Kamis, 01 Oktober 2015

Biografi Demokritus dan Leukippus. dua sejoli atomisme



Kita akan berbicara mengenai atom. Ada dua sejoli yang menjadi pelopor atomisme, mereka adalah Demokritus dan Leukippus. Dalam membahas pemikiran atomisme. Dua sejoli ini amat sulit untuk bisa di pisahkan. Jika Demokritus adalah Daging maka Leukippus adalah tulangnya. Mereka selalu bersama, artinya ketika kita membahas Atomisme kita harus menyebut mereka berdua. Entah siapakah yang lebih berpengaruh cara berpikirnya. Keduanya memiliki pengaruh yang saling berkaitan.
Namun untuk mempermudah membahas Atomisme mereka. Lebih dahulu kita sekiranya memisahkan mereka sekejap. Untuk menengok jalan singkat kehidupan mereka.
Leukippus memiliki riwayat hidup yang tidak terlalu ter ekspos. Sedikit sekali kita dapat menemukan kutipan tekstual mengenai dirinya. Namun di ketahui ia adalah generasi penerus filsafat rasionalis ilmiah di Miletus pada tahun 440 SM. Pemikirannya banyak di pengaruhi oleh Parmenides dan Zeno. Ia banyak di sebut dari kutipan-kutipan Aristoteles yang membuktikan bahwa dia pernah Ada dan menjadi pendiri Atomisme. Ada dua karya yang di atributkan padanya yakni On Mind dan Great World System, namun isi dari buku itu juga tak dapat di ketahui dengan banyak. Oleh karenanya ia di sebut saja sejoli dengan Demokritus, karena jika kita ingin menempatkan Leukippus sebagai kontradiksi dari Demokritus atau hanya sekedar membedakan arah pemikiran mereka berdua, itu amat sulit. Karena alasan bahwa Leukippus memiliki bukti riwayat hidup yang sangat sedikit. Bahkan Epikurus yang menjadi pengikut Atomisme ini pernah menganggap bahwa Leukippus ini hanyalah tokoh legenda.
Namun kesedikitan yang kita dapati dari Leukippus tidak terjadi pada diri Demokritus. Ia bisa lebih di pastikan riwayat hidupnya. Ia adalah seorang manusia yang lahir di Abdera sebuah kota di Thrace. Dirinya masih muda saat ia memandang Anaxagoras yang telah tua pada tahun 432 SM. Maka bisa di simpulkan ia sudah memasuki fase dewasa sekitaran tahun 420 SM. Pada tahun ini pun kita dapat menyimpulkan bahwa ia pernah saling bertatapan muka dengan Socrates dan kaum Sofis.
 Demokritus memiliki rasa haus yang sangat tinggi untuk meminum segarnya sebuah ilmu. Ia banyak berjalan kaki ke daerah timur dan selatan, menghabiskan banyak waktu di padang pasir Mesir, dan pernah pula bertandang di negeri Persia untuk mencari kesegaran sebuah ilmu. Lalu kemudian ia kembali ke garis startnya di Abdera. Di sanalah ia mulai mengalirkan kembali apa yang telah di minumnya.
Ada sebuah pendapat yang mengalir dari mulut Zeller bahwa “ Demokritus lebih ulung di bandingkan semua filsuf pendahulunya dan filsuf yang hidup se zaman dengannya dalam hal keluasan wawasan dan cara berpikir yang logis.”
Meski kita mendapati kekurangan yang sangat banyak mengenai Leukippus dan mendapat kepastian yang cukup untuk mengenal Demokritus, namun keduanya tidak dapat di pisahkan sebagai tukang yang membangun jembatan antara daratan monismenya Parmenides dan daratan Pluralismenya Empedokles
Mereka berpendapat bahwa segala sesuatunya tersusun dari atom-atom yang tak dapat di bagi-bagi secara fisik dan geometris. Diantara atom-atom itu tidak memiliki ruang yang kosong dan juga tidak dapat di musnahkan. Atom-atom itu akan selalu bergerak dengan jumlah yang tak terbatas.
Aritoteles mengatakan bahwa menurut kaum Atomis, atom-atom itu memiliki perbedaan suhu panas. atom yang memiliki suhu terpanas adalah atom yang menyusun api. Mengenai berat atom itu. Demokritus berkata “jika sesuatu semakin tak bisa di bagi-bagi, maka akan semakin berat bobotnya.”
Atom sendiri ini juga menarik perhatian Epikurus yang bisa di bilang penafsir Demokritus. Yang dimana ia mengatakan bahwa Atom yang memiliki berat jatuh dengan kecepatan yang melebihi yang ringan, di mana yang berat ini akan bertemu dengan yang ringan dan akan terjadi tubrukan yang mengakibatkan pemantulan di antara mereka, seperti yang terlihat di permainan bola billiard. Namun ini hanya sebuah pendapat dari Epikurus. Demokritus sendiri menggambarkan gerakan-gerakan atom pada ruang yang kosong yang mutlak tidaka ada atas dan bawah, seperti gerakan debu-debu yang terkena sinar matahari di saat angin tak bertiup. Atom yang bertubrukan akan menghasilkan pusaran.
Dua sejoli ini menolak mentah-mentah anggapan yang menuduh mereka membela pendapat bahwa yang terjadi di segala sesuatu adalah faktor kebetulan. Leukippus sendiri membela dirinya dengan mengatakan “ tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa tujuan, tujuan itu pun berangkat dari suatu sebab dan keniscayaan.” Walaupun jika memang alam ini terbentuk karena kebetulan, maka setelah alam ini tercipta ia lalu masuk pada sebuah mekanisme yang sudah ada sebab dan akibat. Tapi jika kita terus beradikal. Maka ujung dari kebetulan itu adalah sang Pencipta. Jika sang pencipta pun tak luput dari radikal maka tidak ada lagi yang menjelaskan sumber dari segala sumber. Jadi ketika kita mempertanyakan atom itu adalah apa?. Jawabannya adalah elektron dan proton. Tapi jika terus di pertanyakan, maka kembali berujung pada Sang Pencipta. Maka dua sejoli Atomisme ini membiarkan begitu saja atom ini ada, tanpa menjelaskan dari mana atom itu. Inilah mungkin jawaban dari ketidak puasan seorang Aristoteles, Plato dan Socrates akan kedua sejoli ini yang tidak menjelaskan sebab atom itu.
Selanjutnya Leukippus pula sependapat dengan para kaum Monis yang yakin bahwa mustahil terjadi gerak tanpa adanya ke kosongan. Dan itu membuat orang banyak sepakat bahwa tidak ada gerak dalam suatu kepadatan. Sesuatu hanya dapat bergerak menuju ruang yang kosong, dan di dalam kepadatan tidak ada ruang yang kosong.
Demokritus menyusun teorinya dengan amat rinci, dan penjelasannya cukup menarik. Setiap Atom menurutnya, tak dapat di tembus dan tak dapat di bagi-bagi karena tak mengandung kekosongan. Ketika kita memotong aple dengan pisau, pisau tidak akan bisa membelah buah apel jika tak ada kekosongan. Secara mendalam atom itu tidak dapat berubah sebagai mana adanya Parmenedian. Manusia dan alam terbentuk dari tubrukan-tubrukan atom.  Maka jiwa manusia terdiri dari atom-atom.
Perihal etika demokritus memandang bahwa tujuan hidup adalah kegembiraan, dan berpendapat bahwa kesederhanaan dan beradab adalah sarana terbaik untuk mencapai kegembiraan. Ia tak suka dengan kekerasan dan nafsu, ia terang-terangan menolak seks, karena seks menurutnya menyebabkan tenggelamnya kesadaran . pendepat kontroversialnya adalah ia menolak menikah dan tidak ingin memiliki anak, karena menurutnya mendidik anak akan menghambat kegiatan berfilsafat.
Beginilah kegiatan berfilsafat kedua sejoli yang memunculkan anggapan orang modern akan cangihnya pemikiran mereka. Atom hingga sekarang terus menjadi kegiatan kerja keras para ilmuwan untuk menemukan dari mana atom itu. Dari sinilah kita bisa memasukkan pentingnya dua sejoli ini masuk pada jajaran pemikir pemikir elit yang membentuk peradaban dunia.






Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon