Jumat, 02 Oktober 2015

Biografi Zeno . Bapak Dialektika.

Biografi Zeno. Bapak Dialektika.



***

“Jika kau merasa dirimu bergerak sebenarnya kau tetap diam.”

Ketika Parmenides tercatat dalam sejarah karena sebuah perkataannya bahwa tidak ada perubahan pada sesuatu yang “Ada” maka muncullah Zeno sebagai pembela utamanya. Kehidupan awal Zeno tidak dapat di ketahui dengan pasti, para bijak Yunani kuno memiliki kebiasaan untuk menghiraukan autobiografinya dan lebih mementingkan karyanya. Dan inilah sebenarnya jati diri seorang filosof. Zeno sendiri diperkirakan telah ada di 500 SM. Dan yang jelasnya ada setelah datangnya Parmenides. Dan kira- kira hidup se zaman dengan Socrates.
Sebagai murid dari Parmenides, ia dengan gigih mempertahankan tesis dari gurunya dengan memberikan argumentasi yang menawan yang kemudian mengantarkannya menjadi peletak dasar dialektika.
Menurut Aristoteles, Zeno adalah peletak dasar dialektika, suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu hipotesis, berangkat dari hipotesis ini di tariklah suatu kesimpulan. Meski kemudian hipotesis Zeno dianggap telah gugur dan terbukti sebagai suatu hipotesis yang salah. Meski sebagian lainnya masih menganggap pendapat Zeno tetap memiliki nilai kebenaran.
Di ketahui Zeno hanya memiliki satu buku yang pernah di tulisnya, dan sekarang buku itu hanya tinggal pragmentnya, namun pragment itu telah cukup menjelaskan pendapatnya bahwa dunia plural yang kita tinggali memiliki ketidak riil an. Namun dari sekian argumentnya ada satu argument yang menjadi pembahasan para filosof kemudian. Dia memiliki 4 argument yang menentang adanya gerak. Semuanya selalu ada pada tetap. Keempat argumen itu adalah demikian.
1.       Lintasan lari atau paradoks dikotomi.
2.       Archiles dan kura-kura
3.       Anak panah
4.       Balok atau stadium yang bergerak
Berikut penjelasan mengenai argument paradoks Zeno.
1.       Seorang pelari harus menjalani lintasan dari garis (S) kegaris finish (F). Untuk bisa mencapai garis finis. Ia harus mencapai titik median atau tengah (M) antara (S) dan (F). Dan sebelumnya harus mencapai (N) yakni titik antara (S) dan (M), dan begitulah seterusnya. Namuan demikian menurut Zeno. Mustahil si pelari menyelesaikan sesuatu yang tak terhingga jumlahnya ini dengan waktu yang terhingga. Oleh karena itulah si pelari tidak akan pernah menyelasaikan sampai ke garis Finis , begitupun juga ia tidak pernah memulai di garis Start.
2.       Archiles akan beradu lari dengan kura-kura. Dimana kura-kura itu diletakkan 10 m di depan garis start Archiles. Saat pertandigan di mulai. Archiles mencapai garis start Kura-kura yang ternyata sudah ada 10 m di depan Archiles. Ketika Archiles berlari kedepan lagi 10 m kura-kura sudah berada lagi 10 m di depan Archiles dan begitu seterusnya ad inifinitum. Jadi kesimpulannya Archiles tidak dapat menyusul kura-kura.
3.       Anak panah ketika dil lepaskan dari busurnya menurut Zeno tidaklah meluncur atau bergerak tetapi ia diam. Diam kerana anak panah itu selalu berada pada tempatnya. Ketika anak panah itu terlihat meluncur dari busurnya anak panah itu tetap menempati tempat. Ia diam disana selama ia menempati tempat.
4.       Tiga balok yang sama, A,B,C memiliki ukuran yaang berbeda . titik A harus mengarungi titik B dengan suatu waktu (t) namun jika titik A ingin ke titik C maka ia hanya membutuhkan separuh waktu (t). Jika di hitung jarak A,B,C maka lebarnya adalah 1. Jadi A membutuhkan t/2 untuk memengarungi jarak 1 balok.
Jika anda merasa kebingungan dengan argument paradoks Zeno. Maka anda masih dalam ke normalan. Sejak dulu empat argument ini memang sudah membingungkan, dan sudah banyak kajian untuk membahas bagaimana sebenarnya jalam pemikiran Zeno. Pendapatnya ini jika di masukkan dalam matematika modern yang menghitung jumlah tidak terhingga berasal dari jumlah yang terhingga membuat argument nomor (1) dan (2) Zeno menjadi gugur. Kemudian pula matematika mengatakan tidak ada yang disebut Velositas di satu titik atau keinstanan, karena velositas di defenisikan hanya menurut interval waktu dan jarak, ini membuat argument (3) juga menjadi gugur. Argument ke (4) juga di anggap sebagai argumen komedi dari Zeno di mata matematika modern. Kecuali itu dianggap sebuah keseriusan ketika Zeno membayangkan panjang 1 adalah unit terkecil di jumlah waktu yang paling sedikit. Lalu dari asumsi ini muncul kontradiksi, karena A disebut mengarungi C hanya dalam waktu separuh saja dari waktu terkecil yang di usulkannya sendiri.
Bagi yang pro dengan pendapat Zeno tentu tidak menerima keguguran argument tersebut, jika di luar penalaran matematika. Sesuatu yang bergerak berasal dari sesuatu yang diam. Pergerakan dalam sepersekian detik adalah diam. Jika kita memperhatikan lampu yang terus menyala. Padahal secara lahirianya lampu tersebut dalam sepersekian detik padam. Jadi nyalanya lampu di sebabkan oleh padamnya yang sepersekian detik.
Lalu manakah pendapat yang benar. Tentu saja tidak ada yang salah semuanya benar, karena kebenaran itu bersifat relatif. Semuanya kembali lagi pada pembuktian kebenarannya.

Zeno pun dia anggap sebagai filosof antik yang berharga lewat argumentnya yang unik. Yang kemudian merangsang otak manusia abad ke 20 untuk menemukan hitungan matematika limit tak terbatas. 

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon