Rabu, 30 September 2015

Biografi Heraklitus, Manusia api dari Ionia.

BIOGRAFI HERAKLITUS. MANUSIA API DARI IONIA

“kebijaksanaan seorang manusia tak lebih dari seekor monyet”

Sebuah Ringkasan dari sejarah filsafat barat, Bertrand Russel.

Kita akan membicarakan seorang bijak dai Ionia yang datang setelah Phytagoras yang menemukan teori yang masih berpengaruh. Heraklitus seorang bangsawan Ephesus yang telah dewasa pada tahun 500 SM dan meninggal pada tahun 480 SM. Ia begitu terkenal di zaman antik Yunani karena doktrinnya bahwa segala sesuatu mengalami perubahan secara terus menerus.
Ia menganggap api sebagai substansi dasar, segala sesuatu seperti pijar yang muncul dari api, terlahir berkat kematian sesuatu yang lain.di dunia ini terdapat kesatuan yang terbentuk oleh kombinasi unsur-unsur yang berlawanan.
Heraklitus adalah seorang yang bersikap keras dan berkoar-koar. Ia digambarkan sebagai seorang yang selalu mengkritik. Sikapnya ini sejalan dengan doktrinnya. Ia tergambar sebagai eorang yang bersifat api. Ia banyak mengomentari dengan panas para pendahulunya di antaranya adalah phytagoras. Heraklitus berkata “ Phytagoras ... menyatakan dirnya sebagai kebijaksanaannya sendiri sesuatu yang tak lain hanyalah pengetahuan tentang banyak hal dan seni menyesatkan.” Heraklitus mendukung Teutanus yang berkata “ Kebanyakan manusia adalah jahat”. Maka Heraklitus sangat sulit mempercayai kebijaksanaan orang lain kecuali dirinya sendiri.
Heraklitus mendukung kegiatan “Perang” dengan pendapat bahwa hanya kekerasanlah yang bisa memaksa manusia bertindak demi kebaikannya sendiri. Ia mengatakan “Semua binatang hanya bisa di giring ke padang rumput dengan lecutan” dan ungkapan metaforanya bahwa “ keledai lebih menyukai jerami dari pada emas.” Menjadi alasannya mendukung perang.
Ia mirip dengan seorang yang datang jauh setelahnya, seorang Niatsche yang berkata “Tuhan telah mati.” Heraklitus memiliki pandangan asketisme mengenai etikanya. Ia menganggap jiwa adalah adonan antara api dan air, di mana api bersifat mulia dan air bersifat nista. Jiwa yang paling banyak mengandung api di sebut sebagai jiwa yang “kering”. Dan menurut Heraklitus “jiwa yang kering itulah jiwa yang terbaik dan paling bijaksana karena jiwa yang ber air adalah jiwa yang yang tak dapat menahan keinginan nafsu yang bararti air adalah kematian bagi jiwa.” Dari sini Heraklitus juga memiliki kebijaksanan diri yang tinggi saat memuliakan orang-orang yang dapat menguasai dirinya dari dorongan nafsu. Dan memandang rendah orang-orang yang terbuai oleh nafsunya yang membuatnya menyimpang dari ambisi-ambisi utamanya.
Sedangkan pandangan metafisika Heraklitus cukup dinamis untuk bisa memuaskan orang-orang modern.
“Dunia ini, yang sama bagi semuanya, bukan diciptakan oleh Dewa atau manusia, tetapi dahulu , sekarang dan seterusnya adalah Api yang terus menyala, yang kadang berkobar dan kadang meredup.”
“pertama-tama api berubah menjadi laut, separuh dari laut adalah tanah, separuhnya lagi adalah angin puting beliung”.
Heraklitus menyukai keberagaman dengan menganggap bahwa perselisihan yang di hasilkan dari keberagaman itu akan menghasilkan sebuah harmoni yang indah yang kemudian mempersatukan dunia. Dimana kesatuan dunia itu di awali oleh keberagaman. Dan kesatuan itu tidak akan tercipta jika tak ada hal-hal bertentangan yang berkombinasi. Pertentangan yang berkombinasi ini berasal dari filsafat Anximander yang mencegah perselisihan antara hal-hal yang berlawanan janganlah menghasilkan kemenagan mutlak salah satu pihak. Maka bisa di ambil pelajaran dari Heraklitus bahwa keberagaman itu adalah mutlak bagi sebuah kesatauan, pertentangan adalah sesuatu proses menuju kesatuan yang di sebutnya sebagai Logos. Logos inilah yang menyatukan keberagaman.
Heraklitus juga menganggap bahwa tidak akan ada manusia yang bijak. Hanya Tuhanlah yang disebutnya “Dewa bukan dewa-dewa” yang memiliki kebijaksanaan. Dewa menganggap manusia hanyalah seorang bayi yang tak tau apa-apa. Manusia yang di anggap bijaksana sekalipun tak lebih dari seekor monyet. Secantik apapun monyet itu akan selalu terlihat jelek dibandingkan manusia. Itulah perbandingan antara kebijaksanaan Tuhan dan Manusia. seperti perbandingan antara manusia dan seekor monyet.
Yang paling terkenal dari filsafatnya Heraklitus adalah doktrinnya mengenai sesuatu yang berubah terus menerus yang banyak mempengaruhi para bijak setelahnya. Dalam Thaetetus karya Plato. Heraklitus mengatakan.
“ Engkau tak dapat tercebur dua kali di kolam yang sama, karena air selalu mengalir melintasimu.”
“matahari selalu baru setiap hari”.
Dari anggapan ini para teologi liberal modern meyakini bahwa Tuhan sendiripun tak luput dari perkataan Heraklitus yang mengaggap semuanya mengalami perubahan termasuk Tuhan itu sendiri. Teologi liberal meyakini pula terjadi gerak maju di Sorga dan terjadi pula evolusi pada Tuhan. Manusia pun akan selalu baru setiap hari.
Meski segala sesuatu terus mengalami perubahan . Heraklitus tak dapat menyangkal bahwa ada sesuatu yang abadi sesuatu yang tak memiliki batas akhir. Menurut pendapat lain Api lah keabadian itu. Api tidak akan pernah padam meski terus mengalami perubahan dari segi prosesnya. Dari dulu dan seterunya api tidak akan pernah padam.
Dari pendapat Heraklitus inilah , terjadi rangsangan terhadap ilmu pengetahuan yang berusaha lepas dari doktrin ini. Atom lalu di temukan sebagai sesuatu yang dapat hancur. Lalu para fisikawan menemukan sesuatu yang lebih kecil dari atom yakin proton dan elektron yang menyusun Atom. Yang dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat hancur. Namun kemudian di temukan jika proton dan elektron bertuburukan maka akan terjadi penghancuran dan membentuk sebuah energi dengan kecepatan cahaya. Energi secara khayali adalah api menurut Heraklitus.
Bukan hanya persoalan yang sangat kecil seperti atom. Heraklitus juga ikut merangsang sesuatu yang besar. Ilmu Astronomi sudah mengharamkan orang untuk berangggapan bahwa benda-benda langit bersifat abadi. Benda-benda langit akan hancur dari sebuah ledakan yang maha dahsyat seperti pada ledakan pembentukannya. Lalu kembali menjadi Gas yang campur aduk tak karuan.

Begitulah Heraklitus. Hidupnya bukan hanya merangsang orang-orang yang hidup sezamannya tapi terus menjadi momok untuk di gugurkan oleh ilmu pengetahuan yang membuat orang-orang ber jerih payah. Dari Heraklitus inilah muncul Parmenides sebagai antitesanya. 
Read More

Selasa, 29 September 2015

puisi Cinta: Adorer of Love

Adorer of love

Cinta, lagi-lagi cinta. Tak banyak yang bisa dijelaskan tentang cinta. Dan tak sedikit pula makna tentangnya. Dan entah mengapa demikian, apakah karena penulis tak mengerti cinta dengan baik atau karena cinta memang begitu rumit untuk di pahami.
puisi cinta
                Cinta. Itulah nama yang disandangkan bagi perasaan yang tak terdefinisikan itu. Perasaan nyaman, rindu, peleburan dan penyatuan, rasa takut, kegalauan dan sebagainya. Bahkan mungkin saja kita bisa menyebut ‘segalanya’ dengan cinta. Dan jika segalanya adalah cinta dan kita mencintainya. Bukankah kita akan semakin mudah untuk dekat dengan sang mahaCinta!?
                Kita tidak akan membahas cinta lebih jauh lagi kerana tujuan tulisan ini hanya untuk mengisi, mengisi waktu, mengisi hati, mengisi hasrat, mengisi ruang baca dan seterusnya. Bahkan tulisan ini tidak bikin cakep apalagi kaya. Dan yang terpenting untaian kalimat ini untuk menambah nama penulis dilaman Dasbor. He he he..
Berikut kami akan menyajikan racikan refleksi cinta, sebuah karya yang luar biasa biasa. A simply paleting of reflection of love, boun appetito!

Aku memandangmu lekat hingga dasar hatimu
Aku juga memujimu dengan kalimat terbaikku
Bahkan aku merasa bahasa kekurangan kosa kata
Untuk anggun pesonamu
Namun..aku tetap mencoba

Kau melangkakan kalimat cinta
Diksi juga seakan kehilangan makna
Aku kehilangan cara menyanjungmu
aku khawatir tak temukan ‘cawan’  yang tepat
untuk menuang ‘anggur’ terbaikku

 tapi mungkin benar
aku tak seindah untaian syair Rumi
atau pancaran aurora di kutub bumi
tapi jika kau tak merasa cukup dengan cintaku
lalu apa lagi yang bisa ku berikan?”


Bagaimana. biasa-biasa saja bukan? jika pembaca kecewa maka penulis berhasil. dan jika pembaca terpuaskan, penulis akan lebih berhasil lagi.
Dan akhirnya, semoga teman-teman dapat menemukan makna implisit yang tertuang. jika tidak, maka merugilah anda, hehe..

Read More

Hakikat Zikir

Hakikat Zikir




Zikir secara Etimologi berasal dari bahasa Arab di kenal dengan istilah al-Zikr, yang berasal dari kata zakir, yazkiru, zikran yang berarti mengingat, mensucikan, menjaga, atau mengerti. Maka jika di masukkan dalam makna harfiahnya Zikir adalah ingatan, ingatan yang mengingat Tuhan. Mengingat Tuhan ini juga di maksudkan dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Zikir merupakan upaya yang di lakukan manusia untuk mengingat kebesaran dan keagungan Allah SWT, agar manusia tidak berada pada kelupaan yang membuatnya Takabbur dan Sombong.
Maka secara Terminologi, Zikir adalah setiap ucapan yang terdengar maupun tidak terdengar  dengan lafal-lafal tertentu. Semata-mata hanya untuk mengagungkan, memuji , berdoa, dan bersyukur hanya kepada Allah Swt.
Imam Al Nawawi berkata : “ Zikir kepada Allah terdiri dari dua bagian, yaitu Zikir dengan hati dan lisan. Zikir dengan hati juga di bagi atas dua macam, pertama merupakan renungan yang paling tinggi dan mulia yaitu merenungi keagungan Allah SWT. Kedua berzikir kepadanya dengan hati agar meninggalkan apa yang di larang serta diam untuk sesuatu yang meragukannya.
Seorang Sufi bernama Ibn Ald membagi zikir kepada tiga bagian yaitu :
1.       Zikir Jali
Zikir jali adalah sesuatu perbuatan mengingat allah Swt dalam bentuk ucapan-ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur, dan doa kepada Allah Swt, yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati.
Hal ini biasa dilakukan oleh orang awam. Tapi hal ini di maksudkan untuk mendorong hatinya hadir menyertai ucapan-ucapan lisan itu

2.       Zikir Khafi
Bentuk zikir yang di lakukan secara khusyu oleh ingatan hati, baik berdzikir lewat lisan ataupun tidak. Orang yang selalu mampu melakukan zikir ini hatinya akan senantiasa memiliki hubungan dengan Allah Swt. Ia selalu merasakan kehadiran Allah Swt, kapan dan di mana saja. seorang sufi ketika melihat kursi, bukan kursi itu yang di lihatnya. Tetapi yang di lihatnya adalah Allah Swt. Artinya bukan benda itu adalah Allah, tetapi pandangan hatinya telah menembus jauh melampaui pandangan matanya. Ia bukan saja melihat benda itu. Tetapi juga menyadari akan adanya Khaliq yang menciptakan benda itu.

3.       Zikir Haqiqi
Zikir yang di lakukan oleh jiwa dan raga, lahir dan batin pada kapan dan di mana saja, dengan memperketat unpaya untuk memelihara eluruh jiwa raga dari larangan Allah Swt. Dan mengerjakan apa yang di perintahkan-Nya. Selaian itu di dalam ingatannya tidak ada yang di ingatnya kecuali Allah Swt. Ketika telah terjadi seperti itu maka diri sednag berzizkir Haqiqi. Namun untuk mecapai tingakat Zikir Haqiqi kit amensti melewati terminal Zikir sebelumnya yakni , Zikir Jali dan zikir Khafi.
Jika di lihat dari Kualitasnya Zikri di bagi menjadi Tiga.

1.       Zikir Mubtadi
Yaitu Zikir bagi pemula atau yang baru berlatih. Zikir ini mengiringi zikir jali. Yakni zikir dengan ucapan dimana hati terus khusyu hanya kehadirat Allah zaja.

2.       Zikir Mutawassil
Zikir tingkat menengah, yakni zikir lisan yang di iring dengan ikatan hati yang tidak mencari sesuatu kecuali allah semata.

3.       Zikir Muntahi
Zikri pemuncak yaitu Zikir yang di lakukan secara simultan oleh seluruh daya dan ekspresi manusia. tidak ada detik selain Zikir, tiada denyut nadi selain Zikir, tiada tempu dan rruang selain Zikir. Seluruh gerak darah adalah Zikir, tiada yang dirasakannya kecuali kebersamaan dengan Allah Swt. Zikir ini tentu saja di alami oleh para sufi yang di sebutnya fana’ fillah. Sehingga kualitas kepahamannya mengenai Tuhan di sebut Ma’rifah yakni pengetahuan yang di peroleh melalui mata hati atau ain al- Basirah.

Zikir secara hakikatnya bukan lah zikir di mana kita menyebut namanya sambil memegang tasbih. Tetapi Zikir adalah kesadaran untuk selalu berhubungan dengan Allah bukan dengan ucapan tapi dengan mental ataupun spritual.
Zikir adalah bentuk dari pernyataan cinta seorang hamba kepada Allah Swt. Tidak ada yang di cintainya kecuali Allah. Dia mencintai Allah tanpa batas dan cintanya kekal.cinta itu di rasakannya karena ia telah menyatakan cinta kepada Allah dengan lantunan Zikir yang lezat dan nikmat. Dia yang dimaksud adalah Ruhnya. Karena hanya Ruhlah yang mampu berhubungan dengan Tuhan.
Maka dari itu sebaik-baik Zikir itu adalah mengingat , sebaik-baik mengingat itu adalah mencintai, dan sebaik-baik mencintai itu adalah merasakan. Lalu Sufi menggemakan suaranya bahwa jika engkau belum merasakan maka engkau belum mengenal-Nya.












Sumber : Dr. Tasmin Tangngareng, Mag. Menyelam kesemesta Zikir : Makassar. Alauddin University Pers.
Read More

Anaximenes ( Aer adalah Sumber dari segala sesuatu )

Anaximenes ( Aer adalah sumber dari segala sesuatu )


Anaximenes adalah jenius ketiga dari mashab Milesian, di duga ia adalah murid dari Anaximander, filsafatnya di nilai kurang begitu menarik ketimbang gurunya, namun ia membuat beberapa kemajuan penting. Masa hidupnya tak dapat di ketahui dengan pasti. Namun kami yakin ia muncul sesudah Anaximenes dan telah dewasa sebelum tahun 494 SM.
Menurut Anximenes, Substansi yang paling dasar adalah udara (aer) yang menjadi satu subtansi yang primer yang dapat menghasilkan semua materi dan bentuk di alam semesta. Udara bisa menjadi api jika encer. Jika udara di padatkan ia akan menjadi air, jika lebih di padatkan lagi ia bisa menjadi tanah, dan jika di padatkan lebih pada lagi maka ia akan berakhir menjadi batu. Salah satu fenomena yang mendorong Anaximenes berpikir demikian adalah udara yang kita embuskan bisa hangat ketika di hembuskan dengan mulut yang lebar dan jadi dingin ketika dihembuskan saat mulut sedikit menutup seperti saat bersiul.
Diluar dari pada itu, anaximens berpendapat bahwa bumi itu berbentuk seperti meja bundar, dan bahwa udara melingkupi segala sesuatu “sebagaimana jiwa kita yang berasal dari udara , mempersatukan kita bersama, demikian pula napas dan udara melingkupi seluruh dunia” maka ditarik kesimpulan jika dunia pun memiliki jiwa yang bernafas.
Anaximenes pada saat itu kurang menarik perhatian ketimbang para pendahulunya. Namun berbanding terbalik ketika datang orang-orang modern yang menilainya jauh lebih menarik dari pada Anaximandes. Anaximens memiliki pengaruh terhadap kaum phyithagorean yang sudah beranggapan bahwa bumi itu berbentuk bulat. Namun kaum atomis mendukung anaximenes dengan anggapan bahwa bumi itu berbentuk seperti meja bundar.
Meski kemudian Galileo galilei menghentikan perdebatan itu dengan bukti kuatnya bahwa bumi berbentuk bulat dan memutari matahari. Anaximenes dan pendahulunya hadir sebagai perangsang berdialektika, merangsang keheranan orang-orang Yunani kuno untuk berpikir lebih keras dan membuktikan apakah benar kemudian?.

Sumber : Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
                 Simon Blackburn, Kamus Filsafat, Yogyakarta: Pustaka Pleajar, 2013.


Read More

BIografi Anaxagoras. Mentor Socrates dari Athena

Biografi Anaxagoras . Mentor Socrates dari Athena

****
“Ruh adalah penggerak utama, Ruh manusia dan binatang tidak memiliki perbedaan”

Pernah ada seorang lelaki bijak yang berjalan di tengah kerumunan orang-orang Athena lalu berteriak bahwa ruh lah yang menyebabkan perubahan yang terjadi pada fisik. Dialah filsuf Anaxagoras. Seorang filsuf yang mewarisi pemikiran rasionalis Ionia. Dia lahir di Clazomanae pada tahun 500 SM. Dan banyak menghabiskan waktunya di Athena selama kurang lebih 30 tahun.
Setiap orang yang memiliki niat untuk membangunkan orang dari tidurnya akan mengalami sikap tak di sukai. Begitulah yang terjadi oleh Anaxagoras. Ia harus hengkang dari Athena yang sebelumnya di penjara karena di dakwa menyebarkan ajaran-ajaran mengenai kosmos. Di mana Anaxagoras pernah mengajarkan bahwa matahari sebetulnya adalah batu berwarna merah dan panas, sementara bulan adalah tanah dan itu di anggap sesat. Tuduhan-tuduhan orang Athena terus berlanjut hingga mencapai klimaks di Zaman Socrates dengan tuduhan yang sama.
Mengenai filsafatnya. Anaxagoras tidak menyetujui paham mono. Baginya segala sesuatu bisa dibagi-bagi secara tak terbatas, dan bahwa materi yang paling kecil pun tetap mengandung semua unsur yang ada. sesuatu dikatakan memiliki unsur api jika sesuatu itu di dominasi oleh unsur api. Ia juga setuju dengan Empedokles, dengan menganggap bahwa tak ada ruang yang hampa.
Namun pendapatnya yang paling magnum adalah pendapatnya mengenai ruh (nous). Ia menganggap bahwa unsur terpenting dari makhluk hidup adalah ruh. Dan ruh inilah yang membedakan makhluk hidup dengan benda mati. Ruhlah juga yang menjadi penggerak dari segala gerak. Ruh ini bersifat tak terbatas dan mandiri. Anaxagoras juga berpendapat bahwa ruh yang ada pada binatang sama sucinya dengan ruh yang ada pada manusia. perbedaan tingkat kecerdasan yang di miliki manusia unggul hanya karena di sebabkan manusia memiliki jasmani yang lebih sempurna.
Doktrinnya yang paling berpengaruh berbunyi “Suatu proposisi segala sesuatu ada dalam segala sesuatu” maksudnya “Berubah menjadi apapun sesuatu itu, ia sudah ada seperti itu dengan sesuatu cara yang tak bisa di cerap, bahkan sebelum sesuatu itu terjadi.”
Aristoteles dan Socrates merasa tak puas dengan Anaxagoras. Karena setelah memaparkan mengenai ruh. Anaxagoras tidak lagi memiliki tindak lanjut setelah itu. Kalaupun itu ada Anaxagoras hanya menjelaskan secara Mekanisnya saja.
Namun Anaxagoras tidak dapat di pungkiri adalah seorang yang memiliki arti penting bagi ilmu pengetahuan. Anaxagoras memiliki teori yang terbukti benar mengenai gerhana. Dia pun juga mengatakan bahwa matahari adalah bintang yang lebih luas dari kawasan Peloponessus. Namun ada pendapatnya pula yang kontroversi bahwa bulan memiliki gunung dan berpenghuni.
Sumbangsihnya mengenai Agama sangatlah sedikit, bahkan ia dianggap sebagai seorang yang tak beragama sebagai mana yang di tuduhkan oleh para penyerangnya.
Meski Anaxagoras bukanlah pemikir yang masuk pada urutan pertama pada deretan filosof-filosof Yunani kuno. Namun ia memiliki pengaruh penting untuk memperkenalkan Filsafat pada penduduk kota Athena. Dan juga menjadi pemasok gzizi bagi otak Socrates.

Sumber :
Bertrand Russel. Sejarah Filsafat Barat. : Yogyakarta . Pustaka Pelajar. 2007.

Simon Blackburn. Kamus Filsafat :Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2013.
Read More

Senin, 28 September 2015

Anaximander ( Pembuat Peta Bumi dan Langit Pertama di Dunia )

ANAXIMANDER ( PEMBUAT PETA BUMI DAN LANGIT PERTAMA DI DUNIA )


Anaximander adalah filsuf dan astronom kedua seteah Thales dari Mashab Milesian, yang jauh lebih menarik dari pendahulunya. Ia telah berusia lanjut di tahun 546 pada umur 64 tahun. ia mengatakan bahwa sumber segala sesuatu itu bukanlah Air. DAn ini jelas membantah pendahulunya. Anaximander menganggap bahwa sumber segala sesuatu berasal dari satu substansi asali yang bukan air atau bukan substansi lain manapun yang kita ketahui. Substansi itu tak terbatas, abadi dan tak disentuh oleh usia dan substansi itu “melingkupi seluruh galaksi”. Anaximander saat itu sudah beranggapan bahwa dunia kita ini hanyalah satu dari sekian bayak dunia. Substansi yang asali itu di ubah menjadi pelbagai substansi yang kita kenal, lalu substansi-substansi itu saling bertransformasi menjadi substansi yang satu dengan yang lainnya. Anaximander mengatakan dan ini perlu di perhatikan dengan baik-baik.
“ Untuk menjadi sesuatu, sesuatu yang lain yang berasal darinya mesti meningkatkan diri, dan substansi-substansi itu harus musnah sekali lagi, sebagaimana yang sudah di takdirkan, sehingga bisa menyempurnakan dan memuaskan datu sama lain berdasarkan keadilannya, sesuai dengan pengaturan waktu.”
Gagasannya mengenai keadilan amat sukar diartikan oleh manusia modern. Anaximander beranggapan mestinya ada api, tanah dan air dalam takaran tertentu di dunia, namun masing-masinh unsur itu (yang di konsepsikan sebagai dewa) terus menerus berupaya memperbesar kerajaannya sendiri. Tapi karena hukum alam yang niscaya senantiasa mengembalikan keadilan. Konsepsi mengenai keadilan adalah salah satu keyakinan orang Yunani yang paling mendalam dan luas. Bahkan Dewa-dewa yang abadi mesti tunduk pada keadilan. Bisa jadi keadilan ini adalah Tuhan yang maha kuasa.
Menurut Aristoteles, Anaximader mengatakan bahwa unsur-unsur yang telah dikenal itu saling beroposisi. Udara sifatnya dingin, air sifatnya basah, dan api sifatnya panas. “ mereka masing-masing memiliki sifat yang berlawanan. Jika salah satunya adalah substansi yang asali maka substansi yang lain akan tergerus dan musnah. Maka mesti ada substansi yang melingkupi ketiganya yang bersifat netral ditengah perselisihan itu”.
Anaximander meyakini arche mustahil berbentuk materi yang bisa di temukan manusia seperti air, api, tanah, udara atau apapun, bahkan meski dalam bentuknya yang paling murni, arche melainkan sesuatu yang independen strukturnya maupun bentuk dari materinya. Dari Apeiron ( tak terbatas) inilah alam semesta tercipta, dan dalam dirinya sudah mengandung prinsip pertentangan untuk membuat semesta berdinamika dan mengembang, sehingga dari sinilah, manusia dapat merasakan “ketidak adilan” dan alamiahnya, dia akan meminta rstitusi atau kompensasi tas penderitaannya itu kepihak yang sudah membuatnya demikian.
Di luar pembahasan mengani substansi itu. Anaximander memiliki minat keingintahuan yang besar. menurut legenda dia adalah orang pertama yang membuat dunia ini masuk kedalam kertas atau disebut saja sebuah peta. Saat itu ia berpendapat bahwa bumi itu berbentuk Silinder. Dan matahari itu sama bentuknya dengan Bumi dengan dua puluh delapan kai lipat besarnya. Temuannya yang lain dan terkenal adalah gnomon, sebuah penunjuk jam dan musim yang berbentuk piringan yang di sekeliling lingkarannya di beri skala dan angka, dn di tengahnya di taruh sebuah kayu yang tegak lurus.
Sumber : Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

                 Simon Blackburn, Kamus Filsafat, Yogyakarta: Pustaka Pleajar, 2013.
Read More

Biografi Thales ( Bapak Filsafat Yang Jenius )

BIOGRAFI THALES ( BAPAK FILSAFAT YANG JENIUS)


jika seorang Filosof mau kaya, dia akan dengan gampang memiliki kekayaan itu. Hanya saja              mereka memiliki ambisi ka arah yang lebih mulia.”

Sebuah Ringkasan dari Sejarah Filsafat Barat, Bertrand Russel

Setiap seorang pemula filsafat yang akan mempelajari filsafat atau seorang yang sudah menjadi penikmat Filsafat selalu menyebutkan Thales yang mengatakan bahwa air adalah sumber dari segala sesuatu sebagai awal mula filsafat. Ia pun disebut juga sebagai bapaknya filsafat dan itu tak dapat di pungkiri bahwa peranannya terhadap Filsafat amatlah berharga.

Thales lahir di sebuah daerah bernama Miletus di tahun 624 SM-546 SM, sebuah Daerah yang saat itu sedang berlangsung pertarungan miris kelas yang mempertemukan antara kaum budak dengan kaum kelas atas. Kaum budak yang tak ingn ditindas menindas kaum bangsawan. Dan kaum bangsawan yang memiliki kekuatan ekonomi mambalas dengan pembalasan yang lebih keji. Saat itu Miletus memang sedang mengalami konflik ditengah kemajuan ekonomi dan politik di abad 7-6 SM. Yang kemudian di tangan Cyrus Ekonomi Yunani menembus Gurun Mesir.

Pada tahun 585 SM. Thales telah menunjukkan kejeniusannya dengan keberhasilannya membuktikan ramalan Gerhana mataharinya yang saat itu belum ada yang mampu meramalkannya dengan tepat. Memang sudah ada sekelompok Astronom di Babilonia yang telah mampu meramalkan terjadinya gerhana bulan dengan tepat selama siklus kira-kira 19 tahun. namun untuk meramalkan gerhana matahri mereka mendapat kesulitan dengan alasan bahwa fakta mengatakan gerhana matahari hanya bisa disaksikan di satu tempat tapi tidak untuk tempat yang lainnya.

Hitungan matematika yang dimiliki oleh Thales menurut legendanya berhasil ia dapatkan lewat lawatannya ke Mesir yang memberinya ilmu Geometri. Lewat ilmu itu Thales telah mampu  menghitung jarak sebuh kapal di laut berdasarkan sebuah observasi yang di lakukan di dua tempat di daratan. Dan ia dengan cerdiknya menghitung tinggi piramida tanpa mendakinya. Hanya menghitung berdasarkan panjangnya bayanagan piramida itu.

Thales adalah salah satu dari Tujuh Orang Bijak Yunani, yang memiliki pernyataan yang bijak, Thales sendiri menurut kisah tradisi, membuat pernyataan bahwa “ yang terpenting dari segalanya adalah Air”.

Pernyataan bahwa segala sesuatu terbuat dari air bisa di anggap sebagai hipotetis ilmiah yang jauh dari kata Tolol. Karena memang terbukti dizaman ini dengan di terimanya pandangan bahwa segala sesuatu terbuat dari hidrogen, yang dua pertiganya adalah air. Thales banyak di jadikan rujukan bagi para penerusnya di Miletus meski ilmu pengetahuan dan filsafat Thales masih sangat murni namun mampu merangsang pemikiran dan Observasi.

Aristoteles dalam Politics memiliki kisah menghibur mengenai Thales.


Ia mengkisahkan “ ia di cemooh karena miskin, dan filsafat yang ia jadikan sebagai pekerjaan tak mampu membuatnya menjadi orang yang kaya. Kata orang sekitarnya filsafat itu tidak berguna. Namun dengan kejeniusannya mengenai filsafat perbintangan, Thales mengetahui jika tahun depan akan terjadi panen buah Zaitun yang berlimpah meski sedang terjadi musim dingin. Dengan uang yang sedikit ia pergi membeli sebuah alat pengolah buah Zaitun di Chios dan Miletus yang ia tawar dengan harga yang rendah yang tak ditolak sama sekali. saat musim panen tiba orang-orang tak memiliki persiapan apapun untuk memanen buah Zaitun karena mereka tak tahu. Dari kesempatan inilah Thales muncul diantara mereka dan menjual kembali alat pengolah buah Zaitun. tapi karena bijaknya ia menjualnya dengan harga yang suka rela. Dari kisah ini Thales membuktikan jika seorang Filosof mau kaya, dia akan dengan gampang memiliki kekayaan itu. Hanya saja mereka memiliki ambisi ka arah yang lebih mulia.”
Read More

Minggu, 27 September 2015

Bertuhan Tanpa Agama

Bertuhan Tanpa Agama

            Salah satu tema yang sering menjadi objek pembicaraan ialah mengenai masalah agama. Kehidupan manusia yang tak terlepas dari berbagai perbedaan dan berujung pada konflik berkepanjangan diawali dari masalah agama. Menurut  sebagaian teoritikus agama adalah produk dari budaya primitif. Namun bila dikaitkan dengan teori yang mengatakan bahwa agama itu berasal dari tuhan, terjadi sebuah perbedaan. Padahal perbadaan tersebut hanya terlihat pada bentuknya saja, tidak pada esensinya. karena semua agama memiliki tujuan yang sama, yaitu “Tuhan”. Tapi karena para pengikutnya yang memiliki pemahaman yang dangkal hingga melahirkan suatu perpecahan dan berujung pada pertengkaran.

            Berbicara mengenai agama maka akan menjurus kepada persoalan keimanan atau keyakinan. Dimana keimanan merupakan agenda pokok dalam ajaran agama yang selalu menuntut hal-hal yang pasti dan mutlak. Dan kemutlakan dalam ajaran agama selalu bersifat supernatural yang tidak terjangkau oleh kekuatan akal/rasio (nonempirik). Namun kemutlakan yang irrasional tersebut tidak menjadi penghalang bagi para agamawan. Manusia yang terlahir dalam lingkungan yang beragama secara otomatis akan menganut agama tersebut tanpa sebuah proses pemikiran dan analisis. Dan berujung pada fanatisme dan eksklusivisme beragama. Yang pada akhirnya memunculkan sebuah hipotesa yang saling menkritisi dan menyalahkan antar umat. Dari hipotesis tersebut lahir sebuah implikasi bahwa agama hanya merupakan paham yang menuntun manusia pada konflik berkepanjangan.

            Persoalan agama tidak terlepas dari pembahasan masalah eskatologis, yang menjadi acuan manusia dalam beribadah. Konsep ketuhanan, hari pembalasan, dan kematian merupakan ajaran primer yang mesti diyakini kaum agamawan. Hari pembalasan kadang kala menjadikan manusia bernostalgia pada keindahan taman surge, yang sangat bertentangan dengan kehidupan duniawi yang penuh dengan bencana alam dan penindasan. Terlepas dari masalah tersebut konsep ketuhanan merupakan hal primordial dalam keyakinan agama. yang bila dianalisis dengan akal sehat Tuhan terkesan berada di balik tabir dan meminta manusia untuk mencarinya. Sementara itu manusia dari tahun ketahun, abad ke abad selalu mencari-Nya. Dan belum ada yang menemukan-Nya. Ribuan tahun manusia berdialog, berantem, dan berperang dalam sebuah kompetisi keagamaan untuk menemukan sebuah kebenaran tuhan.


            Karena kompetisis tersebut yang berlansung sepanjang sejarah, sehingga melahirkan berbagai kelompok-kelompok yang mengaku memiliki tuhan, dekat dengan tuhan, menganggap ajarannya yang paling benar dan menyalahkan kelompok lain. Peristiwa ini akan terus berkembang dan melahirkan kelompok hingga pada akhirnya stagnan pada satu titik kepalsuan tanpa menemukan Tuhan. Karena pada dasarnya kelompok ini hanya melihat  dengan pandangan sosialis-horizontal tanpa menengok kepada hubungan vertikalnya. Fenomena ini mengilustrasikan bahwa tuhan merupakan hadiah didalam sebuah kompetisi. Yang kuat dan hebatlah yang bersama tuhan dan yang lemah akan menjadi bulan-bulanan. Pada akhirnya timbul sebuah hipotesa bahwa tuhan hanya sebagai kambing hitam dari agama.

            Secara intuitif Tuhan yang menjadi tujuan hidup tidak berpihak kepada yang hebat atau yang lemah. Namun Dia berada didalam jiwa-jiwa yang mampu menghadirkan dan mengadakan Zat-Nya. Zat Tuhan akan terasa bila kemampuan manusia dalam ber-Takhalli, tahalli, dan tajalli dilakukan dengan sempurna. Ibarat sebuah cahaya senter yang diarahkan kepada cahaya matahari, penyatuan cahaya tersebut merupakan analogi dari penyatuan ke-aku-an kami tanpa ikatan agama apapun dan hanya terikat oleh kekuatan “kita” diatas singgasana kerajaan langit dan bumi.


Read More

Sabtu, 26 September 2015

Filsafat Kiri: sebuah definisi pengantar

Pemikiran kiri
Kilas definisi
                Kata atau istilah kiri adalah sebuah bentuk kata yang telah disepakati sebagai lawan dari kata kanan, lawan dari arah kanan, lawan dari sebelah kanan, dan kanan kanan yang lainya. Namun dalam tulisan ini kita akan mengarahkan dan mengaitkan “kiri” ke dalam ranah pemikiran. Pemikiran seperti apa yang dimaksud. Berikut akan coba kami paparkan. Dengan harapan semoga pembaca tidak terpuaskan.
filsafat kiri
Nietzsche
Kata “Kiri” akan menjadi kata kunci pada pembahasan ini. Kata kiri yang bila disematkan kedalam pemikiran akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Bukan hanya karena gagasan yang di kandungnya menantang, melawan, beraroma revolusiner, sekaligus merusak padangan yang di anggap establishment, tetapi karena ia memainkan peran yang signifikan sebab ide ide besar yang merubah keadaan.
Jika kita menengok dalam sejarah. Pemikiran kiri sering kali bersentuhan dengan kritik terhadap ideologi atau situasi yang ditetapkan dan di mapankan oleh kekuatan yang mendominasi. Kemudian menjadi ciri tersendiri ketika berada dalam zona pemikiran yang mengusung revolusi seperti marxisme, komunisme dan lain lain.
Mungkin tak salah jika penulis mencoba menjudge bahwa banyak kalangan yang memberikan citra buruk pada “kekirian” atau istilah kerenya stigmatisasi. Sebagai contoh syekh siti jenar yang di anggap menyimpang karena pemikiran pemikiranya. Atau indonesia misalnya pada april 2001 tragedi pembumi hangusan buku buku yang berbau kekirian.
Kesalahan cara perlawanan terhadap pemikiran menjadi kaca mata instropeksi diri bagi kita. Perlawanan terhadap pemikiran kiri tak seharusnya di lakukan dengan pembakaran buku –buku kiri. Tidak melalui tindakan fisik. Jika memang ingin melawan pemikiran kekirian seharunya di lakukan dengan menggunakan argumen pembelaan dalam bentuk buku juga. Seperti halnya yang pernah terjadi antara al-Gazali dan Ibnu Rusyd.
Hal ini sesuai dengan ungkapkan franz magnis suseno bahwa fenomena ini adalah tindakan fisik yang di lakukan untuk membungkam pemikiran yang tak mampu di lawan dengan fikiran, terutama di abad 20 ini. Ini menjadi teguran telak bagi kita, membuktikan bahwa tindakan yang demikian menjadi bukti minimnya pemahaman masyarakat akan keberagaman pemikiran. Juga terjadinya pemahaman yang  fatal akan pemikiran kiri.
Kemungkinan lain terdapat judgement yang keliru atas anggapan bahwa pemikiran yang berlawan dengan arus adalah sesuatu yang salah. Dan parahnya juga pemikiran kiri divonis sesat dan tak pantas. Padahal hal yang demikian belumlah tentu. pemikiran yang keluar dari pemikir (kiri) pada dasarnya dapat di jadikan sebagai bahan evaluasi dan penelitian. Semisal saja, mungkin dalam pemikiran yang dominan terdapat kepentingan yang tersembunyi dan itu patut untuk di curigai.
Pembongkaran seperti itu jelas dapat membahayakan pihak yang berkaitan. Bukan saja menghancurkan pilar yang telah lama dibangun tetapi juga dapat merekonstruksi keadaan kedaan formal secara efektif dan manipulatif.
Salah satu permasalahan lain adalah logosentrisme yaitu suatu ikhtiar untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang terlalu dipusatkan dan diseragamkan. Dengan kata lain bisa di sebut sebagai sentralisasi kebenaran. Sehingga hanya terdapat satu pintu. Dan targisnya jika kebenaran monolistik itu mengatasnamakan kekuatan, kekuasaan, ideologi atau gelar(seperti doktor, profesor) menjadi sebuah kepentingan yang hanya memusatkan diri sebagai satu satuya kebenaran.
Atau mungkin saja ada benarnya jika kita coba menariknya ke lingkungan akademik. Misalnya kebenaran ilmiah yang tampak dimonopoli oleh kalangan doktor dan profesor. Penulis pernah sekali mengikuti uji penelitian untuk gelar doktor seorang dosen. Di hadiri oleh tim penguji, setidaknya ada tiga profesor penguji dan satu orang doktor.
Kritikan dan kesalah (menurut penguji) dalam beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian tidak bisa di tolelir dan harus di ulangi. Sampai disitu saja. Mungkin yang mereka(penguji) anggap sebagai kesalahan justru membuka jalan baru bagi dunia penelitian. Tidak monoton dan memakasakan. sehingga yang tampak adalah monopoli kebenaran. Mungkin saja tak jarang dunia akademik sering di sesaki oleh guru besar yang masih suka mengklaim membuat kalim kebenarana secara monolitik.(hanya sebagai contoh saja, wallahu’alam)
Sebenarnya model monopoli kebenaran adalah salah satu bentuk pembelengguan kreativitas dan inovasi bagi realitas lain yang boleh saja berbeda.

Sebegai penutup, bahwasanya pengetahuan yang muncul dan keluar dari mainstream yang dominan tidak selamanya berada track yang salah. Juga pengetahuan yang dominan tidak serta merta menjadi kebenaran yang sesungguhnya. Jika kita masih berfikiran salah, maka kita sebenarnya masih terjebak dogmatisme pemikiran dan pengetahuan. Mengutip ungkapan dari paul natorp: segala kebenaran maunya ditemukan, dinyataan dan juga di benarkan; kebenaran itu tidak memerlukan hal itu. Karena dia lah yang menunjukan apa yang  diakui benar dan harus di lakukan.
Read More

Rabu, 23 September 2015

cerpen filsafat. Mengejar Mimpi Impian bersama Filsafat.

Mengejar Mimpi Impian bersama Filsafat

Sore hari, pas pukul lima  sore dimana anak kecil masih bermain diluar rumah. Bermain riang tak mempedulikan waktu telah berlalu tepat pukul lima sore. Anak kecil itu pun terkejut tatkala sang ibu memanggil untuk pulang ke rumah. Anak kecil itu pun berpaling dari tempat dimana ia bermain tadinya.

 Tibalah ia dirumah, entah apa yang harus ia lakukan setiba di rumahnya. Ia pun terdiam. Sang ibu pun mengajaknya ke kamar mandi, yaaah… apa lagi kalau tidak membersihkan diri dari seharian diluar rumah main, pastinya semua tubuh kotor.  Sementara itu, di dalam dia bermain busa dari sabun mandi yang ia gunakan. Ia terus saja membuat gelembung-gelembung sabun itu, ia membanyangkan bahwa ia berada di alam terbuka, dimana disana ia bersama bunga-bunga air bergemercik indah, air mengalir dari atas bebatuan yang begitu indah, hanya dia yang disana ditemani hewan-hewan yang lucu, bermain bersamanya didalam kolam air terjun itu. Semantara ke asyikan berhayal sang ibu pun memangilnya untuk menyudahinya. Ia pun sontak terkejut, khayalan pun terputus. Sayangnya ia tak sempat melanjukan impian itu.

 Di dalam kamarnya yang sempit itu, ia membayangkan bahwa ia berada dikamar sang putri. Dimana gaun-gaun yang indah berjejer di lemari besar dengan sepatu-sepatu yang cantik nan indah, ia pun menari-nari sendiri tak sadar ia bernyanyi sendiri. Saat itu, iapun tersadar bahwa itu semua hanyalah impian yang takkan terwujudkan sampai kapanpun itu. Ia pun merenung,’andaikan itu kenyataan, betapa bahagianya aku saat ini?, entahbagaimana rupaku,’

Ia sadar apa yang ia impikan itu hanya imaji2 yang tak boleh ia pikirkan.

Namun ia berpikir, ‘kitakan di ciptakan jadi apa saja bisa terjadi kalau kita mau untuk mewujudkannaya….? Bukan?’. Ini awal dari kehidupannya…..

             Di awalinya dengan memikirkan hal-hal yang tak ia mengerti, di umur yang masih sangat-sangat belia. Yah… tepatnya umur 7 tahun dimana anak-anak seumuran dia mana mungkin  memikirkan hal-hal yang bukan kapasitasnya. Pastinya ia pun tak menyangka bahwa di umurnya yang sangat muda ini, ia memikirkan hal-hal itu. Tak adil rasanya hanya dirinya yang mampu memahami apa yang ia inginkan.tak ada yang mempedulikannya. Mereka hanya terpukau dengan kecantikanya yang di wariskan dari ayah dan ibunya. Ia pun merasa aneh dengan stepmen tentang dia. Merasa paling cantik?.. oooh tidak ia menyadari itu, ia merasa aku sama halnya dengan yang lain.

            “umurku yang saat ini memasuki 7th, apa yang harus aku lakukan?” Ia bertanya pada dirinya.

