Rabu, 24 Juni 2015

Syair Kata Cinta dalam Huruf Tajwid



Jika nun estetika bertemu dengan huruf cinta. Maka nun tidak akan pernah sukun dan hukum tajwidnya adalah izhar halqy yang menggugah hati dengan idgam bigunnahan yang akan meng idgam bilagunnahan dengan nun estetika yang mengalami keiqlaban yang tidak akan pernah tersentuh oleh unsur ke ikhfa syafawiyan.

Dunia adalah tempat yang indah. Keindahan dunia hanya  layak dinikmati oleh semua insan yang mengerti tentang keindahan. Salah satu dari limit keindahan tak terbatas dunia adalah cinta. Secara iklab, Cinta adalah keindahan dan keindahan adalah cinta. Jika tak ada cinta maka tak akan ada keindahan. Jika tak ada keindahan maka tak akan lahir sebuah rasa cinta. Cinta yang diawali oleh sebuah rasa pertama maka akan mengalami keidgam bigunnahan yang menggugah dunia hati yang super subyektif. Maka ketika cinta mengalami ke idgam bilagunnahan dengan keindahan maka muncullah disana rasa mahabbah pengertian dualisme telepati cinta.

Cinta seringkali dilambangkan dengan kata pacaran dalam dunia anak muda yang sok tahu dengan cinta.  Cinta yang dilambangkan dengan kata pacaran adalah cinta tingkat rendahan. Cinta pacaran adalah cinta yang menghuni kasta paling terbawah, terpencil dan miskin. Cinta pacaran sering diakui dengan kalimat “ aku mencintaimu maukah adinda menjadi kekasihku? (lebay memang)” dan kalimat itu hanya mengotori arti dari sebuah keindahan cinta. Maka cinta sehakikatnya cinta adalah yang tak pernah terlisankan dan tak pernah berlirikan tetapi rasa yang bisa menembus benteng hati tanpa mengucapkan apapun dilidah. Itulah cinta keindahan dengan yang menempati kasta yang menembus batas-batas emosi cakrawala.

Huruf Cinta bisa bertemu dengan nun keindahan dalam waktu lebih dari pada kecepatan cahaya. Cinta  yang terbangun dengan pengalaman keindahan maka akan terbangun cinta dengan pilar pilar kasih sayang yang kuat. Cinta yang epistemologi berasal dari rasa pertama bukan pada pandangan pertama. Rasa pertama adalah kejujuran tanpa tercampur oleh racun kemunafikan. Maka ketika rasa pertamamu mengatakan. Dia begitu mempesona maka itulah sebuah kejujuran. Tapi jika rasa pertama telah tergantikan oleh rasa selanjutnya lalu kau mengatakan dia tak lagi mempesona maka kejujuranmu telah terserang oleh kemunafikan logis.

Artikanlah sebuah cinta sebagai kebutuhan akan sebuah keindahan dunia bukan menjadi sebuah keinginan untuk merasakan keindahan dunia yang konsumeristik. Cinta yang di dasari keinginan maka keindahan yang terasa hanya terbatas pada kepuasan fisik. Tapi jika cinta berlandaskan kebutuhan akan keindahan maka cinta akan memuaskan semua yang bisa terpuaskan dalam dunia ontologi manusia.

Cinta bisa menghancurkan tabir kesepian tapi cinta pula juga bisa menghempaskan manusia masuk kedalam kesepian. Cinta yang menghancurkan kesepian adalah buah cinta. Tetapi cinta yang menghempaskan manusia kedalam kesepian adalah sumber cinta. Cinta bisa termengertikan bila hati sebagai kerajaan cinta merasakan sepi sunyi. Lalu pintu hati terbuka lowong. Lalu masuklah Thales (air) cinta membanjiri kerajaan hati. Maka didialam sanalah cinta itu termengertikan.

Cinta tingkat teratas adalah cinta mahabbah yang bisa diraih dengan pengalaman akan makrifat. Jika cinta telah mencapai tingkat mahabbah maka disanalah keindahan akan mengalami keidgam bigunnahan, komunikasi dualisme terhubung dengan telepati cinta. Cinta dapat bercinta dan mengalami orgasme keindahan hanya dengan telepati didalam angkasa imajinasi.

Dalam dunia ontologi manusia. Maka marilah kita sama sama (semua makhluk bahkan kaum iblis sekalipun) saling mencintai dalam dunia keindahan. Dalam tingkat mahabbah yang mengglobalisasikan ego etnosentrisme. Dan marilah kita menasionalisme kan dunia keindahan cinta secara universal tanpa memandang egosektoral. Maka bila dunia ontology telah dipenuhi oleh cinta yang universal. Maka kita akan mencintai sang mahaCinta yang mencintai cinta yang dicintai. Cinta Tuhan adalah gambaran cinta yang dengan komunikasi telepati cinta. Cinta Tuhan adalah cinta yang idzhar halqy yang jauh dari kata ikfha syafawi. Inilah cinta dalam dunia tajwid. Cinta dengan huruf-huruf nurani dan tanda baca kebijaksanaan warnai diri tanpa kebohongan. 

Facebook Komentar
1 Blogger Komentar

1 komentar


EmoticonEmoticon