Jumat, 20 November 2015

Biografi Tokoh FIlsafat Baruch Spinoza “Deus Sive Natura”

Biografi Tokoh FIlsafat Baruch Spinoza “Deus Sive Natura”
Baruch Spinoza (Sumber gambar Wikipedia)

Lahir tahun 1632 dan meninggal dunia tahun 1677. Nama aslinya “Baruch Spinoza”. Setelah ia mengucilkan diri dari agama yahudi, ia mengubah namanya menjadi “Benedictus de Spinoza”. Hidupnya dipinggiran kota Amsterdam. Berikut adalah beberapa pemikiran ataupun ajarannya yang terkenal
  1. Ajaran Tentang Substansi Tunggal: Allah atau Alam (Dues Sive Natura)
    Spinoza mendefinisikan substansi sebagai “sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri dan dipikirkan oleh dirinya sendiri. Artinya sesuatu yang konsepnya tidak membutuhkan konsep lain untuk membentuknya”. Sifat substansi adalah abadi, tidak terbatas, mutlak, dan tunggal. Dan yang memenuhi semua definisi ini hanyalah Allah.

    Selanjutnya, Spinoza mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya substansi, maka segala yang ada harus dikatakan berasal dari Allah. Jadi, semua bentuk pluralitas alam, baik yang bersifat jasmaniah ataupun rohaniah bukanlah hal-hal yang berdiri sendiri melainkan keberadaannya mutlak bergantung kepada Allah.
  2. Ajaran Tentang Etika
    Spinoza menyusun etikanya dengan mengikuti “prinsip ilmu ukur” (ordine geometrico) atau dengan kata lain, ia mengawalinya dengan menetapkan suatu dalil umum, dan selanjutnya menarik konsekwensi logis lainnya secara deduktif. Menurutnya, dalil umum yang bisa ditemukan dari semua pengada adalah “usaha untuk mempertahankan diri” (conatus): “setiap makhluk berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan keberadaannya” ( conatus seseconservandi). Kebahagiaan akan terwujud jika kita tidak merasa sedih tetapi nikmat.

    Selanjutnya, Spinoza menyatakan bahwa pemahaman paling tinggi yang bisa dicapai manusia adalah mengenal Allah. Allah adalaah keseluruhan realitas. Semakin kita mengerti Allah, kita semakin mencintai-Nya. Cinta yang didasarkan pada pemahaman intelektual tentang Allah (amor Dei intellectualis) adalah puncak etika dan kebahagiaan manusia. Sesungguhnya dalam diri Allah kita bisa memandang segala sesuatu yang ada di alam smesta ini secara menyeluruh, sehingga tidak ada lagi bagian-bagian yang saling terpisahkan, entah berdasarkan ruang atau waktu. Dan bagi spinoza, Allah adalah alam dan alam adalah Allah.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon