Minggu, 22 November 2015

Filsafat Ilmu - Kriteria dan Ukuran Kebenaran


Letak kesalahan seseorang terletak pada mata kita, sebuah kata yang sangat sederhana namun mempunyai makna filosofi yang sangat tinggi, setidaknya menurut pribadi penulis. lalu bagaimana dengan anda? apa benar kata di atas mempunyai makna yang sangat tinggi seperti asumsi pribadi penulis? belum tentu iya kan? Jadi, semua manusia mempunyai persyaratan tentang sebuah kebenaran, persyaratan kebenaran penulis belum tentu sama dengan persyaratan anda.

Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama tentang kebenaran.
Contoh : Anak kecil menganggap gurunya berbohong karena waktu lalu bilang bahwa 5 + 2 = 7,tetapi sekarang bilang bahwa 3+4 = 7. Orang dewasa mudah menerima bahwa hal tersebut benar, tetapi anak kecil mempunyai kriteria kebenarannya sendiri.

Kebenaran dapat diukur dengan menggunakan tiga teori yaitu teori koherensi atau konsistensi, teori korespondensi, dan teori pragmatis. Teori koherensi/konsistensi menyatakan bahwa pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar (aksioma). Matematika disusun berdasarkan Teori Koheren yang didasarkan pada aksioma. Dari sini disusun teori dan kemudian dikembangkan menjadi kaidah.

Teori korespondensi berpendapat bahwa pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Teori pragmatis/empiris mempergunakan pengumpulan fakta- fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu. Teori ini mengukur kebenaran dengan kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

David Hume berpendapat bahwa di dunia tidak ada kebenaran mutlak .Dia mengemukan filsafat angsa hitam dan mengatakan bahwa tidak ada jumlah yang cukup untuk mengatakan bahwa semua angsa berwarna putih karena di antara sejuta angsa ternyata ada satu angsa yang berwarna hitam.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon