Neo-Abad
Kegelapan!?
Sumber gambar muslimin88.blogspot.com |
Selamat datang tamu kami yang budiman. Jika anda baru kali
ini singgah di rumah kami, izinkan kami mengantar anda berkeliling taman
philein. Ini adalah tradisi kami dalam menjamu sang pencari, semoga tidak
mengganggu kenyamanan anda. Namun jika
ini bukan pertama kalinya bagi anda, mungkin anda akan menemukan hal baru kali
ini.
Perlu kami ingatkan kembali bahwa mungkin saja apa yang akan
anda temukan nantinya akan mempengaruhi diri anda. jadi siapkan diri anda
dengan baik. Namun sebelum memulainya silahkan tanggalkan dulu pakaian anda.
Dan ganti dengan pakain putih yang telah kami sediakan. Jika sudah silahkan
gunakan sandal keraguan, topi pertimbangan, dan kacamata kebijaksanaan. Baik,
mari kita mulai
Kebenaran. Sebuah magnet yang selalu menarik perhatian.
Menarik siapa saja yang tanpa perduli latar belakang anda, keyakinan anda,
passion anda bahkan warna kulit dan mata anda. jika magnet alam hanya sanggup
menarik metal, maka magnet kebenaran sanggup menarik semuanya, termasuk metal
juga. Aneh, tidakkah kita bertanya
kebenaran itu sebenarnya apa, terbuat dari apa, dan tujuannya apa.?
Jika kita coba menariknya ke dalam pengetahuan, orang mulai
mencoba memberikan definisi atau batasan apa itu kebenaran. Misalnya kebenaran
adalah kesesuaian antara hasil tangkapan subjek terhadap objek, kebenaran
adalah kesesuaian antara idea dan realita, atau kebenaran itu relative dan
tidak dapat ditemukan dan lainya.
Definisi diatas benar, namun yang menjadi persoalan apabila
kita mencoba membatasi sebuah kebenaran. Maka masih dapatkan kita menyebut
kebenaran sebagai kebenaran. Mengapa? Karena kebenaran senatiasa berkembang dan
tak pernah berhenti pada satu titik. Misalnya ketika kita mengatakan bahwa besi
tak mungkin terbang, namun suatu saat di temukanlah teknologi yang kemudian
membuat besi itu bisa terbang-seperti pesawat. Atau misalnya hari ini kita
mengatakan manusia tidak akan pernah bisa berpindah dari suatu tempat ke tempat
lain secara instan lalu bagaimana jika suatu saat cara itu ditemukan.
Disiini kita harus mulai skeptis dengan kebenaran. Mulai meragukan
dan mempertanyakan kebenaran yang dikatakan sebagai kebenaran. Tidak mudah
menerima cerita, dogma dan kemapanan. Hingga kita mencapai titik dimana sesuatu
itu tidak bisa lagi dipertanyakan dan diragukan.
Pembatasan terhadap kebenaran mungkin saja akan mengakibatkan
katarak pengetahuan, yang tak jauh bedanya dengan abad kegelapan silam. Dimana
kemapanan mendiktator pengetahuan. Kemapanan menjadi jantung kebenaran. Diluar
otoritas yang ada adalah salah. Bahkan terkadang berakhir diujung tali
gantungan.Jika abad modern ini masih saja ada yang mengaku benar dan memapankan
kebenaran. Lebih baik ia hidup diabad kegelapan saja.