            “dan untuk apa aku harus bersekolah,dan datang duduk mendengarkan cramah yang belum tentu aku mengerti atau masuk akal bagiku?, jujur aku hanya ikut2an dengan temanku,”

            Aku hanya ikuti apa mau dari orang tua dan kakekku sendiri. Tanpa aku tahu sebabnya, aku datang ke gedung itu mengenakan baju putih rok merah dan kerudung yang senada dengan rok ku. Aneh aku berpakaiaan rapi, layaknya seorang anak konglomerat. Pantas saja aku cucu kesayangan kakek ku, aku di beri peralatan sekolah yang serba lengkap dan waw… aku tinggal jauh dari orang tua ku.ada hal yang membuatku terpisah dengan orang tuaku. Akupun tak tau karena aku tak pernah diberi tahu. Pada akhirnya aku menerimanya. Di sekolah, aku yang tak tau apaapa hanya bisa bermain dan bercengkrama dengan kawan-kawan lainya. Aku merasa ada yang salah dalam diriku. Entah apa itu, aku merasa aku membutuhkan sesuatu yang lain untuk melengkapinya tapi naas aku tak mengetahuinya.

            Lamban laun aku pun mengerti apa yang menjadi kebutuhan ku itu. Aku menemukan kata yang tak ku tau dari mana aku menemukanya. CINTA, SAYANG, KASIH. Itulah yang aku butuhkan, tapi…. Dari mana aku bisa menemukannya? apakah aku harus menelusiri dunia satu persatu dalam ruang waktu?

SERIAL….


Read More

Memaknai Idul Adha secara filosofis


Idul Adha, idul Qurban atau lebaran Haji.  Semuanya memiliki sebutan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama, yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT. Idul Adha disebut juga sebagai hari raya Qurban. Karena umat muslim dianjurkan untuk berkurban setelah melaksanakan sholat idul Adha untuk mengingat kembali akan ketaatan seorang khalilullah Nabi Ibrahim  saat ingin menyembelih anaknya nabi Ismail. Idul Adha juga di sebut sebagai lebaran haji, karena perayaan Idul Adha bertepatan dengan wukufnya jamah haji di padang Arafah.
Jika kita tangkap secara filosofis idul Adha kita sebut juga sebagai hari raya berkurban diri. Diri manakah yang di maksud. Ialah diri kebinatangan yang menghalagi cinta yang ada di dalam diri kita. Sebagaimana ketika Allah menguji cinta kekasihnya dengan memerintahkannya untuk menyembelih Ismail anak kesayangannya. Ibrahim tentu saja berpikir keras mengenai perintah itu. Namun dia berkesimpulan cinta kepada Tuhan harus di atas segalanya. Maka menurut legenda ketika parang sudah hampir menyentuh leher Ismail. Allah menggantinya dengan seekor domba. Dan kemudian Domba itu dilambangkan sebagai sifat kebinatangan yang ada di dalam diri manusia.
Perhatikanlah. Ketika Ismail di jadikan alat untuk menguji ketauhidan seorang Ibrahim. Berjuta hikmah yang bisa di petik dari kisah itu. Mulai dari, ketaatan nabi Ibrahim kepada Tuhannya, keimanan seorang Ismail kepada Tuhannya. Ketiak ia percaya 100 % akan mimpi ayahandanya. Kasih sayang seorang ibu yang merelakan anaknya menjadi calon martir. Bahwa buah dari keimanan adalah kasih sayang Tuhan.
Namun hakikat dari idul Adha, adalah semata-mata Tauhid. Kita di anjurkan untuk menyembelih hewan kurban, semata-mata karena Tauhid. Para jamaah haji wukuf di Arafah yang bertepatan dengan Idul Adha juga karena ketauhidan dirinya kepada Allah Swt. Memilih diam di sana untuk bertauhid dan berhenti sejenak dari eksistensi yang melambangkan pula bahwa manusia akan berhenti sejenak (mati) dan melanjutkan ke eksistensi yang lainnya.
Kita berkurban juga bukan untuk menunjukkan diri bahwa kita mampu untuk berkurban. Tetapi sebaliknya semakin kita mampu untuk berkurban semakin kita merasa tidak berdaya di hadapan Tuhan. Semakin kita harus berserah diri di hadapan adi daya Tuhan.
Idul Adha, bukan hanya semata-mata hanya untuk Tuhan. Idul Adha juga mendidik manusia untuk memperbaiki hubungannya dengan manusia lainnya. Dengan berkurban kita mendekatkan kesenjangan yang terjadi di kehidupan sosial. Yang tidak mampu, kita berikan hewan kurban. Maka hewan kurban amalnya menuju Tuhan sedangkan dagingnya menuju pada manusia untuk mempererat tali silaturahim.
Idul Adha yang jika di maknai secara filosofis. Mestinya menjadikan manusia kembali berdialektika dan kembali menyelam kedalam dirinya. Bahwa dirinya itu terdiri dari cinta dan permusuhan. Idul Adha mendidik kita bahwa dengan menyembelih permusuhan (kebinatangan) maka akan membuat cinta kita menyebar kepada sesama dan kepada Tuhan.

Dengan Ini A-filsafat.blogspot.com mengucapkan selamat hari raya idul Adha. Semoga kita berhasil menyembelih kebinatangan kita dan menghidupkan cinta kita.
Read More

Puisi cinta. eroz philos agave

puisi cinta


Tanpa ku sadar cinta eroz meliputiku
Terselubung oleh nafsu ‘cinta karena’
Ku Pentingkan substansi nafikan esensi
Terjebak tirani cinta dalam ilusi

Pada akhirnya ku temukan philos murni
Dari silogisme hingga dialektika
Berbaur dalam premis premis
Yang mereka katakan ontologia cinta
Mengangkat derajat aku dan kamu menjadi kita
hingga ku anggap diriku sang pencinta

Ku resapi atom atom cinta itu
Samar samar epistimo philos semakin merekah
Marjinalkan paralogia akal
Hingga yang tersisa hanyalah esensia Agave

Aku melihanya Dia dalam gelap
Aku melihat Dia dalam kebaikan
Aku melihat Dia dalam ke-meta-an
Paripurnakan kausa estetika
Dan tanpa sadar ku jumpa mistika area
Mungkin itulah ‘cinta walau’ bukan ‘Cinta Karena’
Cinta sejati ‘mahabbah’
Read More