Jumat, 26 Juni 2015

Biografi Ibnu Sina Tokoh Filsafat


Ibnu Sina terlahir dengan nama Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia dilahirkan pada tahun 270 H ( 980 M) di Afshana, suatu wilayah yang berdekatan dengan Bukhara. oRang tuanya adalah seorng pegawai tinggi semasa pemerintahan Dinasti Saman. Ia dibesarkan di Bukhara dan belajar falsafah kedokteran serta ilmu-ilmu agama Islam di sana.

Biografi Ibnu Sina Tokoh Filsafat

Sejarah peikiran filsafat telah mencatat Ibnu Sina sebagai seorang muslim yang luar biasa. Tidak hanya mewariskan sistem berpikir, namun ia adalah satu-satunya filsuf besar Islam yang telah berhasil membangun sisitem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi fisafat muslim selama beberapa abad.

Karya-karyanya banyak mempengaruhi perkembangan pemikiran Islam. Ia menunjukkan dasar pijakan berfilsafat dalam tradisi keilmuan islam dengan metode-metode yang dilengkapi argumen-argumen yang ketat. Dengan demikian, gagasannya berusaha merumuskan kembali pemikiran rasional murni dan tradisi intelektual Hellenisme yang ia warisi, dan lebih jauh lagi, dalam sistem keagamaan Islam.

Ia sangat menguasai konsep metafisika Aristoteles. Selain itu, ia juga mendalami filsafat Al-Farabi. Hal tersbut ia lakukan sebagai wujud ikhtiarnya untuk mencari kebenaran yang telah ama ia cari, karena semua persoalan yang ia temui selalu mendapatkan penjelasan dan jawaban yang sangat berarti.

Dalam sejarah pemikiran islam karya-karya Ibn Sina seringkali di temui dengan menggunakan bahasa Arab dan Persia. Adapun karyanya yang terkenal adalah As-Shifa, An-Najat, dan Al-Isyarat. Karyanya yang berjudul An-Najat adalah isktisar dari kitab As-Shifa, sedangkan Al-Isyarat merupakan ilmu tasawuf. Selain itu, ia banyak menulis karangan pendek yang dikenal dengan maqallah.

Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina, sebagaimana halnya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran, tidak hanya tertuju pada dunia Islam, tetapi juga merambah ke Eropa. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh pemikir Barat.

Dikalangan sarjana-sarjana barat, Ibn Sina lebih dikenal dengan nama Avicena dalam bahasa Spanyol disebut Aven Sina. Di Dunia barat sulit di pisahkan dari perjalanan hidupnya, sehingga para sarjana Barat memberinya gelar The Prince of the Physicians. Sementara itu, di dunia Islam, ia akrab dengan nama Al-Syaikh-al-Rais, yang berarti pemimpin utama dari para filsuf.

Pemikiran filsafat Ibnu Sina dapat diketahui dengan menelusuri konsep kejiwaan yang ia miliki. Diketahui buku-buku Ibnu yang mengupas masalah kejiwaan yang bersumber dari pikiran-pikirannya yang tidak bisa lepas dari berbagai persoalan filsafat. Menantang memang, saat menelusuri teorinya tentang kejiwaan. Mengingat Ibnu Sina sangat di pengaruhi oleh filsafat Galius, Plotinus, Alfarabi dan Khususnya Aristoteles yang banyak ia jadikan sebagai sumber gagasannya. Namun, ini tidak berarti bahwa Ibnu Sina tidak mempunyai konsep sendiri atau pikiran-pikiran sebelumya, baik dalam soal fisika maupun metafisika.
Konsep penting yang di wariskan Ibnu Sina ialah falsafahnya tentang Jiwa. Seperti Al-Farabi, ia juga menganut paham pancaran. Mksudnya, dari Tuhan memancar akal pertama, kemudian akal pertama memancar akal kedua dan langit pertama, demikian seterusnya hingga tercapai akal sepuluh dan bumi. Lebih lengkap mengenai penjelasannya anda bisa membandingkan dengan teori emanasi Al Farabi.

Facebook Komentar
0 Blogger Komentar


EmoticonEmoticon