Binatang sebenarnya juga mempunyai pengetahuan, tetapi terbatas pada pengetahuan untuk mempertahankan kehidupan ( survival). Contoh, anak tikus hanya diajari oleh induknya bahwa kucing itu berbahaya demi kelangsungan hidupnya. Manusia mengembangkan ilmu bukan hanya untuk survival, tetapi juga untuk lainnya demi tujuan yang lebih tinggi misalnya kebudayaan.

Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena :
1. Mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan binatang tidak mempunyai itu, contohnya
anjing tidak bisa tukar menukar tulang dengan temannya.Manusia bisa melakukan tukar menukar, oleh karena itu disebut Homo Economicus.
Anjing tidak mempunyai nalar yang analitis sehingga tidak ada anjing yang berkata :” Ayahku miskin namun jujur”

2. Manusia mempunyai penalaran ( berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir)
Binatang bisa berpikir tetapi tidak mampu berpikir nalar.Namun binatang bisa berbuat sesuatu yang benar berdasarkan instink, bukan berdasarkan nalar. Instink binatang jauh lebih peka dibanding dengan instink seorang profesor geologi.Binatang sudah jauh berlindung ke tempat yang aman sebelum gunung meletus setelah itu baru profesor mengetahui belakangan.Namun binatang tidak bisa menalar tentang gejala tersebut, misalnya mengapa gunung bisa meletus.

Penalaran adalah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Berpikir adalah kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Kebenaran bagi setiap orang tidak sama, oleh karena itu proses berpikir untuk menemukan pengetahuan yang benar juga tidak sama.

Ciri-ciri penalaran :
1. Logika dan kegiatan penalaran adalah proses berpikir logis
2. Analitik, kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu

Ada kegiatan berpikir yang tidak berdasarkan penalaran, yaitu perasaan dan intuisi, kegiatan penalaran, perasaan, dan intuisi sebagai usaha aktif dari manusia. Kegiatan penalaran, perasaan, dan intuisi sebagai usaha aktif dari manusia, wahyu sebagai usaha yang pasif dari manusia.Wahyu diberikan oleh Tuhan melalui malaekat dan nabi. Pengetahuan yang diperoleh dari wahyu dan intuisi adalah merupakan kebenaran

Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa rasio adalah kebenaran, sedangkan empirisme adalah paham yang mengatakan bahwa pengalaman adalah suatu kebenaran. Penalaran yang dikaji dalam pelajaran filsafat ilmu adalah penalaran ilmiah yang merupakan penggabungan dari penalaran deduktif ( terkait dengan rasionalisme ) dan induktif ( terkait dengan empirisme ).
Read More

Pengantar Filsafat - Mengenal Beberapa Metode Filsafat



Mencari sebuah kebenaran adalah pekerjaan atau sudah menjadi fitrahnya orang-orang yang berfilsafat, tentu, sebuah pencarian adalah bentuk kata kerja, dimana sebuah pekerjaan memiliki alat untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, Nah bagaimana dengan filsafat? adakah metode atau step-step yang digunakan? tentu ada, oleh karena itu penulis menempatkan artikel ini sebagai dasar, agar kiranya kedepan anda mengerti bagaimana metode dalam mencapai sebuah kebenaran, semua punya cara mencapai kebenaran masing-masing.

Sebenarnya metode filsafat sama banyaknya dengan definisi dari para ahli dan filsuf karena metode adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai hakekat yang sesuai dengan pandangan filsuf itu sendiri. Namun demikian sedikitnya ada sepuluh metode, yaitu sebagai berikut :

1. Metode Kritis, menganalisis istilah atau suatu pendapat
2. Metode Intuitif, melalui intuisi akan tercapai pemahaman langsung mengenai suatukenyataan
3. Metode Skolastik, bertitik tolak dari definisi-definisi atau prinsip-prinsip diperoleh kesimpulan-kesimpulan
4. Metode Geometris, melalui analisis tentang hal yang kompleks, diperoleh suatu hakekat yang sederhana
5. Metode Empiris, melalui pengalaman-pengalaman disusunlah secara geometris suatu kesimpulan
6. Metode Transendental, melalui pengertian tertentu kemudian dianalisis dengan memperhatikan syarat-syarat yang penting.Metode ini disebut juga metode Neo Skolastik
7. Metode Fenomenologis, secara sistematis memperhatikan gejala-gejala sehingga terlihat hakekat-hakekat yang murni
8. Metode Dialektis, melalui dinamika pemikiran yaitu tesis, antithesis, dan sintesis akan diperoleh hakekat kenyataan
9. Metode Neo Positivistis, kenyataan dipahami dengan jalan menggunakan aturan-aturan yang positif atau yang berlaku
10. Metode Analitika Bahasa, menganalisa ucapan-ucapan filosofis dengan jalan menganalisa melalui pemakaian bahasa sehari-hari.

Seperti yang penulis tegaskan di atas, bahwa metode filsafat sangat kompleks, namun menurut penulis metode filsafat dapat di bagi menjadi dua metode, metode yang sudah ada dan metode yang akan ada, yang akan anda ciptakan sendiri, jadi sampai disini, walau ada 10 metode yang penulis sampaikan di atas jangan sampai mempengaruhi atau membatasi anda dalam mencari sebuah kebenaran seperti teori a-filsafatisme "Jangan terikat dengan apapun, termasuk terikat dengan aku, aku hanya memberimu A,K dan U bukan untuk menjadi AKU...."

Salam filosof
Read More

Filsafat Ilmu - Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

filsafat ilmu


Filsafat Ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji
hakekat ilmu.Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu alam dan ilmu
sosial, namun karena permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu sering dibagi
menjadi ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
Filsafat ilmu menelaah antara lain :
  1. Objek apa yang ditelaah ilmu
  2. Bagaimana wujud objek tadi
  3. Hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia
  4. Bagaimana proses terjadinya ilmu
  5. Kegunaan ilmu
  6. Bagaimana hubungannya dengan kaidah moral
Pada hakekatnya telaahan tersebut digolongkan menjadi :
  • Ontologi, apa yang dikaji oleh ilmu (Hakikat)
    Untuk ontologi penulis sarankan membaca dan pahami karya tulis Calon filosof Ma'ruf Nurhalis di artikel berikut 
    Ontologi, apa itu hakikat
  • Epistemologi, bagaimana caranya memperoleh ilmu
    Untuk lebih dalam mengenai Epistimologi, masih dengan orang yang sama, Penulis sarankan memahami tulisan saudar Ma'ruf Nurhalis di artikel 
    Apa itu Epistimologi?
  • Aksiologi, apa kegunaan ilmu
Read More

Filsafat Ilmu - Semua Ilmu Dimulai dari Filsafat


Seorang yang skeptis berkata : Sudah ribuan tahun orang berfilsafat namun selangkahpun dia tidak maju. Sepintas lalu kelihatannya memang demikian namun kesalahpahaman tersebut dijawab oleh Will Durant.

Will Durant mengatakan : Filsafat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri sedangkan infanteri sebagai ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi ilmu, setelah itu ilmulah yang menyempurnakan kemenangan. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafatpun pergi untuk menjelajah kembali ke tempat lain.

Semua ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, semula sebagai filsafat, contohnya Ilmu Fisika yang ditulis oleh Issac Newton semula bernama Filsafat Alam dan menurut Will Durant, setiap ilmu dimulai dari filsafat dan diakhiri dengan seni. Contoh lainnya, nama asal ekonomi adalah filsafat moral.

Dulu bidang penjelajahan ilmu luas, kemudian dalam perkembangan selanjutnya menyempit atau bersifat sektoral. Sebagai contoh filsafat moral dikaitkan dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi.

Manusia tiada henti-hentinya mencari ilmu untuk mempermudah kehidupannya, sehingga manusia dianggap makhluk yang serakah. Contoh dalam ilmu ekonomi manusia menerapkan prinsip untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, sehingga manusia juga disebut sebagai Homo Economicus.
Seorang profesor yang penuh humor mengatakan bahwa yang dikaji oleh filsafat :
  1. What is a man
  2. What is
  3. What
Maksudnya :
  1. Semula fisuf mempelajari tentang apa sebenarnya manusia itu.
  2. Kemudian mempelajari apa sebenarnya kehidupan.
  3. Akhirnya filsuf mengatakan ”what” tentang yang ditanyakan kepadanya setelah dia tidak tertarik mendengarkan uraian panjang lebar yang tidak ilmiah. Bagi dia semua itu GIGO (Garbage In, Garbage Out/Sampah yang masuk, sampah yang keluar) Filsuf hanya mau mendengarkan kalau uraian tersebut ilmiah.
Menurut Auguste Comte, tingkat perkembangan ilmu adalah sebagai berikut :

  1. Religius, penjabaran dari ajaran agama
  2. Metafisika, mulai terlepas dari ajaran agama
  3. Positif, diuji secara ilmiah       
Read More

Filsafat Ilmu - filsafat dan ilmu


Menurut Jujun S. Suria Sumantri, jenis manusia dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya dibedakan sebagai berikut :
  1. Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya
  2. Orang yang mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya
  3. Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang diketahuinya
  4. Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya.
Orang yang dapat memperoleh pengetahuan yang benar apabila orang tersebut termasuk
golongan 1 dan sekaligus 2 yaitu :
  1. Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya
  2. Orang yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya
Dengan demikian maka filsafat didorong untuk mengetahui :
  1. Apa yang telah kita ketahui
  2. Apa yang belum kita ketahui
Pengetahuan diperoleh dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dari kedua-duanya.
Orang mampu berfilsafat apabila :
  1. Rendah hati
Memahami bahwa tidak semuanya akan dapat diketahui dan merasa dirinya kecil dibandingkan dengan kebesaran alam semesta.
Filsuf Faust mengatakan : ”Nah disinilah aku, si bodoh yang malang, tak lebih pandai dari
sebelumnya”. Socrates menyadari kebodohannya dan bilang ” Yang saya ketahui adalah
bahwa saya tak tahu apa-apa”
  1. Bersedia untuk mengoreksi diri, berarti berani berterus terang terhadap seberapa jauh
kebenaran yang sudah kita jangkau
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita alami sejak di bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri sendiri :
  1. Apakah yang sebenarnya saya ketahui tentang ilmu
  2. Apakah ciri-ciri yang hakiki tentang ilmu dibanding dengan yang bukan ilmu
  3. Bagaimanakah saya tahu bahwa ilmu yang saya ketahui memang benar
  4. Kriteria apa untuk menentukan kebenaran.
Berfilsafat antara lain meliputi :
  1. Apakah ilmu yang telah ada sudah benar
  2. Mengapa kita harus mempelajari ilmu
  3. Apakah kegunaan ilmu itu
  4. Apakah ilmu yang ada sudah meliputi semua aspek kehidupan
  5. Di manakah batas cakupan ilmu.Apakah ada aspek kehidupan yang tidak dapat dijelaskan
oleh ilmu
  1. Apakah kelemahan dan kekurangan ilmu
Pada hakekatnya berfilsafat adalah merenung. Orang berfilsafat diibaratkan seperti seseorang di malam hari yang cerah memandang ke langit melihat bintang-bintang yang bertaburan dan merenungkan hakekat dirinya dalam lingkungan alam semesta. Di samping itu juga memperhatikan tanah tempat berpijaknya dan berkeinginan untuk membongkarnya secara fundamental. Hamlet berkata ” Ah Horaito, masih banyak lagi di langit dan di bumi, selain yang
terjaring dalam filsafatmu ”. Inilah karakteristik berpikir filsafat yang pertama yaitu menyeluruh”.

Namun demikian ilmuwan juga memiliki kelemahan. Sebagai contohnya, ahli fisika nuklir memandang rendah ahli ilmu sosial, lulusan IPA merasa lebih tinggi dibanding lulusan IPS, ilmuwan memandang rendah pengetahuan lain, ilmuwan meremehkan moral, agama, dan estetika.

Sebaiknya ilmuwan tersebut menengadah ke bintang-bintang dan kalau dia normal akan berkata ” Lho, kok masih ada langit lain di luar tempurung kita” dan akhirnya dia menyadari kebodohannya. Pada saat itu Socrates berkata : ”Ternyata saya tak tahu apa-apa”.Selanjutnya Socrates berpikir filsafati sebagai berikut :
  1. Dia tidak percaya bahwa ilmu yang sudah dimilikinya itu benar
  2. Apakah kriteria untuk menyatakan kebenaran
  3. Apakah kriteria yang digunakan tersebut sudah benar
  4. Apakah hakekat kebenaran itu sendiri.
Socrates berpikir tentang ilmu secara mendalam dan ini merupakan karakteristik berpikir filsafat yang kedua yaitu mendasar.

Pertanyaan-pertanyaan berputar-putar dan melingkar yang seharusnya mempunyai titik awal dan titik akhir.Namun bagaimana menentukan titik awal? Akhirnya untuk menentukan titik awal, kita hanya berspekulasi. Inilah karakteristik berpikir filsafat yang ketiga yaitu spekulatif.

Ciri filsafat adalah spekulatif dalam arti bahwa untuk menembus suatu rangkaian pengetahuan harus dengan penjelajahan berbekal asumsi, meskipun dengan asumsi yang spekulatif. Contoh, dengan adanya UFO (Unidentified Flying Object), manusia mulai berpikir bahwa manusia bukan satu-satunya penghuni alam semesta (lihat Lampiran I).


Akhirnya kita menyadari bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dari spekulasi. Dari serangkaian spekulasi kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Dengan demikian lengkaplah tiga karakter berpikir filsafat yaitu menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. 
Read More

Filsuf Zaman Kuno Pra Sokrates dan sekilas pemikirannya

Pada zaman kuno pra sokrates focus pembicaraan filsafat barat adalah tentang alam (kosmosentris). Filsufnya antara lain



  1. Thales(625-545 SM): asas pertama yang merupakan asal mula segala sesuatu (alam) adalah air.
  2. Anaximandros(610-540SM): Asas pertama yang merupakan asal mula segala sesuatu (alam) suatu zat yang tak terbatas .
  3. Anaximenes(538-480 SM): Asas pertama yang merupakan asal mula segala sesuatu (alam) adalah udara.
  4. Pythagoras (580-500 SM): Asas pertama yang merupakan asal mula segala sesuatu adalah bilangan-bilangan yang harmonis. Ada 10 bilangan :

    1.terbatas-tidak terbatas,
    2.ganjil-genap,
    3.satu-banyak,
    4.kanan-kiri,
    5.lelaki-perempuan,
    6.diam-gerak,
    7.lurus-bengkok,
    8.baik-jahat.
    9.terang-gelap,
    10.persegi-bulat panjang.

    Jagat raya juga terdiri dari 10 badan langit bilangan: . Saturnus, Jupiter,Mars,Mercurius, Matahari, Bulan, Bumi, Kontra bumi, Api Sentral. Mengenai jiwa menurutnya bahwa jiwa tidak dapat mati, Oleh karena hukumanlah maka jiwa dibelenggu di dalam tubuh. Dengan pensucian (katarsis) orang dapat membebaskan jiwanya dari belenggu tubuhnya sehingga tercapailah kebahagiaan. Jiwa dapat berpindah kekehidupan lain (tumbuhan,hewan,manusia) sesuai keadaan. Pensucian dengan cara berpuasa,pantangan terhadap makanan tertentu.
  5. Xenophanes(570-480 SM ) : asas pertama yang merupakan asal segala sesuatu adalah “kesatuan “. Tuhan merupakan satu-satunya yang ada,yang merangkumkan segala sesuatu. Tuhan bersifat kekal,esa,universal, yang tidak berawal.
  6. Heraklitos(540-475 SM): : asas pertama yang merupakan asal segala sesuatu adalah api. Segala sesuatu yang ada terus berubah (menjadi). Tiap-tiap benda berasal dari hal yang berlawanan. Hidup dari mati. Mati dari hidup, dari muda keluar tua, dari tua keluar muda.
Read More

Sabtu, 21 November 2015

Dari sudut tertinggi Himalaya. Nietzsche memandang manusia bertuhan dengan Iba.

Dari sudut tertinggi Himalaya. Nietzsche memandang manusia bertuhan dengan Iba.
Nietzsche
NIetzsche


Menggambarkan seorang manusia bernama Nietzsche seperti menggambarkan titik putih di lingkaran yang dipenuhi oleh warna hitam. Menemui manusia Nietzsche akan mengantarkan kita pada sebuah kesenangan yang unik. Dia seorang penyendiri yang ingin menuju pada Ubermensch. Menghindarkan diri dari segala rasa Iba. Maka jangan tunjukkan wajah ibamu di depannya atau jika kau di berikan sesuatu darinya maka jangan kau juga berterima kasih, baginya rasa iba dan terima kasih itu adalah cara berkehendak kuasa terhadap orang lain. Di mata Nietzsche itu adalah sesuatu yang negatif.
Selama ini jika kau membaca manusia Nietzsche, terbayanglah sebuah kegilaan dan keliaran dari musik“Tuhan telah mati” yang memaksa para manusia beragama untuk menutup telinga. Namun karena musik itu terlalu indah untuk tidak di mainkan. Maka para manusia abad 21 terpaksa harus membicarakannya. Jika kau menganggap dirimu bertuhan, dan yakin jika kau punya Tuhan, bukan yakin nya orang-orang Bego’. Maka Nietzsche ingin membuat anda bergoyang dengan Musik Dionysus nya. Musik kemabukan, dan Nietzsche menantang Anda untuk mengukur seberapa sehatkah anda untuk meyakini Tuhan?”. Yang selama ini pandangan Nietzsche di kotori oleh manusia-manusia sakit yang datang menyembah Tuhan. Hingga ia pun lalu mengerutkan keningnya, tanda ia Iba. Iba melihat Tuhan di sembah oleh manusia-manusia budak dan sakit.
Meski ia pun berakhir dengan sangat mulia. Menyerahkan kehidupannya pada kegilaan, ia gila dengan gila yang mulia, yakni mengalami penyakit gila yang sebenarnya. Bukan gilanya gila. Yakni kegilaan yang di alami oleh orang-orang sakit, para manusia budak itu, seperti kata Schopenhauer pada principium individualis nya. Manusia itu terus saja duduk Khusyu di biduk perahunya yang sedang di serbu oleh ombak yang siap membelah perahunya.
Tapi manusia pasca Nietzsche bungkam, sebelum kegilaannya merenggut kehidupannya di ambang abad baru. Ia meninggalkan goresan yang membelah horison langit yang selama ini di tatap oleh para manusia beriman. The Spok Zarathustra berhasil membelah lautan seperti tongkat Musa yang membelah lautan merah. Nietzsche membelah lautan beku agama, membawa manusia-manusia baru untuk menyebrang kepulau baru pulau tak bertuhan, meninggalkan pulau lama, pulau manusia-manusia pembunuh Tuhan. Pulau tempat Tuhan mati di sana. Atau ia membelah lautan. Agar manusia yang selama ini melihat matahari dari dalam lautan. Dapat melihat jelas bahwa matahari telah mati.
Pada Hari-hari terakhir Nietzsche sebelum ia tidur di pangkuan ibunya. Ia telah menjadi gunung berapi yang sedang meletus. Sebuah bencana yang berjalan singkat, tapi merusak dengan sangat parah. Seperti itulah Nietzsche dalam waktu yang singkat antara masa proses menuju kegilaanya ia mengguncang manusia beriman dengan goresan halusnya. Membuat manusia eropa yang ketakutan dengan rudal-rudal peperangan, menoleh cukup lama kearahnya, yang sedang memainkan musik Dionysus.
Membicarakan Nietszche, memang akan sangat menguras emosi. Saat kau ingin membuktikan bahwa ia Ateis yang super Kafir, di satu sisi jika anda manusia yang berpikir, anda akan merasakan air jernih mengalir kedalam rasio anda. Ada nada –nada setuju yang merambat ke telinga anda. Maka nikmati saja dirinya, maka kau akan merasakan kelupaan diri. Nietszche adalah manusia yang bijak. Maka dengarkanlah setiap suara yang di keluarkannya dengan sangat halus. Nada- nada puitis yang di dendangkannya menggetarkan jiwa. Da anda mendapati dari balik tubuh kemisteriusan spiritual yang sangat jernih.
Tak berhenti di sana. “Pandangilah sejarah” kata Nietzsche. Selama ini manusia modern menganggap Sejarah hanya di peruntukkan untuk hasil ilmu pengetahuan. Yang dipandang berlalu dan tidak akan terulang. Tapi bagi Nietzsche Sejarah harus menghasilkan kebahagiaan bagi manusia.
Dionysus yang pernah menjadi pencerah di zaman Yunani Kuno. Yang memerdekakan manusia-manusia jenius seperti Thales, Anaximenes, Anximandros, Heraklitus, Parmenides, dan Pythagoras yang tergabung dalam “Republic para Genius”. Lalu kecerahan Dionysus itu  meredup ketika terjadi serangan “Dialektika” dari seorang pembawa tragedy bernama Socrates dan pasukannya yang memaksakan Universalistis rasionalitis yang datang menghancurkan keseragaman dan kemerdekaan untuk berpikir.
Pintu dialektika menjadi gerbang bagi pasukan Kristen, yang akan membawa dekadensi yang lebih parah. Pasukan Kristen bagi Nietzsche adalah pasukan Vampirisme moral. Agama ini datang menghisap darah kebudayaan atas nama moralitas. Memaksakan keindahan dan ilmu pengetahuan tunduk kepadanya. Dan pangkal tragedy ini datang dari Socrates seorang ironi yang suka berahasia.

Wahai manusia-manusia yang suka bersujud dihadapan Tuhan. Tetesan air mata dari balik lantunan ketakutan. Pelarian dari segala tubrukan alam. Perlindungan dari segala bentuk menyerah akan kehidupan. Perbuatan skeptis yang membenci kehidupan. Dan memilih untuk berdiam diri bersama dengan Tuhan yang di takutinya. Dari sudut tertinggi gunung Himalaya disanalah manusia Nietzsche memandang kalian dengan rasa iba. 
Read More

Cara membaca Kant


CARA MEMBACA KANT.

Mungkin ini menjadi permasalahan kita sama-sama. Ada kebingungan yang muncul ketika membaca seorang Immanuel Kant (yang selanjutnya hanya di tulis Kant). Saya mencoba membantu kawan-kawan sekalian dengan menghadirkan cara atau tips yang tepat untuk mempelajari Kant. Meski saya sendiri pun belum tuntas mempelajari Kant. Tapi marilah kita sama-sama belajar.
Tips yang pertama. Pengantar membaca Kant. (dan saya mohon jangan bosan membaca hingga habis tulisan ini).
Berikut langkah-langkahnya.
1.       Anda harus tahu dulu cara membaca yang baik.
2.       Membaca itu punya banyak pengertian seperti Membaca buku text, mendengar audio, menganalisa lingkungan, bahkan menghayal pun di katakan membaca. dan tips ini akan mencakup semua bacaan mengenai Kant.
3.       Membaca yang baik, adalah membaca dengan sabar seraya tidak terburu-buru untuk mengatakan “aku sudah mengerti” atau “aku tidak akan pernah mengerti”. Apa lagi membaca kant. Perkataan pesimis seperti “aku tidak akan pernah mengerti dan bosan, bingung dan sejenisnya” akan selalu muncul ketika membaca Kant. Kepesimisan itu harus di lawan. Dengan cara, sabarlah dalam membaca Kant. Tekunlah untuk mengulangi membaca Kant.
4.       Untuk membaca Kant memang di butuhkan kesabaran dan ketekunan yang cukup tinggi, setidaknya bacalah berulang-ulang teks dan suara mengenai Kant, dan selalu lah bertanya dengan apa yang baru saja anda dapatkan.
5.       Buatlah sebuah pertanyaan universal atau rumusan masalah mengenai kant. Seperti
a.       Siapakah Kant?. Jawaban pertanyaan ini akan menuju pada biografi Kant.
b.      Apakah manusia yang bernama Kant?. Jawaban mengenai pertanyaan ini akan mengarahkan anda pada pokok-pokok pemikiran Kant.
c.       Bagaimanakah Kant itu ?. jawaban pertanyaan ini akan mengarahkan anda pada penjelasan yang lebih rinci mengenai pokok-pokok pemikiran Kant.
d.      Mengapa Kant?. Jawaban pertanyaan ini akan mengarahkan kita pada persoalan mengenai untuk apa sebenarnya kita mempelajari Kant.
6.       Setelah menetapkan rumusan masalah universal. Maka mulailah membaca Kant. Sekalai lagi saya ulangi, bersabarlah membaca Kant jangan terburu-buru. Apa lagi secara teks buku-buku Kant adalah terjemahan dan punya banyak istilah yang belum dapat kita definisikan. Atau ada penjelasan dari orang Indonesia. tetapi Istilah tetap tidak dapat di indonesiakan. Maka setidaknya sediakanlah kamus.
Tips yang kedua. Saat membaca Kant.
Berikut langkah-langkahnya.
1.       Pilihlah buku buku yang berkualitas yang membahas Kant dengan jelas.
2.       Banyak buku yang membahas Kant. Tetapi tidak tuntas.
3.       Kumpulkanlah buku-buku itu sebagai referensi dan hubung-hubungkanlah menjadi satu.
4.       Ketika anda membaca Kant. Lihatlah kembali rumusan masalah yang telah anda buat sebelumnya. Rumusan masalah itu akan mempermudah anda untuk memetakan bacaan anda. Umpamanya ketika anda sedang berada di hutan. Peta mengenai hutan itu akan sangat membantu anda untuk keluar dari dalam hutan itu dan tidak tersesat. Seperti itu juga ketika membaca Kant. Peta rumusan masalah akan sangat membantu anda untuk membaca Kant.
5.       Mulailah dari rumusan pertama.
6.       Saat membaca kant dari pertanyaan “Siapakah Kant”. Anda harus sangat menguasai jawaban rumusan masalah ini. Karena jawaban dari “Siapakah Kant?” akan menjadi penentu jawaban rumusan masalah selanjutnya. Tak kenal maka tak sayang. Pepatah itu sangat terapakai saat membaca Kant. Ketika anda gagal mengenal Kant. Maka anda akan gagal seterusnya membaca Kant.
7.       Jawaban dari rumusan masalah yang pertama. sekali lagi di ulang-ulangi. Agar dapat di kuasai dengan tuntas. Tapi ingat jangan bosan.
8.       Sedikit masukan. Secara subyektif  Buku bertrand Russel, sejarah Filsafat barat, agaknya lebih kritis melihat biografi Kant. Saya yakin banyak buku yang lebih baik dari buku yang saya recomended kan.
9.       Kemudian seperti itu selanjutnya saat mejawab rumusan masalah yang lain.
10.   Saat membahas pertanyaan “Apakah Kant, dan Bagaimana Kant” anda akan menjumpai banyak istilah-istilah yang sangat asing bagi kita. Maka sediakan kamus atau setidaknya catatlah istilah tersebut dan carilah artinya di kamus, internet atau tanya keteman dan dosen atau sediakanlah catatan kecil di saku anda untuk memudahkan anda mendefinisikan istilah-istilah tersebut. Saya yakin sebuah istilah pasti ada artinya. Maka jangan terburu-buru untuk mengatakan susah untuk membaca Kant karena istilah-istilah itu.
11.   Istilah yang penting yang harus anda tahu ialah.
a.       Mazhab Rasionalisme, maksudenya itu adalah toko-tokoh Rasionalisme.
b.      Apa itu Rasional.
c.       Apa itu rasio.
d.      Apa itu a priori.
e.      Apa itu Dogmatisme.
f.        Mazhab Empirisme. Yang di maksud adalah tokoh-tokohnya.
g.       Apa itu empirisme.
h.      Apaitu empiris.
i.        Apa itu a postriori.
j.        Mazhab kritisisme.
k.       Apa itu kritik. Dalam pengertian Kant.
l.        Apa itu Transendental.
m.    Apa itu analitis, sintesis,dialektik, estetika,
n.      Apa itu Indra, rasio dan intelek
o.      Apa itu metafisika, etika dan epistimologi.
p.      Dll
12.   Setelah anda tahu gambaran umum( cukup anda tahu garis besar dari pengertian istilah di atas meski tahu sedalam-dalamnya tentu lebih baik, tapi bagi pemula cukuplah mengetahu garis besarnya).  Maka Anda akan termudahkan untuk membaca Kant. Saat anda telah mudah membaca Kant, maka pada saat tu anda akan dapat merasakan ketertarikan bahwa membaca Kant itu akan sangat mengasyikkan.
13.   Inti dari semua tips ini adalah bagaimana anda dapat mengetahu istilah-istilah yang umum di pakai dalam membaca kant. Seiring anda sudah tahu istilah tersebut, seiring itu pula Kant akan terjelaskan dengan sangat jelas.
Tips yang ketiga. Setelah membaca Kant.
Berikut penjelasannya.
1.       Berhati-hatilah saat menjelaskan Kant. Karena penjelasan anda juga salah satu bentuk membaca Kant bagi audiens. Misalanya dalam pemakaran makalah.
2.       Sesuaikanlah diri anda dengan audiens yang mendengarkan anda.
3.       Berilah ilustrasi yang cukup untuk menjalskan Kant, apalagi saat menjelaskan Kant secara epistimologinya.
4.       Hindarilah secukupnya istilah-istilah yang dapat membingungkan audiens.(jiak audiens anda adalah pemula Kant).
5.       Usahakanlah untuk membuat Kant sebagai pembahasan yang snagat menarik.

Berikutlah bantuan dari saya untuk memudahkan kita untuk membaca Kant. Mengerti mengenai Kant ini sangat penting. Dengan mengerti Kant maka kita akan di katakan mengerti dengan Filsafat. Ketika anda belum mengerti mengenai karya filsafat Kant. Maka anda tidak akan resmi mengerti Filsafat secara keseluruhan.
Sekali lagi saya ulangi sebagai penutup tulisan ini. Jangan terburu-buru untuk membaca Kant. Bersabarlah, tekun, dan disiplin. Serta jangan sampai bosan membaca Kant mengingat penting untuk mengerti Kant.



Read More