Taufik Ismail membuat sajak yang berjudul " Berpikir tentang
Dunia ". Isi sajaknya
adalah sebagai berikut :
Ternyata dunia ini adalah sebuah peti mati
Sebuah peti yang besar dan tertutup atasnya
Dan kita manusia berputar-putar di dalamnya
Dunia sebuah peti besar yang tertutup di atasnya
Dan kita terkurung di dalamnya
Dan kita berjalan-jalan di dalamnya
Dan kita bermenung di dalamnya
Dan kita beranak di dalamnya
Dan kita membuat peti di dalamnya
Dan kita membuat peti
Di dalam peti ini........
Isi sajak merupakan contoh dari ontologi yang
didasarkan pada metafisika yaitu
menjelaskan apa yang dikaji. Di sini yang dikaji adalah " dunia
".
Manusia tak henti-hentinya terpesona menatap dunia
dan metafisika mengkaji tentang apa yang ada dibalik sesuatu yang
nyata. Misalnya, sudah kita ketahui bahwa alam adalah sesuatu yang
nyata, maka metafisika mengkaji apa yang ada dibalik alam tersebut
yang menurut tafsiran, bahwa di balik alam ini ada ujud-ujud yang
bersifat gaib (supernatural).
Di ini timbul aliran antara lain animisme.
Sebagai lawan dari supernatural adalah paham
naturalisme yang menolak adanya ujud yang gaib. Di sini muncul aliran
materialisme yang berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak
disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib melainkan oleh kekuatan alam
itu sendiri. Di sini muncul teori tentang atom yang menjelaskan bahwa
unsur dasar dari alam adalah atom dan alam beserta isinya ini hanya
terdiri dari dua macam yaitu atom dan kehampaan.Dengan demikian
gejala alam hanya perwujudan dari proses
kimia-fisika. Di
sini muncul 2 paham yaitu paham mekanistik dan paham vitalistik
(lihat lampiran II).
Paham mekanistik mengatakan bahwa gejala alam
termasuk makluk hidup, hanya merupakan gejala kimia-fisika semata.
Paham vitalistik mengatakan bahwa gejala
pada makluk hidup bukan hanya gejala kimia-fisika tetapi juga
terdapat gejala lain yang unik dan berbeda secara substantif dengan
gejala kimia-fisika. Contohnya, otak manusia yang terdiri dari 15
miliar sel saraf yang gejalanya tidak seluruhnya dapat dijangkau
oleh ilmu kimia-fisika melainkan oleh ilmu lain misalnya ilmu
psikologi. Di samping itu, otak juga menghasilkan pikiran dan pikiran
menghasilkan ilmu pengetahuan.
Di sini muncul aliran dualistik yang mengatakan bahwa otak dan
pikiran adalah dua hal yang berbeda.
Pendapat ini ditentang oleh aliran monistik. Aliran monistik
mengatakan bahwa zat dan pikiran tidak berbeda secara substantif
karena pikiran hanya sebagai proses elektrokimia dari otak. Aliran
ini mencoba untuk membuktikan bahwa pikiran bisa dibuat oleh manusia
yang diwujudkan dalam bentuk robot yang bisa berpikir seperti
manusia.