Selasa, 30 Juni 2015

Eksistensi tuhan didunia modern

 Eksistensi Tuhan di Dunia Modern
Abad pertengahan kini hanya sebagai penjajah di masa lalu bagi bangsa eropa, otoritas gereja yang telah  membelenggu kebebasan berfikir telah sirna dimakan waktu. Gema salawat Khaleluyah yang terdengar dikubah-kubah gereja kini telah terbawa angin revolusi, Yesus yang dulunya sebagai cahaya kebahagian  tiada lain hanya sebagai pajangan di tengah kemewahan  gereja Roma. Pidato sang paus yang membangkitkan motivasi manusia hanya sebagai cerita pengantar tidur anak dari sang  filosof  Karl Marx. Tulisan-tulisan indah didalam injil telah tergantikan oleh teori-teori kontroversi Nietzcshe. Kota Roma yang menjadi pusat peribadatan telah tergantikan oleh oxford university.
Renaisens telah banyak membawa perubahan bagi sejarah umat manusia yang telah menjadi harapan bangsa eropa sejak abad pertengahan. Di tandai dengan lahirnya ilmuwan di berbagai dunia, ibarat lahirnya para nabi di tanah timur tengah yang membawa pencerahan bagi umatnya. Diantara para ilmuwan tersebut kita kenal syekh Galileo Galilei dengan teorinya yang bertentangan dengan gereja, karena pertentangan tersebut sehingga mengharuskan  dirinya menerima hukuman. Adapun ilmuwan yang tidak kalah hebatnya, dengan kecerdasan diatas standar dia mampu menciptakan beberapa teori, teorinya yang paling masyhur yakni “gravitasi”. Karena kehebatan dan kecerdasannya sehinnga namanya di tempatkan di posisi kedua setelah Muhammad SAW. Dalam buku “100 tokoh paling berpengaruh di dunia”. Dan tokoh terkenal lainnya seperti Copernicus dan johanes kepler. Karena munculnya teori-teori yang berdasarkan penalaran  rasio sehingga paham-paham keagamaan yang bersifat supranatural di kesampingkan yang hanya di anggap  imajinasi belaka.


Perkembangan  ilmu pengetahuan didunia modern menjadi ancaman bagi eksistensi tuhan yang selama ini disembah oleh mayoritas manusia, yang hanya dianggap sebagai khayalan oleh beberapa  ilmuwan, karena pemahaman para ilmuwan tersebut  hanya bertumpu pada penalaran ilmiah yang sifatnya rasional. Sehingga segala sesuatu mesti dibuktikan secara empiris. Itulah sebabnya  ada yang mengatakan bahwa tuhan itu tidak ada. Bukan tuhan yang menciptakan alam ini, melainkan ada dengan sendirinya, dan mengalami perkambangan secara terus-menerus sampai pada akhirnya alam ini menemui ajalnya.  Bahkan ada yang mengatakan bahwa” tuhan hanya sebagai produk khayal manusia”. Bagaimana mungkin tuhan hanya sebagai khayalan manusia, sedang tuhan yang meng-ada-kan manusia. Lanjutnya ” karena manusia mengingat tuhan sebagai pembantu dalam himpitan kesusahan, sedang tuhan itu sebagai potensi yang berada dalam diri manusia, namun manusia yang tidak mengaktualkan potensi tersebut. Manusia menganggap tuhan berada di luar dirinya”. Manusia mengingat tuhan didalam kesusahan namun melupakannya di saat kesenangan menghampirinya. Sebuah fenomena yang hanya menganggap tuhan sebagai jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah. Lantas bagaimana jika “kebahagian” terus menghampiri manusia?. Apakah tuhan akan tetap ada?, atau hanya sebagai masa lalu?, atau mungkin tuhan hanya objek dalam pembahasan ini?. Sungguh sebuah fenomena yang sangat menyedihkan.

Inilah sebabnya jikalau manusia hidup di dalam sebuah gua, namun tidak berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Mereka hanya memanfaatkan sebuah kegelapan sebagai penerang di dalam gua. Mereka hanya mempercayai sesuatu yang nampak di dalam kegelapan. Namun mereka tidak meyakini bahwa sesuatu yang tidak nampak itu memiliki eksistensi. Mana mungkin kita menemukan sesuatu itu kalau kita tidak mencarinya, manusia memiliki potensi untuk menemukan sesuatu itu dengan bantuan alat yang dimilikinya.

Seperti halnya telinga, kita tidak dapat melihatnya tanpa bantuan apapun, namun karena adanya cermin/kaca sehingga kita dapat melihatnya. Lantas bagaimana jika kaca itu tidak ada, kita tidak akan pernah melihat telinga kita sendiri, tapi kita dapat mengetahuinya melalui perabaan tangan. itulah mengapa model manusia seperti ini, kalau yang sebelah kanan tidak mampu kan ada yang sebelah kiri, kalau akal tidak mampu hati dapat membantu. Jadi mungkin kita dapat mengcegah ‘kepunahan’ tuhan di dalam realitas.




Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon