Kamis, 29 Oktober 2015

Agama dan Moralitas

Agama dan moralitas
seumber gambar coffin3.wordpress.com
                Dalam sebuah diskusi mingguan yang di adakan hmj akidah filsafat uin alauddin Makassar, agama seakan tak memiliki lubang lagi untuk bersembunyi. Agama seakan kehilangan alasan akan keberadaanya. Ironis dan sadis mungkin terlalu naïf jika saya tak mengakuinya demikian. Agama ditelanjangi dan diperkosa serta ternodai kesucianya. Tanpa belas kasihan pakaian agama dirobek dan dibakar.
Kata pemateri waktu itu, adalah sebuah kewajaran masa masa kami melakukan itu. Karena masa masa seperti sekarang inilah kita senantiasa mencari jati diri keberagamaan kita. Berikut apa yang sedikit penulis dapatkan dari diskusi tersebut.
Agama, selalu menjadi perdebatan tematik, dilematik dan krusial. Mengapa? Karena memang demikian adanya. Sebagai mahluk yang mengakui adanya Tuhan dan beragama, maka kita tak akan bbisa menghindar dari permasalahan keagamaan.
Misalnya ketika kita mencoba menelusuri asal usul agama, kita menemukan bahwa agama lahir dari sebuah kekecewaan. Ketika kita mendekati agama secara definitive, a berarti tidak, gama berarti kacau, jadi agama adalah tidak kacau. Namun dalam realita banyak kekacaun kekacauan yang berkedok pada kepentingan agama. Justru jangan sampai konsep agama berbalik menajadi  gama-gama yang merusak.
Agama hadir memberikan sebuah ajaran cinta kasih atas sesama dan menyembah Tuhan yang satu. Tuhan semesta alam yang hanya Dia yang layak untuk disembah. Agama  kemudian memberikan sebuah imbalan unik untuk perbuatan manusia, hukum terhadap perilaku. Misalnya yang baik mendapat pahala dengan tropinya, surga. Dan ketika melakukan perbuatan jahat dicap buruk berdosa dengan ganjaran tur dineraka. Demikian setiap tindak tanduk manusia diatur dengan sangat rapih dan tak terbantahkan. Apalagi jika itu sudah masuk ke dalam tatanan moral, baik dan buruk.
Agama juga datang dengan wahyu untuk menjelaskan apa yang belum terjelaskan, mendahului kemampuan rasio manusia dalam mengeksplorasi alam, memberikan gambaran garis besar semesta. semakin ke depan, wahyu semakin relevan dengan kehidupan modern. dengan berbagai bukti yang telah diungkapkan oleh para pakar dibidangnya, utamanya sains.
Agama kemudian terlihat sangat sempurna memberikan dorongan kepada manusia untuk berbuat baik dan menghindari  yang buruk. Ada sebuah aforisme begini, perilaku seseorang ditentukan oleh penjiwaan keagamaan. Sehingga ada implikasi bahwa agama mengotoriter perilaku manusia. dengan demikian perilaku manusia hanya merupakan refleksi tuntutan agama. Jika penghayatan terhadap agama tidak baik-tidak memperhatikan tuntutan agama dengan baik- maka perilaku manusia tidak akan baik. Jadi, manusia melakukan semua itu semata mata karena ganjaran, baik karena surga dan buruk menghindari neraka, dengan jaminan bahwa keduanya nyata diakhirat kelak.
moralitas. moral
Namun bagaimana jika penulis mencoba menawarkan sebauh solusi yakni dengan menerapkan kaidah emas ala kant. Agama kita gantikan dengan moralitas. Lepaskan agama. Dikatakan bahwa tanpa agama pun manusia sebenarnya bisa hidup bahagia, tanpa perlu diimingi-imingi pahala dan takut surga untuk berbuat baik dan menghindari yang jahat. Dan itu benar adanya. Bahkan terkadang penganut agama justru menjadi  radikal dan fundamentalisme. Bukan kah perbuatan tanpa pamrih itu lebih luhur.
Bagaimana caranya, berikut penjelasanya. Ketika berbuat sesuatu, kita harus membuat kaidah sendiri, misalnya ketika saya mencuri, saya kembalikan lebih dahulu kepada diri saya. Ketika saya kecurian apakah saya rela. Tanpa melihat secara umum terlebih dahulu, jika kecurian pasti sangat tidak menyenangkan, menyakitkan dan menjengkelkan. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa saya tidak suka, maka jangan lakukan.
Dengan menetapkan suatu perbuatan demikian kita sudah menetapkan sebuah kaidah bahwa, mencuri itu tidak baik. Dan secara universal kaidah itu akan bisa diterima. Dengan demikian kita melakukan hal itu atas dasar keinginan nurani terdalam tanpa pengaruh dari dogmatisme agama. Tanpa agama kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk dengan menggunakan kaidah diatas.
Silahkan anda memilih. Jika agama mengatakan. Penjiwaan terhadap agama berimbas perilaku. Maka moralitas tak membutuhkan itu. Dengan menciptakan kaidah universal, kita sudah mampu hidup dengan baik.


Read More

Rabu, 28 Oktober 2015

Diktator Neo-Abad Kegelapan

Neo-Abad Kegelapan!?
abad kegelapan, kebenaran
Sumber gambar muslimin88.blogspot.com
Selamat datang tamu kami yang budiman. Jika anda baru kali ini singgah di rumah kami, izinkan kami mengantar anda berkeliling taman philein. Ini adalah tradisi kami dalam menjamu sang pencari, semoga tidak mengganggu kenyamanan anda.  Namun jika ini bukan pertama kalinya bagi anda, mungkin anda akan menemukan hal baru kali ini.
Perlu kami ingatkan kembali bahwa mungkin saja apa yang akan anda temukan nantinya akan mempengaruhi diri anda. jadi siapkan diri anda dengan baik. Namun sebelum memulainya silahkan tanggalkan dulu pakaian anda. Dan ganti dengan pakain putih yang telah kami sediakan. Jika sudah silahkan gunakan sandal keraguan, topi pertimbangan, dan kacamata kebijaksanaan. Baik, mari kita mulai
Kebenaran. Sebuah magnet yang selalu menarik perhatian. Menarik siapa saja yang tanpa perduli latar belakang anda, keyakinan anda, passion anda bahkan warna kulit dan mata anda. jika magnet alam hanya sanggup menarik metal, maka magnet kebenaran sanggup menarik semuanya, termasuk metal juga. Aneh, tidakkah kita bertanya kebenaran itu sebenarnya apa, terbuat dari apa, dan tujuannya apa.?
Jika kita coba menariknya ke dalam pengetahuan, orang mulai mencoba memberikan definisi atau batasan apa itu kebenaran. Misalnya kebenaran adalah kesesuaian antara hasil tangkapan subjek terhadap objek, kebenaran adalah kesesuaian antara idea dan realita, atau kebenaran itu relative dan tidak dapat ditemukan dan lainya.
Definisi diatas benar, namun yang menjadi persoalan apabila kita mencoba membatasi sebuah kebenaran. Maka masih dapatkan kita menyebut kebenaran sebagai kebenaran. Mengapa? Karena kebenaran senatiasa berkembang dan tak pernah berhenti pada satu titik. Misalnya ketika kita mengatakan bahwa besi tak mungkin terbang, namun suatu saat di temukanlah teknologi yang kemudian membuat besi itu bisa terbang-seperti pesawat. Atau misalnya hari ini kita mengatakan manusia tidak akan pernah bisa berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara instan lalu bagaimana jika suatu saat cara itu ditemukan.
Disiini kita harus mulai skeptis dengan kebenaran. Mulai meragukan dan mempertanyakan kebenaran yang dikatakan sebagai kebenaran. Tidak mudah menerima cerita, dogma dan kemapanan. Hingga kita mencapai titik dimana sesuatu itu tidak bisa lagi dipertanyakan dan diragukan.
Pembatasan terhadap kebenaran mungkin saja akan mengakibatkan katarak pengetahuan, yang tak jauh bedanya dengan abad kegelapan silam. Dimana kemapanan mendiktator pengetahuan. Kemapanan menjadi jantung kebenaran. Diluar otoritas yang ada adalah salah. Bahkan terkadang berakhir diujung tali gantungan.Jika abad modern ini masih saja ada yang mengaku benar dan memapankan kebenaran. Lebih baik ia hidup diabad kegelapan saja.


