Kamis, 25 Juni 2015

Dari manakah alam ini tercipta ?







DARI MANAKAH ALAM INI TERCIPTA?

Ada sebuah pertanyaan besar dan mungkin menjawabnya akan sangat butuh berbagai alasan untuk menghindarinya bagi manusia sok sibuk. Pertanyaan itu adalah, dari manakah terciptanya alam semesta ini.? Atau bagaimanakah alam ini tercipta?. Pertanyaan ini adalah sangat fundamentalis. Dan menjadi pertanyaan yang super kuno. Namun sampai sekarang ada berbagai tesis yang begitu lemah untuk antitesiskan.

Dalam catatan sejarah. Thales adalah manusia bijak yang pertama kali memunculkan pada dirinya sendiri, Pertanyaan fundamentalis tersebut dan di jawabnya juga dengan jawaban untuk dirinya dan sekitarnya. Thales percaya diri mengakui bahwa jawaban dari pertanyaan, dari manakah Alam semesta ini tercipta?. Adalah Air. Air adalah adalah unsur pertama yang mengakibatkan muncul bentuk alam semesta. Dan jawaban Air ini pulalah mengawali perdebatan panjang mengenai pertanyaan fundamentalis yang menggoda logika dan eksperimen itu.

Aristoteles yang adalah manusia super bijak. Ambil bagian dalam perdebatan alam semesta ini. Beliau mengatakan bahwa alam ini qadim. Tuhan bukanlah pencipta tapi dia adalah penggerak pertama. Tesis itu lalu dibantah kemudian oleh reinkarnasi Plato yakni Platon yang bermazhab platonisme. Platon menjawab pertanyaan alam semesta itu dengan teori pemancarannya. Bahwa Tuhan adalah yang menciptakan lalu bagai seperti air yang mengalir dari Tuhan atau nous (Ruh) yang mencipta pertama ini muncul bentuk kedua. Dari bentuk kedua ini muncullah bentuk ketiga. Perdebatanpun semakin membingungkan dan semakin menghebohkan kancah perakalan manusia.

Pada masa renaisance pertama Islam. Muncul Alkindi sebagai predikat bapak filosof islam pertama. Yang datang juga menghadirkan antitesis dari tesis Aristoteles. Al kindi berpendapat bahwa Tuhan adalah yang menciptakan alam semesta. Maka alam semesta adalah bukan qadim atau bukan abadi. Al-Gazali lalu datang menghadirkan warna yang lain pada proses penciptaan alam semesta ini dengan tanggapannya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini jika berkehendak maka akan tercipta alam semesta dalam sekejap. Pendapat Algazali tidak bertahan lama meski ahlu sunnah masih meyakini itu. Datanglah Ibn Rusyd dengan membawa surah Annur ayat 7 yang mengatakan adalah sesuatu yang mustahil bahwa alam semesta ini tercipta dalam waktu yang sekejap. Dia berproses dalam enam hari seperti yang dijelaskan pada surah An nur ayat 7 itu. Mungkin perdebatan pertanyaan fundamental ini di klimakskan oleh Al Farabi dengan teori emanasinya yang terkenal dan beresonansi kezaman yang sekarang dan mungkin juga akan datang.

Secara sederhananya. Teori emanasi adalah teori untuk menjelaskan proses penciptaan alam semesta juga sekaligus berusaha menselaraskan antara kebenaran yang dikandung teks Al-Qur’an juga kebenaran yang dikirakan oleh Filsafat. Proses emanasi atau proses pemancaran amatlah membingungkan tapi dari kebingungan itu. Dapat ditarik sebuah kerasionalan bahwa Tuhan adalah yang awwalu dari yang banyak. Atau Tuhan itu tunggal yang menciptakan banyak. Secara sederhananya teori emanasi mengatakan bahwa Tuhan yang maha Esa mampu menciptakan yang banyak.
Dari manakah alam ini tercipta ?

Proses emanasi ini menghasilkan 10 wujud yang diawali oleh tuhan dan diakhiri pada wujud 10 yakni bumi. Setiap wujud berpikir akan dirinya lalu terciptalah wujud yang lain. Dan proses berpikir itu berhenti di wujud 10. Dari teori emanasi ini . era modern menghasilkan teori Bigbang yang berhubungan dengan teori emanasi. Maka bukanlah suatu yang mustahil untuk menjawab pertanyaan dari manakah alam ini tercipta?. Juga bukan suatu yang dilarang jika akal mencoba mencari jawaban dari pertanyaan itu. 

Hikmah yang dapat diambil pula. Bahwa Al-Farabi sebagai pencetus dari teori emanasi dan dijelaskan kembali oleh ilmuwan terbesar yakni Ibn Sina adalah berasal dari Wahyu Al-Qur’an. Yang kebenarannya adalah mutlak. Tapi meskipun mutlak ada proses yang harus dituju pada peraihan kemutlakan itu. Yakni proses bertanya juga menjelaskan. Al Farabi sebagai seorang jenius melakukan hal itu. Menjadikan Al-Qur’an sebagai tolak ukur dari jawaban untuk pertanyaan dari manakah alam ini tercipta?.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon