Ontologi,
apa itu Hakikat ?
Setelah kita membaca perdebatan epistimologi yang
bergelut pada satu pertanyaan epistimologi yakni “ bagaimana dan dimana cara memperoleh
pengetahuan ?” sekarang kita beralih pada pertanyaan mendalam mengenai “ apa
hakikat dari obyek pengetahuan?”. Ketika manusia melihat sebuah obyek. Manusia yang
berfilsafat akan bertanya secara mendalam bahwa apa hakikat dari obyek itu?. Pertanyaan
ini akan menjadi pembahasan yang di namakan teori hakikat atau ada yang
menamakannya Ontologi.
Ontologi adalah hakekat. Apa itu
hakikat ?. hakikat adalah sesuatu yang real. Real adalah kenyataan yang
sebenarnya. Maka hakikat itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Bukan kenyataan
yang palsu dan sementara. Apakah Fatamorgana itu hakikat? Jawabannya tidak,
karena Fatamorgana itu adalah kenyataan yang palsu. Apakah manusia itu hakikat
? yah manusia itu hakikat. Yang hakiki dari manusia itu memiliki banyak
pandangan, pandangan yang paling kuno adalah Jiwa.
Kalau kita berbicara masalah hakikat. Maka pembicaraan
kita akan sangat luas. Mengapa luas? Karena ontologi membicarakan segala yang
ada dan mungkin yang ada, yang mencakup pengetahuan dan nilai.
Misalnya ketika kita berbicara mengenai kosmos
(alam), maka pembahasan hakikatnya adalah kosmologi yang membicarakan
hakikat asal, hakikat susunan, hakikat berada, juga hakikat tujuan kosmos itu.
Lalu ketika kita berbicara mengenai manusia. maka
kita akan menuju ke pembahasan Antropologi yang berbicara mengenai
hakikat manusia. jika Tuhan yang di bicarakan, maka kita menuju pada Theodica
atau Teologi pada filsafat agama. Ketika kita berbicara mengenai
hukum maka hakikatnya ada pada filsafat hukum, politik ada pada filsafat
politik. Dan lain-lain. Masih banyak cbang filsafat yang di sentuh oleh
Ontologi.
Pertanyaan selanjutnya yang di sentuh oleh
Ontologi adalah “ apa realitas benda-benda, apa kah itu yang tampak, atau di
balik yang tampak itu ?”
Ada 5 aliran besar yang akan menjawab pertanyaan
diatas.
Materialisme.
Paham ini menjawab bahwa realitas
benda-benda adalah materi. Hakikat benda itu ya benda itu sendiri. Ketika
anda bertanya “ apa hakikat dari meja?” maka materialisme menjawab bahwa
hakikat meja itu adalah meja itu sendiri. Roh, jiwa, dan kekuatan itu muncul
dari benda, bahkan kaum naturalisme ( saudara dari materialisme )
beranggapan bahwa hakikat dari benda-benda adalah benda itu sendiri, di luar
benda-benda yang tak bermateri adalah sesuatu yang tidak ada. maka kesimpulan
mereka Tuhan itu tak ada karena tak bermateri, kalaupun Tuhan ada,
itu karena adanya yang bermateri. Immateri muncul dari materi.
Idealisme.
Kaum yang berpendapat terbalik dari kaum
materialisme. Mereka berpendapat bahwa roh, jiwa dan spirit lah yang menjadi
hakikat dari benda. Benda yang bermateri itu ada. namun manusia secara
subyektif tentu dapat mengenali dirinya yang didalam dari pada luarnya. Ruh
yang ada pada materi lebih tinggi dari badan. Badan tidak memiliki daya apapun
tanpa ruh dan jiwa.
Dualisme.
Mereka datang mendamaikan paham materialisme dan
idealisme. Alih-alih mendamaikan. Aliran ini malah datang menwarkan dirinya
untuk di lempari kotoran. Paham ini beranggapan bahwa hakikat benda itu
ada dua, materi dan immateri, ruh dan badan. Ruh bukan berasal dari
badan dan badan bukan berasal dari ruh. Keduanya sama-sama adalah hakikat. Bagaimana
mereka bisa bersesuaian? Paham ini menjawab keduanya telah di atur dengan sangat
sempurna seperti jarum pada jam. Siapa yang menyetelnya, dan bagaimana cara
menyetelnya?. Pada pertanyaan inilah kelihatannya paham ini mesti siap untuk
dilempari kotoran.
Skeptisisme
Karena lelah mencari hakikat, paham ini
beranggapan bahwa hakikat tidak akan pernah bisa di mengerti dan ditangkap oleh
manusia kalau pun bisa hakikat yang di dapatkan manusia tetap meragukan.
Agnostisisme
Kalau sebelumnya skeptisisme lelah, paham ini
malah berhenti sepenuhnya untuk mencari hakikat benda-benda. Mereka berpendapat
bahwa manusia sama-sekali tidak dapat mengerti hakikat benda-benda. Manusia
bernilai nol(A) pada mengetahui (gno,know,) hakikat.
Sekarang kita bawa paham-paham ini kedalam pembahasan
Kosmologi, ilmu yang mempelajari hakikat dari alam.
Ontologi Kosmo
Menurut paham materialisme, hakikat alam
itu adalah alam itu sendiri. Alam itu tersusun dari empat element dasar yaitu air,api,tanah dan udara.
Ke empat element inilah hakikat dari alam ini. Lalu idealisme berlawanan dengan
materialisme, mereka beranggapan bahwa hakikat dari alam ini adalah dari
the unmoved mover nya Aristoteles. Sang penggerak yang tidak di
gerakkan, idealisme mengatakan itulah Tuhan.
Ontologi
antro.
Dalam pembahasan manusia, materialisme dan
idealisme lagi-lgi mendominasi pembahasan. Materialisme sekali lagi menuhankan
materi sebagai hakikat manusia. mereka menafikan adanya ruh, tetapi ruh bukanlah
hakikat dari manusia. hakikat dari manusia itu adalah badannya. Ketika badan
hancur maka ruh itupun akan hancur, mengeni surga dan neraka jangan berbicara
dengan mereka. Mereka tidak percaya dengan semua itu.
Idealisme tentunya hadir lagi sebagai kontra dari
materialisme. Mereka beranggapan bahwa hakikat dari manusia itu adalah ruhnya. Kesehatan
badan itu tergantung dari ketentraman ruhnya. Ketika ruh itu sakit maka akan
sakit pula badannya. Ruh itu berasal dari yang Hidup. Maka ruh itu akan kembali
ke yang Hidup itu, bukan berakhir pada materi seperti pendapat kaum
materialisme. Maka idealisme mengamini adanya surga dan neraka.
Ontologi
Teo
Pertanyaan ontologinya adalah apakah Tuhan itu ada?
apakah Dia? Dan siapakah Dia ?.
Pada pertanyaan Apakah Tuhan itu Ada, ada beberapa
aliran yang muncul setelah membahasa pertanyaan itu. Teisme beranggapan bahwa Tuhan
itu Ada, Deisme beranggapan bahwa Tuha itu ada dan menjadi awal dari permulaan
Alam. Atheisme beranggapan bahwa Tuhan itu tidak ada. alirn ini lahir dari
setelah memakai kaca mta materialisme. Agnostisisme, sebuah paham kelabilan
dlam mehamami kehadiran Tuhan, mereka beranggapan bahwa Tuhan itu antara ada
dan tiada. Kelabilan mereka berangkat dari argument ontologisnya bahwa manusia
itu tidak dapat mengetahui hakikat dari segala sesuatu.
Apa yang anda baca di atas hanya secuil pembahasan
mengenai Ontologi. Sekalai lagi, Ontologi memiliki obyek yang sangat luas. Maka
ketika perdebatan Ontologi itu di mulai, sampai saat ini perdebatan itu terus
berlanjut, dan pasti akan terus berlanjut sampai hakikat itu dapat di temukan.
Lalu sekarang kita akan ke pembahasan Aksiologi.