Read More

Selasa, 27 Oktober 2015

Aksiologi Filsafat. Kegunaan mempelajari Filsafat.

Aksiologi Filsafat. Kegunaan mempelajari Filsafat.

Jika kita bertanya, “ apa sih kegunaan mempelajari filsafat ?”. jika pertanyaan itu anda ajukan ke filosof – filosof yunani dulu, seperti Socrates dan Platon. Mungkin mereka akan menjawab bahwa kegunaan kita mempelajari filsafat adalah untuk menjadikan anda menjadi manusia. filsafat akan membauat anda menjadi orang yang bijaksana.



Secara aksiologi. Kegunaan filsafat tidak sesederhana itu. Setidaknya ada tiga kegunaan yang di paparkan Ahmad Tafsir dalam Filsafat umumnya.

1.       Kegunaan filsafat sebagai kumpulan teori.
2.       Kegunaan filsafat sebagai Philosophy of life.
3.       Kegunaan filsafat sebagai metodologi dalam pemecahan masalah.

Berikut penjelasannya.

1.       Filsafat sebagai kumpulan teori dapat di jadikan sebagai cara untuk mengerti sebuah paham yang anda sukai atau tidak sukai. Kita sudah tahu bahwa pemikiran dunia ini di bangun oleh dua kekuatan besar yakni filsafat dan agama. Jika anda pro terhadap agama lalu tak sejalan dengan pemikiran filsafat, misalnya paham komunis. Maka filsafat sebagai kumpulan teori dapat membawa anda ke filsafat Marxisme sebagai falsafah dasarnya komunis. Begitupun juga jika anda menyenangi paham Mu’tazilah sebagi aliran teologi. Filsafat melatih mahasiswanya untuk tidak mengikuti paham yang ia sukai begitu saja. maka Filsafat sebagai kumpulan teori dapat memudahkan kita untuk mengerti apa yang menyusun aliran Mu’tazilah. Maka filsafat sebagai kumpulan teori memiliki kegunaan sebagai penjelas paham-paham yang membangun dunia ini. Kesimpulannya Filsafat memberi anda jalan untuk berpartisipasi dalam pembangunan peradaban dunia ini.

2.       Kegunaan filsafat sebagai Phylosophy of life tentu saja akan membuat orang yang mempelajarinya akan hidup bijaksana. Kehidupan manusia akan selalu bertemu dengan masalah, masalah adalah sesuatu yang menyulitkan manusia. jika ada lubang di jalan raya, lalu lubang itu menyulitkannya, maka lubang itu akan menjadi masalah. Filsafat sebagai jalan hidup memberi kita tuntunan untuk menutup lubang itu, agar tidak lagi menjadi masalah. Filsafat juga bisa di artikan sebagai sebuah agama. Filosof-filosof Yunani kuno dulu seperti Phytagoras dan Empedokles adalah nabi dari agama yang berlandaskan terhadap filsafat. Mereka memberi tuntunan kepada murid muridnya untuk mencintai ruhnya. Katanya dengan mencintai ruh maka hidup kita akan bahagia. Maka dari sini kita mengambil kesimpulan bahwa mempelajari Filsafat akan memberikan anda kebahagiaan yang sejati. Kebahagaiaan yang bukan berdasar materi, atau apa yang ada di luar diri. Meskipun kebahagiaan itu juga termasuk hasil dari Filsafat, pandangan seorang materialisme. Namun kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yng datangnya dari dalam diri. yah idealisme.

3.       Kegunana filsafat sebagai metode untuk menyelasaikan masalah. Tadi kita membahas bahwa lubang di jalan raya dapat menjadi masalah. Filsafat mengajar kita untuk menutupnya. Namun filsafat bahkan lebih dari pada itu, Filsafat dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih universal. Misalnya menyelesaikan masalah peperangan. Meskipun filsafat juga dapat menimbulkan peperangan, namun filsafat juga optimis dapat menyelesaikan peperangan. Bagimana caranya. Filsafat akan hadir di depan anda sebagai detektif yang mencari akar permasalahan. Misalnya peperangan antara Palestina dan Israel. Filsafat akan menyelidiki apa yang membangun kedua negara ini, apa falsafah mereka ?. apa yang menajdi alasan mereka berperang. Jika telah di dapatkan, Filsafat sebagai metode menyelesaikan masalah akan menunjukkan kebijaksanaannya dalam menyelesaikan masalah itu.  Misalnya saja, Indonesia hadir menjadi jembatan bagi kedua negara. Indonesia jika bijak  tidak hanya mendukung Palestina, tapi juga membangun silaturahim dengan Israel. Agar bisa membangun jembatan perdamaian di antara keduanya.


Berdasarkan uraian singkat di atas dapat anda tarik kesimpulan bahwa filsafat itu sangat bagus sekali di pelajari, karena besar sekali kegunaannya, sayangnya mahasiswa atau “bayi-bayi filsafat” takut mempelajari filsafat, dengan berbagai alasan. Bisa karena sebelum mengenal filsafat sudah terbangun di dalam pikirannya bahwa “filsafat itu akan membuat Gila” dan “filsafat itu akan membuat sesat”. Bisa juga karena filsafat itu membingungkan, kabur, dan sulit di pahami. Ada juga yang berpikir pragmatis, bahwa filsafat tidak akan membuat kaya. Ada juga yang beralasan bahwa filsafat itu sulit karena orang yang mengajarkan filsafat itu ngomongnya ngaur dan tidak jelas. Kalau memang demikian, buang semua pikiran itu. Jika memang anda merasakan kesulitan, maka mulailah dari awal lagi termasuk bagi pengajar filsafat yang di krtik mahasiswanya. Dari mempelajari pengantar menuju filsafat. Atau jika anda malas melakukan itu, setidaknya latihlah diri anda untuk berpikir mendalam dan selalu berbuat bijak atau berpikir seluas-luasnya. Jika anda berpkir bahwa Filsafat tidak memberikan kekayaan, anda salah besar. filsafat akan menjadikan anda sebagai orang paling terkaya di dunia ini, namun filsafat menawarkan yang lebih dari pada itu, yang lebih berharga dari pada kekayaan ( punya banyak uang). Bagaimana caranya dan apa itu?, silahkan anda mempelajari filsafat.
Read More

Jumat, 23 Oktober 2015

Ontologi, apa itu hakikat ?

Ontologi, apa itu Hakikat ?

Setelah kita membaca perdebatan epistimologi yang bergelut pada satu pertanyaan epistimologi yakni “ bagaimana dan dimana cara memperoleh pengetahuan ?” sekarang kita beralih pada pertanyaan mendalam mengenai “ apa hakikat dari obyek pengetahuan?”. Ketika manusia melihat sebuah obyek. Manusia yang berfilsafat akan bertanya secara mendalam bahwa apa hakikat dari obyek itu?. Pertanyaan ini akan menjadi pembahasan yang di namakan teori hakikat atau ada yang menamakannya Ontologi.



Ontologi adalah hakekat. Apa itu hakikat ?. hakikat adalah sesuatu yang real. Real adalah kenyataan yang sebenarnya. Maka hakikat itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Bukan kenyataan yang palsu dan sementara. Apakah Fatamorgana itu hakikat? Jawabannya tidak, karena Fatamorgana itu adalah kenyataan yang palsu. Apakah manusia itu hakikat ? yah manusia itu hakikat. Yang hakiki dari manusia itu memiliki banyak pandangan, pandangan yang paling kuno adalah Jiwa.

Kalau kita berbicara masalah hakikat. Maka pembicaraan kita akan sangat luas. Mengapa luas? Karena ontologi membicarakan segala yang ada dan mungkin yang ada, yang mencakup pengetahuan dan nilai.

Misalnya ketika kita berbicara mengenai kosmos (alam), maka pembahasan hakikatnya adalah kosmologi yang membicarakan hakikat asal, hakikat susunan, hakikat berada, juga hakikat tujuan kosmos itu.

Lalu ketika kita berbicara mengenai manusia. maka kita akan menuju ke pembahasan Antropologi yang berbicara mengenai hakikat manusia. jika Tuhan yang di bicarakan, maka kita menuju pada Theodica atau Teologi pada filsafat agama. Ketika kita berbicara mengenai hukum maka hakikatnya ada pada filsafat hukum, politik ada pada filsafat politik. Dan lain-lain. Masih banyak cbang filsafat yang di sentuh oleh Ontologi.

Pertanyaan selanjutnya yang di sentuh oleh Ontologi adalah “ apa realitas benda-benda, apa kah itu yang tampak, atau di balik yang tampak itu ?”

Ada 5 aliran besar yang akan menjawab pertanyaan diatas.

Materialisme.

Paham ini menjawab bahwa realitas benda-benda adalah materi. Hakikat benda itu ya benda itu sendiri. Ketika anda bertanya “ apa hakikat dari meja?” maka materialisme menjawab bahwa hakikat meja itu adalah meja itu sendiri. Roh, jiwa, dan kekuatan itu muncul dari benda, bahkan kaum naturalisme ( saudara dari materialisme ) beranggapan bahwa hakikat dari benda-benda adalah benda itu sendiri, di luar benda-benda yang tak bermateri adalah sesuatu yang tidak ada. maka kesimpulan mereka Tuhan itu tak ada karena tak bermateri, kalaupun Tuhan ada, itu karena adanya yang bermateri. Immateri muncul dari materi.

Idealisme.

Kaum yang berpendapat terbalik dari kaum materialisme. Mereka berpendapat bahwa roh, jiwa dan spirit lah yang menjadi hakikat dari benda. Benda yang bermateri itu ada. namun manusia secara subyektif tentu dapat mengenali dirinya yang didalam dari pada luarnya. Ruh yang ada pada materi lebih tinggi dari badan. Badan tidak memiliki daya apapun tanpa ruh dan jiwa.

Dualisme.

Mereka datang mendamaikan paham materialisme dan idealisme. Alih-alih mendamaikan. Aliran ini malah datang menwarkan dirinya untuk di lempari kotoran. Paham ini beranggapan bahwa hakikat benda itu ada dua, materi dan immateri, ruh dan badan. Ruh bukan berasal dari badan dan badan bukan berasal dari ruh. Keduanya sama-sama adalah hakikat. Bagaimana mereka bisa bersesuaian? Paham ini menjawab keduanya telah di atur dengan sangat sempurna seperti jarum pada jam. Siapa yang menyetelnya, dan bagaimana cara menyetelnya?. Pada pertanyaan inilah kelihatannya paham ini mesti siap untuk dilempari kotoran.

Skeptisisme

Karena lelah mencari hakikat, paham ini beranggapan bahwa hakikat tidak akan pernah bisa di mengerti dan ditangkap oleh manusia kalau pun bisa hakikat yang di dapatkan manusia tetap meragukan.

Agnostisisme

Kalau sebelumnya skeptisisme lelah, paham ini malah berhenti sepenuhnya untuk mencari hakikat benda-benda. Mereka berpendapat bahwa manusia sama-sekali tidak dapat mengerti hakikat benda-benda. Manusia bernilai nol(A) pada mengetahui (gno,know,) hakikat.

Sekarang kita bawa paham-paham ini kedalam pembahasan Kosmologi, ilmu yang mempelajari hakikat dari alam.

Ontologi Kosmo

Menurut paham materialisme, hakikat alam itu adalah alam itu sendiri. Alam itu tersusun dari empat element dasar yaitu air,api,tanah dan udara. Ke empat element inilah hakikat dari alam ini. Lalu idealisme berlawanan dengan materialisme, mereka beranggapan bahwa hakikat dari alam ini adalah dari the unmoved mover nya Aristoteles. Sang penggerak yang tidak di gerakkan, idealisme mengatakan itulah Tuhan.

Ontologi antro.

Dalam pembahasan manusia, materialisme dan idealisme lagi-lgi mendominasi pembahasan. Materialisme sekali lagi menuhankan materi sebagai hakikat manusia. mereka  menafikan adanya ruh, tetapi ruh bukanlah hakikat dari manusia. hakikat dari manusia itu adalah badannya. Ketika badan hancur maka ruh itupun akan hancur, mengeni surga dan neraka jangan berbicara dengan mereka. Mereka tidak percaya dengan semua itu.

Idealisme tentunya hadir lagi sebagai kontra dari materialisme. Mereka beranggapan bahwa hakikat dari manusia itu adalah ruhnya. Kesehatan badan itu tergantung dari ketentraman ruhnya. Ketika ruh itu sakit maka akan sakit pula badannya. Ruh itu berasal dari yang Hidup. Maka ruh itu akan kembali ke yang Hidup itu, bukan berakhir pada materi seperti pendapat kaum materialisme. Maka idealisme mengamini adanya surga dan neraka.

Ontologi Teo

Pertanyaan ontologinya adalah apakah Tuhan itu ada? apakah Dia? Dan siapakah Dia ?.

Pada pertanyaan Apakah Tuhan itu Ada, ada beberapa aliran yang muncul setelah membahasa pertanyaan itu. Teisme beranggapan bahwa Tuhan itu Ada, Deisme beranggapan bahwa Tuha itu ada dan menjadi awal dari permulaan Alam. Atheisme beranggapan bahwa Tuhan itu tidak ada. alirn ini lahir dari setelah memakai kaca mta materialisme. Agnostisisme, sebuah paham kelabilan dlam mehamami kehadiran Tuhan, mereka beranggapan bahwa Tuhan itu antara ada dan tiada. Kelabilan mereka berangkat dari argument ontologisnya bahwa manusia itu tidak dapat mengetahui hakikat dari segala sesuatu.

Apa yang anda baca di atas hanya secuil pembahasan mengenai Ontologi. Sekalai lagi, Ontologi memiliki obyek yang sangat luas. Maka ketika perdebatan Ontologi itu di mulai, sampai saat ini perdebatan itu terus berlanjut, dan pasti akan terus berlanjut sampai hakikat itu dapat di temukan.

Lalu sekarang kita akan ke pembahasan Aksiologi.
Read More

Kamis, 22 Oktober 2015

Iblis yang tertukar dan malaikat pensiun



Selamat datang pembaca, selamat membaca bacaan yang ngga bikin kaya apalagi cakep . Dalam tulisan kali ini penulis terilhami untuk mengangkat tema tentang tangan kanan Tuhan, pembantu atau menteri Tuhan. Dia yang senantiasa menjadi perantara dalam setiap titahNya. Siapa dia? Dialah Nur, cahaya yang kita sebut Malaikat, dan si elementa api, Iblis. Untuk mengawalinya kita terlebih dahulu akan membahas si elementa api, iblis.
                Dahulu kala ketika Waktu belum menurun ke dalam konsepsi waktu materi, sebelum manusia ada dan diusir ke bumi, bahkan mungkin sebelum Tuhan mencipta energy bigbang. Ada sebuah dramatika yang terjadi antara Tuhan dan  Malaikat. Kurang lebih alur naskahnya seperti ini:
“Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi” ucap Tuhan dengan ke-MahaAgungan-Nya.
“Kenapa Engkau kan menciptakan Mahluk yang nantinya akan merusak bumiMu,Tuhan?” Tanya malaikat, dengan nada Tanya dan protes.
“ sesungguhnya Aku lebih tahu apa yang tdaik kamu ketahui” jawab Tuhan.
Demikian Tuhan mengatakan kepada menterinya. lalu diciptakan lah mahluk yang disebut manusia. Manusia memiliki keistimewaan dan kemulian yang tinggi dibanding ciptaan Tuhan yang lainya. Saking mulianya Tuhan memerintahkan kepada seluruh malaikatnya untuk bersujud. Tanpa ragu dan bertanya para menteri itu bersujud, kecuali Iblis.
Dari berbagai literature, kita telah membaca bahwa sejarah metafisika ini mengatakan iblis terlalu angkuh dan menganggap dirinya lebih mulia dari pada manusia pertama ini. Manusia pertama ini tercipta dari tanah, sementara iblis tercipta dari api, yang dalam sudut pandang iblis bahwa api lebih mulia dari tanah. Sehingga iblis enggan untuk bersujud kepadanya.
Namun jika kita coba menerawang sebelumnya. Tuhan adalah Segala MahaSegala. Tuhan tahu apa yang akan dan telah terjadi. Tak ada yang luput dariNya. Sebelum manusia pertama itu ada, Tuhan menciptakan malaikat dan Iblis terlebih dahulu. Demikian Tuhan mengatakan dan memerintahkan kepada malaikat dan iblis, jangan pernah bersujud kecuali kepadaKu. Malaikat dan iblis pun mengiyakan dan mematrinya dalam hati.
Dari situ dapat diartikan bahwa, sebenarnya iblis tidak bersujud kepada mansuia pertama bukan merupakan sebuah keangkuhan. Melainkan sebuah keteguhan hati. Iblis benar-benar memegang erat ikrarnya bahwa ia hanya akan bersujud kepada TuhanNya. Makanya ia enggan sujud kepada si manusia pertama itu, karena bigitulah keteguhan hati iblis, meskipun itu melanggar perintah.
Iblis pada saat itu mungkin berfikir perintah itu adalah sebuah ujian, ujian terhadap keteguhan ikrarnya. Tuhan maha tahu apa yang akan terjadi, maka iblis demikian jangan-jangan Tuhan sedang mengujinya. Karena akan tampak aneh jika sebelumnya Tuhan memerintahkan untuk bersujud hanya kepadaNya, lalu menarik Titah itu dan memintanya bersujud kepada yang lainya.
 Sehingga Tuhan menakdirkan iblis masuk neraka dengan imbalan hidup kekal, dan akan terus menggoda manusia hingga akhir datang.
Kemudia nantinya manusia pertama itu diberi nama adam lalu di masukkan di surga. Namun di surga adam merasa kesepian, sekalipun tak ada kebutuhanya yang tak terpenuhi. Dengan segala kemurahan, Tuhan lalu menciptakan bidadari untuknya dari rulang rusuk kirinya, dan  memiliki jenis kelamin yang bersembrangan darinya yang kemudian diberi nama Hawa.
Didalam surga adam dan hawa hidup berkelimpahan. Hingga pada akhirnya iblis berhasil menggodanya untuk mendekati dan memakan buah yang dilarang oleh tuhan untuk didekati atau pun di makan. Godaan pertama iblis itu berhasil dan menghempaskan manusia dari keindahan itu.
Namun sebenarnya jika kita lihat kembali, Tuhan mahaSegalanya. Ia Tahu yang belum dan telah terjadi. Demikian, pada saat Tuhan memerintahkan semua ciptaanya untuk bersujud kepada manusia pertama itu, tentu Tuhan sudah Tahu bahwa nantinya semua akan bersujud kecuali iblis. Seperti sebuah settingan film, Tuhan telah berbicara dengan iblis dibalik layar untuk melancarkan aksi kudeta pada saat perintah untuk sujud kepada manusia pertama.
Disini iblis menjadi actor utama yang memainkan peran protagonis sekaligus antagonis. Di satu sisi ia adalah teladan yang rela dikambinghitamkan oleh Tuhan sebagai perantara dan alasan untuk mengeluarkan manusia dari surga. Namun disisi lain ia dipandang sebagai penyebab diusirnya adam dari surga dan penyebab dosa manusia yang kemudian menyeret ke neraka.
Tuhan bukanya menutup Mata akan hal itu, demikian naskah drama yang telah disusun olehNya. Agar ada yang menjadi alasan manusia di usir dan mengelola ladang bumi.. Karena jika tidak demikian, maka Tuhan gagal sebagai Tuhan. Dan Tuhan akan mati. Karena ketiba tibaan tanpa ada sebab adalah sebuah kemustahilan. Dan kemustahilan yang tak terjelaskan adalah kesia siaan, dan justru meruntuhkan ke-Esaanya. Wallahu ‘alam.
                Lalu bagaimana dengan malaikat. Malaikat bersembrangan dengan pendapat dengan iblis. Jika iblis telah berkompromi dengan Tuhan untuk kudeta, tidak dengan malaikat. Malaikat adalah mahluk yang taat. Dengan segenap dirinya hanya ada ketaatan dan ketaatan.
Untuk selanjutnya ada 10 nama[1] malaikat yang diperkenalkan Tuhan kepada manusia. Dan setiap malaikat yang menyadang salah satu nama itu memiliki tugas masing-masing. Misalnya malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu, malaikat malik, menjaga pintu neraka, malaikat rakib dan atit yang mencatat amal perbuatan manusia.
Malaikat malaikat itu kemudian bergerak pada track fungsionalnya. Malaikat jibril sejak penciptaan adam senatiasa menjadi tukang pos bagi Tuhan. Mengantarkan wahyu kepada para nabi sebagai pesan kebenaran. Di setiap zaman dan tempat yang membutuhkan kompas, disanalah nabi di utus sebagai bintang yang menunjukan nelayan arah jalan pulang. Dan sebagai bintang tentu ia dibekali oleh cahaya sebagai petunjuk bagi yang melihatnya. Di situlah peran malaikat Penyampai wahyu, Mengantarkan petunjuk Tuhan kepada  utusan.


malaikat pensiunHal serupa di lakukan oleh Gabriel, hingga era Nabi akhir Zaman, yakni Muhammad Saw. Pada masa Nabi Muhammad. Semua sarkamen wahyu Gabriel disempurnakan, dan Nabi Muhammad menjadi nabi terakhir yang menjadi target wahyu yang dibawanya. Setelah Muhammad tak ada lagi Nabi yang diutus Tuhan, dan  setelah Nabi wafat. Tak ada lagi wahyu. Dan itu mengindikasikan tugas jibril telah usai
Lalu, bagaimana dengan Jibril, apakah ia pensiun? Ataukah masih menyampaikan wahyu?, untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus kembali kepada definisi wahyu itu sendiri.
Demikian juga dengan malaikat” yang lain. Misalnya malaikat Izrail yang bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat. Apa yang ia lakukan sekarang. Masih membuat terompetnyakah? atau lagi ngecat sambil memolesnya.  Atau ia sedang latihan meniup sangkakala? Atau bagaimana dengan malaikat Ridwan yang mungkin sedang menghangatkan bangku pos pintu surga? Dan yang lainya.
Wallahu’alam




[1] Kata nama yang dimaksud disini adalah bukan mengacu kepada hanya ada 10 malaikat yang dikenalkan selama ini. Tapi nama pada kalimat diatas adalah bentuk universal yang mengartikan bahwa malaikat menyandang sepuluh nama itu-entah jika ada nama yang lain-, misalnya nama malaikat rakib dan atit, rakib atau atit tidaknya hanya satu pribadi saja, melainkan banyak.
Read More

Puisi filosofis: kenangan filosof

Kenangan Filosofis
----
Musim berlalu tanpa jejak
Seakan tak pernah terjadi saja
Namun goresan luka dibalik lumut itu semakin jelas
Timbul seperti luka dibetis ayahku
Mungkin benar, sejarah manusia akan semakin mencuat
Ketika ia telah tiada

Ingatkah kau pohon kurus itu sahabat
Dibelakang fakultas ladang kearifan
Dulu itu markas para pencinta
Disana kita Berdialektika dan bercanda
Berbagi cerita yunani hingga pertiwi
Berbagi cinta sebungkus roti
Bahkan kita membunuh Tuhan disana
Ah indah benar masa itu

Masih ku pegang aforism Nietzsche itu sahabat
Seorang filosof harus bercermin pada cermin hidupnya
Itulah yang membawaku sebesar ini
Meskipun itu aku belum puas denganya
Aku datang dari masa lalu untuk masa depan
Dan dari masa depan untuk menjelaskan masa lalu


Read More

Rabu, 21 Oktober 2015

Tasawuf Progresif - Pentingnya Bertasawuf dalam kehidupan Modern

     Paradigma pemahaman tentang tasawuf yang masih klasik dan berkutat pada wilayah pensucian jiwa tapi lupa mentransformasikan pensucian sosial menjadi problem tersendiri, sebab kesucian personal tiadalah artinya tanpa kepekaan sosial dan bukankah agama mengajak untuk berjamaah tetapi kenapa prostitusi tumbuh beriringan dengan munculnya penggiat-penggiat spiritual ?. Perlunya renaisans atau pencerahan dalam bertasawuf sebab penanda spiritual bukan keelokan imajiner tetapi kemampuan menghadirkan paradigma kesadaran sosial, mengapa orang beragama yang lekat dengan doktrin kesucian tetapi WC mesjidnya begitu kumal ?, hal ini menjadi penanda bahwa dia hanya secara simbol bertasawuf bukan kehadiran ruh tasawuf yang subtantif.

Tasawuf Progresif - Pentingnya Bertasawuf dalam kehidupan Modern

     Pemahaman bertasawuf yang termasuk kuno apabila hari ini masih direduksi bahwa berkhalwat atau menyendiri memikirkan tuhan, tetapi melupakan ciptaan tuhan. Apakah untuk dekat dengan tuhan melalui menyendiri adalah solusi yang tepat untuk dipraktekan hari ini ?, mengingat kehidupan modern yang mengharuskan manusia untuk lebih banyak berinteraksi dan berkutat pada urusan-urusan keduniawian. Menjadi masalah apabila manusia bertasawuf tetapi tidak mampu memahami konteks kehidupan hari ini, tasawuf masa silam ala klasik tak perlu dibawa cara atau praktek bertasawufnya tetapi yang perlu dihadirkan kezuhudan, kefanaan yang berkorelasi dengan kepedulian sosial. Sekarang eranya manusia untuk lebih mampu mengembangkan kreatifitas dan penguasaan IPTEK, kalau ada pengamal tasawuf yang gaptek berarti dia belum cukup dekat dengan tuhan dan menjadi kritik bahwa menguasai metafisik bukan berarti menafikan fisik.

     Mari berkaca pada nabi Yunus yang meninggalkan kaumnya makanya tuhan menegurnya, kalau ada penggiat tasawuf gaptek itu teguran dari tuhan bahwa dirinya terlalu lama bersama tuhan lalu lupa dengan alam kemanusiaan. Perlu dipahami bahwa bertajalli ataupun peleburan dengan tuhan hanyalah menjadi cerita imajinatif apabila buta dengan petanda dunia sebab terlalu lama bergelut dengan petanda metafisik. Bertasawuf bukanlah suatu proses pendekatan diri kepada tuhan yang begitu intim lalu lupa dengan alam materi, sebab menjadi tanda tanya apabila seseorang hidup di dunia lalu tak membutuhkan dunia bukankah hal ini menjadi keliru sebab kaki masih berpijak di bumi tetapi pikiran melenggang di alam tajalli ketuhanan maupun peleburan, hal ini menjadi petanda bahwa itu hanyalah cerita fiktif sebab mana mungkin manusia tak membutuhkan materi yang pada hakikatnya butuh materi untuk menyembah tuhan, sehingga masalah apabila mendekati tuhan lalu melupakan materi. Artinya bahwa kehidupan spiritual atau beribadah kepada tuhan terjadi disebabkan manusia berada di alam materi.

     Progresifitas dalam bertasawuf begitu penting untuk diwujudkan di kehidupan modern ini, memikirkan tuhan atau untuk dekat dengan tuhan tidak lagi membutuhkan tempat sunyi sebab dari keramaian manusia jauh lebih baik untuk melihat kondisi yang ada. Bukan malah menutup mata dengan berbagai kejadian sosial. Mensucikan diri bukanlah menciptakan sekat-sekat sosial tetapi merekatkan kehidupan sosial, paradigma bertasawuf dirasa amat perlu dilakukan perubahan jangan lagi style-style masa silam mencekoki kehidupan modern tetapi bawalah substansi dari masa silam dalam pengejawantahan kemasa kekinian. Tak perlu lagi ada tragedi berdarah hanya karena pandangan tasawuf atau kehidupan spiritual yang berbeda dengan golongan lain, sebab penghayatan akan kehidupan begitu penting dan tasawuf menjadi solusi yang bersifat positif tetapi tasawuf yang berorientasi dengan progresifitas bukan tasawuf yang statis tetapi yang dinamis.

     Menghayati kehidupan ini begitu penting dengan memikirkan tuhan, alam dan manusia maupun seluruh mahluk tetapi penghayatan yang bersifat produktif bukan malah menjadi pengungkung apalagi penghalang kemajuan. Dengan bertasawuf manusia pada dasarnya diajarkan untuk memahami tata kelola dirinya, sehingga mampu menempatkan diri dalam mengambil peran-peran sosial dimasyarakat. Tak perlu ragu untuk bertasawuf tetapi pahamilah spiritnya dan amalkan sebagai bagian dari kehidupan sosial bukan serta merta memperuntutkan untuk dirinya.

     Jangan lagi persoalan-persoalan takdir yang menjadi mainstream tetapi bagaimana menyikapi hidup yang tak menggantungkan diri pada takdir, sebab yang sering menjadi masalah manusia-manusia cenderung fatalis sehingga menganggap dirinya tak mampu, sudah ditakdirkan, perlunya ada arus baru dalam bertasawuf bahwa sekarang takdir ada di tangan manusia, oleh karena itu tentukan sendiri takdirmu sekarang manusia telah modern makanya tuhan memberikan kebebasan pada manusia. Tasawuf progresif harus menempatkan tuhan dan manusia sebagai patner bukan bawahan ala tasawuf klasik dengan berjibaku dengan ibadah, desentralisasi kehidupan bertasawuf perlu diadakan yang tak lagi menempatkan tuhan pada titik sentral tetapi peran-peran patner atau spesifikasi yang mengartikan bahwa tuhan mengurus tugasnya dan manusia dengan tugasnya, makanya ibadah secara progresif harus dimaknai saling berkoordinasi untuk saling mengingatkan tugasnya.

     Tuhan dan manusia adalah patner yang saling desentralisasi yang berarti tuhan menempatkan hukumnya pada wilayah spesialisasinya, yang secara progresif perlu dipahami bahwa manusia bisa membuat hukum untuk mengurus dirinya tanpa intervensi atau doktrin-doktrin ketuhanan, pada wilayah penciptaan tuhan yang punya kuasa dengan tugasnya tetapi pada wilayah pengelolaan manusialah yang punya kuasa mengatur ataupun membuat hukumnya. Jadi, pemahan tasawuf progresif sepertinya ini sangat diperlukan untuk memberikan kepercayaan diri pada manusia bahwa dirinya punya peran dan kuasa, bukankah sejak awal manusia dihadirkan untuk menjadi pengelola bumi dan punya kuasa terhadapnya berdasarkan rekomendasi ketuhanan yang telah melimpahkan atau desentralisasi kepada manusia tetapi masalah apabila manusia lupa dengan tuhan.

     Menerjemahkan kehidupan bertasawuf kepada manusia adalah kemandirian bukan ketergantungan, artinya bahwa peran-peran manusia dalam menghadirkan nilai-nilai keilahian dalam kehidupan itu menjadi otoritas atau ruang lingkup kuasa manusia dan menjadi tuntutan bagi manusia untuk bergerak lebih maju bukan malah menjadi penghalang kemajuan. Tuhan sendiri suka kemajuan makanya menghadirkan Adam di bumi dan hal ini menandakan bahwa ada tutntutan progresif yang disematkan tuhan kepada manusia sebagai pemberi gambaran kepada malaikat bahwa ada mahluk yang gesit dan kreatif yang bukan hanya bisa beribadah dan menghabiskan waktu berzikir tetapi ada peran pikir yang menyertai kesolehan dan ketundukan kepada sang pencipta.

     Pensucian jiwa dengan bertasawuf haruslah bermakna menyingkirkan segala sesuatu yang bisa menghalangi manusia untuk berpikir dan menemukan inti dari pada nilai-nilai spiritualitas, inilah menjadi perbedaan manusia dengan yang lainnya kalau malaikat mendapatkan langsung dari tuhan tanpa ada upaya untuk mengetahui sedangkan manusia perlu daya dan upaya untuk menemukan nilai-nilai spiritualitas. Hal ini menandakan bahwa bertasawuf mengandung makna pikir dan kritis yang progresif itulah interpretasi zikir manusia untuk menemukan asma-asma tuhan pada tatanan transemesta.<br />

Penulis : Arung Dewantae
Read More

pengantar filsafat. perdebatan Epistimologi. apa itu epistimologi?.




Saat ini di hadapan kita terbentang sebuah peta yang memberikan anda gambaran isi Hutan Filsafat. Setelah kita mendapatkan pencerahan mengenai perjalanan asyik dan seru kedalam hutan filsafat, pelan-pelan kita akan sedikit lagi melangkahkan kaki kegerbang hutan Filsafat. Namun tak usah takut, Hutan Filsafat akan selalu membuat kita bahagia. Nah sekarang sebelum kita benar-benar melangkah kedalam hutan filsafat, lalu memulai petualangan filsafat, ada baiknya anda mengikuti penjelasan pamungkas mengenai gambaran besar mengenai hutan Filsafat.

Telah kita ketahui bahwa secara tersistematis, Filsafat tersusun kedalam tiga cabang besar filsafat, yakni teori Epistimologi, Ontologi dan Aksiologi. Nah kita akan membahasnya satu persatu agar semakin jelas filsafat itu.



Epistimologi.

Epistimologi adalah teori yang membahas pertanyaan “ dari mana sumber pengetahuan anda?, Atau bagaimana cara anda memperoleh pengetahuan.?”.

Manusia adalah binatang yang unik, dari lahir hingga mati, manusia akan melewati fase pertumbuhan. Semua manusia mutlak harus melewati fase-fase tersebut. Ketika manusia baru saja lahir, ia ibarat kertas yang masih kosong, tak ada coretan disana, manusia tidak memiliki pengetahuan sedikitpun meski ada pula yang mengatakan manusia sebelum lahir sudah memiliki pengetahuan dan ada pula yang mengatakan nanti pada saat manusia telah lahir saat itulah ia memperoleh pengetahuan lewat meniru apa yang di indranya. Nah perdebatan mengenai pengetahuan  manusia yang baru lahir inilah yang akan menjadi pembahasan Epistimologi.

Lalu kemudian manusia mencapai kedewasaannya, misalnya pada umur 40 tahun. manusia pada umur ini sudah pasti memiliki pengetahuan. Ada manusia yang menjadi ahli pengetahuan, ada yang banyak sekali pengetahuaannya, dan kawannya yang lain bahkan memiliki pengetahuan yang lebih banyak pada bidang yang sama ataupun berbeda. Lalu kita bertanya bagaimana bisa seperti itu, apakah memang pengetahuan itu memang sudah di peroleh sebelum lahir atau baru setelah lahir pengetahuan itu di peroleh.?

Nah untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan hadirkan beberapa aliran atau sekelompok orang yang berkecimpung di pemebahasan Epistomologi ini.

Platonisme.



Teori ini bisa di bilang sudah sangat tua, ia muncul seiring mistikus-mistikus tua Yunani kuno bergelut pada ke metafisika. Socrates misalnya mengatakan bahwa Pengetahuan manusia berasal dari jiwanya. Plato lalu mengembangkan bahwa Sebelum manusia lahir, manusia telah di karuniai pengetahuan. Dan mereka mengatakan saat jiwa yang memiliki pengetahuan bergabung dengan tubuh maka hilanglah pengetahuan itu. Plato menjelaskan pengetahuan itu bersifat idea jika yang idea ini bergabung dengan sesuatu yang fisik. Maka yang idea itu akan hilang. Maka dengan jelas teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir sebenarnya sudah memiliki banyak pengetahuan namun ia hanya dalam keadaan lupa. Maka tugas manusia hidup di dunia ini untuk mengumpulkan kembali ingatannya atau menyusun kembali pengetahuan yang telah di dapatkannya. Jika anda memberi pertanyaan kepada teori ini dengan sebuah pertanyaan “ Dari manakah anda mendapat pengetahuan mengenai meja ini?” maka teori ini akan menjawab “ saya sudah pernah mendapatkannya di alam jiwa, maka saya dengan mudahnya mengetahui bahwa itu adalah meja”.

Empirisme



Teori menjadi lawan dari teori platonisme, mereka mengatakan bahwa manusia yang lahir tak memiliki pengetahuan sediktpun, barulah ketika bayi itu dapat mengindra objek di sekitarnya barulah ia mendapatkan pengetahuan.  Maka teori mengatakan bahwa sumber pengetahuan yang benar itu adalah dari pengalaman indra. Karena itu metode eksperimen menjadi sangat penting untuk ilmu pengetahuan ini.
Teori ini memiliki banyak kelemahan, bukan di akibatkan oleh objek, tetapi alat untuk mengindra objek itulah yang memiliki kekurangan, misalnya mata, mata hanya bisa melihat apa yang bisa di lihatnya, ketika ia melihat bintang, mata mengatakan bintang itu kecil. Namun setelah di buktikan bintang sesungguhnya sangatlah besar. maka pengetahuan yang di indra oleh mata yang sampai kepada kita adalah pengetahuan yang salah. Ini adalah hasil yang sangat fatal.

Rasionalisme



Lalu muncullah aliran yang memberi jalan lain, kata teori ini, pengetahuan itu di dapatkan dari akal, akal lah yang dapat memastikan pengetahuan. Mengenai benar salahnya pengetahuan yang di indra itu di proses oleh akal. Maka kelemahan Empirisme dapat diselesaikan dengan benar oleh akal. Kasus mengenai kesalahan mata dalam menangkap objek bintang akan di benarkan kemudian oleh akal. Akal lah kemudian yang memproses hasil yang kacau dari mata. Akal lah yang akan mengatakan bahwa bintang itu besar.

Sampai di sini kelihatannya pembahasan Epistimologi sudah semakin jelas. Namun kebenaran yang di peroleh ketiga teori sebelumnya bukanlah kebenaran yang utuh, kebenaran itu masih belum sempurna. Akal dan objek itu masih terbatas, manusia hanya bisa menangkap bagian –bagian tertentu saja dari objek, akal pun hanya tergantung dari objek yang di indra. Maka dari keterbatasan ini memunculkan dua aliran selanjutnya, positivisme yang menjadi pembela Aliran Empirisme dan rasionalisme. Dan intuisi yang menjadi lawan empirisme dan rasionalisme, di sisi lain ia mendukung aliran platonisme.


Positivisme



Aliran ini di cetuskan oleh august Compte, ia berpendapat bahwa kelemahan empirisme atau kelemahan indra itu dapat di tutupi oleh alat bantu dan eksperimen. Cara inilah yang kemudian mengawali kemajuan pesat perkembangan alat-alat sains yang membuktikan ini benar ini salah. Misalnya dalam menentukan api itu panas. kita jangan sesederhana itu mengatakan api tiu panas, api itu sangat panas, namun kita memerlukan ukuran panas yang sebenarnya dengan menggunakan alat ukur derajat panas. Rasionalisme memproses empirisme dan kemudian Positivisme yang membuktikan. Atau akal memproses objek yang di indra lalu Positivisme mengukur. Nah Terukur inilah yang menjadi sumbangan terbesar Positivisme dalam menentukan sebuah kebenaran. Namun kelemahan aliran ini adalah mereka hanya bisa mengukur sesuatu yang dapat terukur, di luar dari pada itu mereka mati. Maka kebenaran yang mereka dapatkan dalam hal ini masih terbatas.

Intuisisme.



Kelihatannya aliran ini mendukung aliran tua Platonisme, mereka mengatakan bahwa akal dan indra itu terbatas. Keduanya tidak dapat mengetahui keseluruhan. Misalnya akal dan indra masih terbatas dalam memahami keseluruhan meja, apa itu meja, meja itu berkaki empat, meja itu terbuat dari kayu, meja itu juga terbuat dai besi, meja itu adalah sebuah benda yang berbetuk, baru kemudian akal menyimpulkan ini meja. Dalam hal ini berarti secara keseluruhan rasio dan empirisme tidak dapat menjelaskan secara keseluruhan apa itu meja. Dalam keterbatasan inilah intuisisme muncul.

Mereka lalu mengatakan bahwa manusia sebenarnya memiliki kemampuan luar biasa dalam menentukan kebenaran.  Bergson menamai kemampuan itu dengan kemampuan tingkat tinggi yang disebutnya intuisi. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan suatu usaha yang keras. Kebenaran objek yang di tangkap adalah kebenaran yang utuh, sedangkan akal dan indra juga postivisme hanyalah memperoleh pengetahuan kebenaran yang tidak utuh.

Intuisisme ini sangat mirip dengan teori Kasyaf dalam islam, dimana manusia akan memperoleh sebuah kebenaran sejati jika dirinya berhasil menyingkapkan penghalang yang ada di dirinya, penghalang ini sering di katakannya sebagai nafsu dan hijab. Jika manusia mampu menghilangkan kedua penghalang ini, maka kekuatan rasa intuisi itu dapat bekerja dan menangkap segala sesuatu yang tidak dapat di tangkap oleh akal,indra dan alat-alat sains.

Nah secara garis besar itulah penjelasan mengenai apa itu epistimologi atau teori pengetahuan. Kelihatannya rumit bukan, jika anda mengalaminya berarti anda masih waras, kebenaran memang adalah sesuatu yang terlalu mahal untuk di beli.

Ada sedikit cerita yang mungkin dapat membantu anda untuk mengerti akan epistimologi ini. Berikut ceritanya.


Cerpen Debat Epistimologi
“ mahasiswa Filsafat agama berkumpul di bawah pohon mangga yang selalu di sebutnya sebagai pohon filsafat. Di sana mereka bersantai setelah mengikuti kuliah tentang Epistimologi. Ada yang tertidur, ada yang menyanyikan lagu dangdut, ada pula yang bermain dengan asap, dan ada pula yang memberaki telinga temannya. Namun ada satu orang manusia yang duduk menyendiri, menghayalkan kuliah yang baru saja di terimanya, ia memandangi sekitar dengan matanya yang awas, lalu dia mendengar suara teman-temannya dengan telinga yang lebar, mencium bau yang bisa di ciumnya. Dan ia mengosokkan tangannya ke pasir merasakan apa yang bisa di rasakannya. Lalu timbullah pertanyaan di benaknya. Dari mana aku bisa memahami semua ini?. Ia berpikir dengan keras namun ia tidak bisa mendapatkannnya, ia lalu berteriak kearah teman-temannya.

“hey kalian para binatang jalang, kalian yang adalah mantan sperma dengar kan lah laraku.” Perkataannya itu membuat teman-temannya kaget dan semuanya menoleh ke arahnya.

“kalian lihat mangga di tanganku ini, aku bertanya kepada kalian, bagaimana aku bisa tahu kalau ini adalah mangga?” ucapnya dengan jelas. Dan mereka semua melongo, antara memikirkan jawabannya dan menjudge temannya ini sudah gila.

“ memang sudah dari dulu itu mangga?” Sahut Ruslan yang tadi sedang menari balet dengan musik dangdut.

“ bagaimana kau bisa tahu ini mangga?” ucapnya lagi dan ruslan terdiam.

“ karena kau melihat itu adalah mangga.” Ucap Aziz yang mulai tahu arah pertanyaan temannya.

“ lalu bagaimana jika aku tak melihat?” dia kembali bertanya, Aziz juga terdiam.

“ kau tahu itu mangga setelah kau merasakannya”. Kamal memberi jawaban yang cerdas.

“ bagaimana jika aku mati rasa?” tanyanya.

“berarti kau tak akan bisa tahu bahwa itu adalah mangga.” Kamal menjawab lagi.

“ itu berarti kebenaran segala sesuatu itu berasal dari indra.”

“yah seperti itu” kamal menjawab dengan yakin.

“ itu berarti kebenaran yang di tangkap manusia itu terbatas karena indra sendiri dapat terbatas”. Kamal lalu terdiam.

“ kau bisa tahu mangga itu karena kau mengolahnya dengan akalmu”. Aziz setelah terdiam mendapatkan jawaban baru”.

“ apa yang di olah oleh akal?” tanyanya.

“mangga itu.” Singkat azis.

“ dari manakah mangga ini dapat masuk kedalam akalku?” tanyanya kembali.

“dari indramu?”

“ tadi sudah kukatakan indra itu terbatas, jika indra dijadikan perantara kepada akal, maka akalpun akan mengolah sesuatu yang terbatas.” Jawabnya, Azis kembali terdiam lagi.

“ mangga itu dapat kau ketahui jika kau bereksperimen.” Rhamly yang tadi hanya menyimak kini menyuarakan pendapatnya.

“yayayayaaya.” Azis,kamal dan ruslan mengangguk-ngangguk.

Dia diam sejenak, nampaknya ia sudah mendapatkan jawabannya, namun ia lalu kembali bertanya.

“ yah dengan metode eksperimen itu kita kan bisa tahu bahwa ini adalah mangga, namun jika yang kita bahas adalah sesuatu yang lebih rumit dari pada mangga, yakni sesuatu yang tak bisa di eksperimenkan, bagaimana kita bisa mengetahui kebenarannya.?”

“yah bagaimana yah?” Rhamly lalu terdiam lagi, begitupun dengan yang lainnya.

“ saya rasa untuk mengetahui kebenaran kita mesti harus mendekatkan diri kepada Tuhan?” Ruslan memberi jalan.

“sholat maksudmu?”

“yah,yah sholat adalah cara lain yang bisa memberikanmu penjelasan mengenai kebenaran.”

“tapi bagaimana dengan orang yang tidak sholat, mereka tentunya akan mendapatkan kebenaran yang salah”.

“ biarkan mereka, kalau mereka ingin tahu kebenaran mereka mesti dekat dengan sumber kebenaran.”

“itu berarti Tuhanlah sumber kebenaran itu.”

“yah saya yakin itu.”

“bagaimana kau bisa seyakin itu?”

“manusia adalah hasil cipta dari yang esa, segala yang menyusunnya berasal dari yang esa itu, maka kesimpulannya yang esa itulah yang memberi manusia pengetahuan. Indra, objek , dan alat-alat eksperimen itu hanyalah alat yang memberi anda bantuan, namun kebenaran yang sesungguhnya berasal dari dirinya.”

“bagaimana aku memperolehnya?”

“kasyaf, buang semua nafsumu, bersihkan hatimu, lepas penghalangmu?”

“tasawwuf maksudmu.”

“yah seperti itu.”

“namun itu bisa menjadi berbahaya, kebenaran bisa dikapling oleh intuisi subyektif yang tidak dapat dibuktikan, jika oknum merasa telah merasa dekat, ia akan memeluk kebenaran itu. Ini bisa membuat kebenaran hanya di miliki oleh segelintir orang saja.”

“kalau begitu semuanya harus berintuisi”

“hahaha itu mimpi yang lucu kawan.”

“kebenaran itu memang lucu kawan, namun sesungguhnya kitalah yang di tertawakan oleh kebenaran, kebenaran itu simpel, selama anda tidak salah maka itulah kebenaran. Namun kebenaran sejati itu seperti apa?”

“hahaha, ada baiknya kita mendengar perkataan Derrida, jika anda merasa telah mendapatkan kebenaran, anda harus hati hati dengan kebenaran. Karena kebenaran itu seperti perempuan terhormat yang tak akan mudah memperlihat pantatnya. Kebenaran tidak akan mudah memperlihatkan dirinya.”

“ya, ya ,ya”

Seperti itulah mungkin kurang lebihnya perdebatan yang mewarnai jalan Epistimologi ini. Namun apapun yang anda pilih, segalanya adalah sesuatu yang tepat, karena semua aliran menuju pada satu titik yang kebenaran.


Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan ke teori hakikat, atau Ontologi.
Read More

Pengantar Filsafat. Menyusun objek-objek penelitian Filsafat, (sistematika Filsafat )

Menyusun Objek-Objek penelitian Filsafat, ( Sistematika Filsafat ).



Telah kita ketahui bahwa Filsafat meneliti objek Materia yang membahas segala yang ada dan mungkin ada, juga membahas objek forma yang yang menuntut untuk meneliti secara mendalam. Membuat hasil penelitian filsafat terkumpul sangat banyak karena ruang penelitian yang hampir tak terbatas. Jika hasil penelitian itu disusun secara sistematis maka ia akan di sebut sebagai sistematika filsafat atau stuktur filsafat.

Perlu di tekankan lagi bahwa secara sederhana filsafat mempunyai tiga cabang besar, yaitu teori pengetahuan, teori hakikat dan teori nilai. Teori pengetahuan membahas pertanyaan “ dari mana anda memperoleh pengetahuan itu, atau bagaimana cara anda memperoleh pengetahuan itu?” sehingga teori pengetahuan membahas cara memperoleh pengetahuan. Teori hakikat adalah jawaban dari teori pengetahuan, teori hakikat akan menghadapkan pada objek-objek untuk memperoleh pengetahuan dan apa hakikat dari objek itu?. Sedangkan teori nilai, bisa di artikan sebagai tujuan dari teori pengetahuan dan teori hakikat, teori yang membahas pertanyaan “ Untuk apakah teori pengetahuan dan teori hakikat itu?”. Maka dapat di simpulkan bahwa Filsafat secara garis besarnya terdiri dari.
-          “ bagaimana cara memperoleh pengetahuan?”. Pembahasan mengenai pertanyaan ini di sebut sebagai teori pengetahuan atau Epistimologi.
-          “ apa hakikat dari pengetahuan itu ?”. Pembahasan mengenai pertanyaan ini di sebut sebagai teori hakikat atau Ontologi.
-          “ apa kegunaan dari pengetahuan itu ?”. Pembahasan mengenai pertanyaan ini disebut sebagai teori nilai atau Aksiologi.

Setelah ini marilah kita mengikuti penjelasan cabang-cabang di atas.
Read More