Minggu, 22 November 2015

Filsafat Ilmu - Asumsi dan Peluang (Ontologi)


Maksud Asumsi dan Peluang disini adalah area ontologi (Pembahasan filsafat ilmu) sama halnya Metafisika, seperti artikel penulis di bagian Filsafat Ilmu - Metafisika (Ontologi).

A. Asumsi

Semua kejadian yang akan datang tidak ada yang pasti, oleh karena itu setiap pendapat harus mempunyai asumsi. Dari sini timbul tiga macam analisis yaitu sebagai berikut :

  1. Determinisme, peristiwa tertentu sudah pasti akan terjadi, misalnya besok pagi matahari tetap akan terbit dari arah timur.
  1. Probabilistik, peristiwa tertentu akan terjadi pada jarak waktu tertentu.Misalnya 6 buah dadu yang mempunyai nomor urut 1 sampai 6 dilemparkan, maka kemungkinan munculnya nomor 1 mempunyai probabilitas 1/6, sehingga apabila dilemparkan 6 kali akan muncul lagi no. 1.
  1. Pilihan bebas, suatu peristiwa terjadi tergantung pilihannya. Misalnya, pemanah yang akan memanah suatu lingkaran, maka dia bebas akan memanah bagian tengah lingkaran atau pinggir lingkaran.
Ilmu didasarkan pada beberapa asumsi, karena tidak ada satu ilmupun yang mempunyai kebenaran absolut. Newton berpendapat bahwa zat, gerak, ruang, dan waktu bersifat absolut tetapi Einstein berasumsi bahwa keempat komponen tersebut bersifat relatif. Contoh : Zat dan gerak menurut Newton adalah 2 hal yang berbeda tetapi Einstein berpendapat bahwa keduanya adalah merupakan satu kesatuan karena gerak atau energi adalah proses perubahan yang terjadi dalam zat.

Kalau kita tetap memakai sumber energi tradisional seperti air, panas, dan angin maka cukup dipakai teorinya Newton, tetapi kalau mau pakai nuklir pakailah teorinya Einstein. Menurut teori Einstein, kebutuhan listrik dunia selama sebulan dapat dipenuhi dengan konversi zat (uranium) 5 kg saja.

Ilmuwan harus benar-benar mengenal asumsi yang dipergunakan dalam analisis keilmuannya. Namun sayangnya asumsi tersebut sering hanya tersirat dan bukan tersurat. Sebenarnya agar hasilnya tidak menyesatkan maka asumsi tersebut harus jelas dan tegas.

B. Peluang

Suatu ilmu tidak dapat menjamin bahwa yang diuraikan benar 100 % melainkan hanya memberikan peluang atau kemungkinan terhadap terjadi atau tidak terjadinya sesuatu. Contoh, 
berdasarkan ilmu meteorologi dan geofisika bisa diramalkan bahwa hari ini akan terjadi hujan dengan probability 0.8. Jadi ilmu tersebut hanya bisa memberikan kesimpulan yang dilengkapi probabilistik. Oleh karena itu, seseorang akan menerapkan teori dari suatu ilmu tertentu tergantung pada risikonya, dalam arti semakin berat risiko yang dihadapi, diperlukan probability yang makin besar.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon