Minggu, 22 November 2015

Filsafat Ilmu - Batas Batas Penjelajahan Ilmu (Ontologi)


Sebuah diskusi ringan pengantar terciptanya artikel ini, mungkin sebuah kebenaran berharga untuk penulis pribadi yang meninggikan kebenaran ilmu, namun bukan berarti sekarang penulis merendehkan kebenaran ilmu, sederhananya ini hanya masalah penempatan, ada bagian dimana penempatan kebenaran ilmu itu tepat dan ada juga bagian kebenaran ilmu itu kurang tepat.

Sampai di mana batas penjelajahan ilmu ? Jawabannya : Ilmu mulai penjelajahannya dari pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Contoh : Apakah ilmu mempelajari surga dan neraka ? Jawabnya, tidak, karena hal tersebut berada di luar pengalaman manusia.
Ilmu mempunyai batasan karena :

1. Fungsi dari ilmu itu sendiri yaitu sebagai alat pembantu manusia dalam menghadapi masalah
2. Metode yang digunakan adalah kebenaran yang telah teruji secara empiris.

Dengan demikian sebenarnya jangkauan ilmu itu memang sempit karena hanya bisa menjangkau sepotong dari sekian permasalahan kehidupan.

Ruang penjelajahan ilmu kemudian dikapling menjadi berbagai disiplin ilmu yang semula hanya ilmu alam dan ilmu sosial, sekarang dua ilmu tersebut sudah menjadi 650 cabang keilmuan. Di samping itu juga muncul ilmu terapan , misalnya ilmu tentang bunyi mempunyai ilmu terapan yang disebut ilmu teknik akustik. Ilmu sosial berkembang relatif lebih lambat dibanding dengan ilmu alam.

Di samping ilmu alam dan ilmu sosial , pengetahuan mencakup juga humaniora yaitu seni, filsafat, agama, sejarah ( sejarah kadang-kadang dimasukkan ke dalam ilmu sosial). Juga ada matematika yang bukan merupakan ilmu karena merupakan sarana berpikir yang penting untuk kegiatan berbagai disiplin ilmu. Studi matematika meliputi antara lain aljabar, kalkulus, stastitika.

Masing-masing ilmuwan harus mengenal batasan kapling ilmunya sendiri dan tidak menjarah kapling orang lain, karena akan terjadi kekacauan ilmu. Seorang filsuf mengatakan : kenalilah kau sendiri. Ungkapan ini untuk menjunjung tinggi profesionalisme. Namun kita harus mengenal kapling tetangganya beserta asumsinya agar tidak terjadi sengketa keilmuan.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon