Selasa, 20 Oktober 2015

Pengantar Filsafat. Objek penelitian Filsafat

Objek Penelitian Filsafat.

Untuk membuat sebuah masakan yang nikmat, maknyus dan special. Semua itu tergantung dari bahan apa yang di pakai, jika semuanya seimbang maka masakan itu akan sesuai dengan tujuan kita. Begitu pula dengan penjelajahan kedalam hutan. Kita akan merasakan kenikmatan dalam menjelajahi Hutan Filsafat jika kita tahu apa objek yang kita pikirkan. Jika kita sudah tahu objek penelitian filsafat kita akan mudah mencapai tujuan berfilsafat yang tak lain adalah untuk menemukan kebenaran yang sesungguhnya.

Isi Filsafat itu di tentukan oleh objek apa yang di pikirkan. Seorang filosof memikirkan segala yang ada dan segala yang mungkin ada atau yang ada di belakang ada itu. Objek ini di sebut sebagai objek materia. Kalau dalam pengetahuan Sains objek material juga di jadikan objek penelitiannya, namun bedanya dengan filsafat. Objek material Sains adalah objek yang bisa di empiriskan, sedangkan filsafat juga meneliti itu, tetapi filsafat memiliki objek material yang lebih dalam, objek materia yang abstrak, yang ada di balik empiris tadi. Seperti Tuhan, hari akhir,cinta dll semuanya sulit untuk diteliti oleh sains.

Kedua objek penelitian Filsafat adalah objekforma, yaitu objek yang bersifat penyelidikan yang mendalam. Kata mendalam ini artinya kita ingin tahu tentang objek yang tidak empiris yang diluar material.

Hampir semua pengetahuan sama objek materinya, namun nanti yang akan membedakan satu sama lainnya adalah objekformanya. Objek forma yang selain filsafat, mereka membatasi dirinya, sedangkan objek forma filsafat hampir-hampir tak terbatas bahkan bisa tak terbatas karena tuntutan menyelidiki sampai kedalaman itu.

Maka di simpulkan bahwa Objek penelitian Filsafat itu ada dua.

a.       Objek material.
b.      Objek forma.

Agar kita mudah membedakan lagi mana pengetahuan sain dan mana pengetahuan Filsafat. Penulis kembali menghadirkan sebuah contoh. Yang juga akan menjelaskan objek penelitian sains dan filsafat.

Contoh ini di ambil dari buku Ahmad Tafsir, Filsafat umum tentang Hujan.


“ Apa itu Hujan?, sebuah pertanyaan yang hadir dibenak anda yang mengawali penyelidikan. Anda lalu membuka mata. Melihat hujan adalah air yang turun dari langit. Anda kembali bertanya, mengapa air itu turun? Anda lalu mengadakan riset. Anda lalu menemukan bahwa hujan turun dikarenakan air yang menguap dari air laut, danau, dan sumur karena panas matahari, lalu berkumpul menjadi awan dan terjadilah hujan. Pengetahuan yang anda dapatkan ini masih pengetahuan sains. Kemudian pertanyaan kembali muncul di benak anda. Mengapa di Indonesia banyak hujan sedangkan di padang pasir itu sedikit. Anda lalu menjawab karena di Indonesia adalah daerah tropis yang banyak gunung sedangkan padang pasir tidak. Pengetahuan yang anda dapatkan ini masih pengetahuam sains. Akan tetapi pertanyaan kembali muncul di benak anda. Mengapa di Indonesia banyak gunung yang berpohon sedangkan di padang pasir tidak?. Pada ukuran pertanyaan ini. Anda sudah berfilsafat. Sains tidak bisa lagi meneliti secara empiris. Namun anda terus meneliti dengan ukuran logis. Dan menjawab semua itu di karenakan hukum alam. Jawaban yang anda dapatkan adalah jawaban Filsafat. Jawaban itu masih logis namun susah untuk di buktikan secara empiris. Berpikir tanpa dukungan data seperti ini sering juga di sebut berpikir spekulatif.”


Contoh di atas sudah bisa membantu anda untuk membedakan pengetahuan sains dan filsafat, begitupun pula anda bisa dengan mudah membedakan mana objek materia sains dengan objek material filsafat. Lalu kta beralih kepertanyaan, bagaimana kita menyusun objek yang telah di teliti tadi?.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon